Share to:

 

Tomy Yunus

Tomy Yunus
Tomy Yunus 2018
Lahir27 Juli 1986 (umur 38)
Indonesia Belinyu, Bangka Belitung, Indonesia
KebangsaanIndonesia Indonesia
AlmamaterBina Nusantara University, Indonesia
Renmin University of China, Beijing
Dikenal atasPendiri dan Direktur Utama (CEO) Cakap

Tomy Yunus (lahir di Belinyu, 27 Juli 1986; umur 36 tahun) adalah seorang pengusaha.[1] Tomy Yunus merupakan seorang alumni Universitas Bina Nusantara dan Universitas Renmin Cina-Beijing. Saat ini dikenal sebagai salah satu Co-Founder dan juga Chief Executive Officer yang memimpin perusahan startup di bidang pendidikan bahasa dan teknologi Squline yang sekarang sudah berganti nama menjadi Cakap.

Biografi

Tomy Yunus Tjen, yang biasa dipanggil Tomy,[2] melihat keterbatasan bahasa menjadi kendala nyata dalam dunia kerja saat ini. Mengawali karier sebagai Project Manager di Pactera dan Penguji Kinerja Perangkat Lunak di hiSoft Technology International Ltd, Beijing Cina, ia menyadari betapa pentingnya menguasai bahasa setempat untuk pengembangan karier pada saat itu.

Berbekal Pendidikan sarjana di bidang Computer Software Engineering dari Universitas Bina Nusantara (BINUS) dan Master di bidang Ekonomi dari Renmin University of China-Beijing [3] Pria yang dapat berbicara dalam 3 bahasa ini kemudian tergerak untuk mengembangkan aplikasi belajar online atau biasa disebut dengan istilah e-learning untuk mengatasi hambatan dalam mempelajari Bahasa Asing dengan tujuan mempersiapkan tenaga kerja untuk menghadapi persaingan ekonomi global melalui kemahiran berbahasa. Tomy bertekad untuk memberikan dampak signifikan secara positif bagi orang-orang di Indonesia bahkan seluruh dunia melalui pendidikan dengan mendirikan Squline pada tahun 2014.

Pengembangan ide Aplikasi Squline berawal dari dorongan untuk mempraktikan dan berlatih bahasa yang dipelajari dalam kehidupan sehari-hari secara langsung dari penutur asli (native). Melalui aplikasi online, belajar langsung dari penutur asli dapat diwujudkan dengan lebih praktis dan ekonomis. Tahun 2019, Tomy memutuskan mengganti nama Squline menjadi Cakap sebagai bentuk komitmennya untuk terus tumbuh dan fokus dalam menciptakan dampak sosial bagi masyarakat Indonesia.[4]

Saat ini, lebih dari dua juta pengguna telah berhasil meningkatkan kemampuan berbahasa Mandarin, Korea, Jepang, Inggris dan Bahasa Indonesia dengan bantuan dari 60 pengajar bersertifikat yang tergabung dalam platform Cakap. Dengan inovasi ini, Cakap telah meraih berbagai penghargaan, antara lain: Penghargaan Rekor MURI Sebagai Aplikasi Daring Pertama Belajar Bahasa Dengan Interaksi Dua Arah Secara Langsung di Indonesia,[5] Pemenang Singtel Future Makers 2018 , Evangelist Telkomsel The Nextdev Academy 2018, Indonesian Pavilion (Archipelageek) SXSW Austin Texas 2018 , Indonesian Pavilion (Archipelageek) InnoVex Taiwan 2018,[6] Indonesian Pavilion (Archipelageek) CeBIT Sydney 2018,[7] G Startup Worldwide GMIC Indonesia - The Global Mobile Internet Conference 2017 , dll.

Di tahun 2022, Tomy bersama dengan jajaran leaders Cakap lainnya berpartisipasi dalam acara Indonesia Pavilion di World Economic Forum (WEF) 2022 yang berlangsung di Davos, Swiss. Melalui acara ini Cakap mempertunjukkan prototipe terbarunya yaitu Meta course yang memadukan teknologi metaverse dan pendidikan berkualitas guna memberikan pengalaman belajar yang lebih mendalam dan optimal. Upaya ini sejalan dengan Presidensi G20 Indonesia yang berfokus pada pemulihan ekonomi nasional.[8]

Pendidikan

  • Bina Nusantara University (BINUS) (2005 - 2009)
  • Beijing Language Culture College (2009 - 2010)
  • Renmin University of China (2010 - 2012)

Penghargaan

  • Runner Up GIST (Global Innovation through Science and Technology) 2014 [9]
  • Runner Up The Global Mobile Internet Conference 2017 [10]
  • 1st Winner NextDev Competition In Education Category 2017 [11]
  • Telkomsel The NextDev Academy 2018 [12]
  • Winner Singtel Future Makers 2018 [13]
  • Terpilih sebagai One of the Most Impactful Startups di NextIcorn 2019
  • Rekor MURI sebagai Aplikasi Belajar Dua Arah Pertama di Indonesia, 2019
  • Mencetak pertumbuhan jumlah murid hingga lebih dari tujuh kali lipat di tahun 2021 [14]
  • Showcase protipe Meta course di Davos, Swiss di Indonesia Pavilion, WEF 2022
  • Terpilih sebagai Startup Terfavorit di sektor Education Technology di G20 Digital Innovation Network 2022 [15]
  • Membekali program upskilling bagi pekerja sektor pariwisata di Destinasi Super Prioritas Danau Toba, Sumatera Utara [16]

Referensi

  1. ^ https://mediaindonesia.com/read/detail/166257-tomy-yunus-belajar-bahasa-tanpa-kendala-jarak
  2. ^ "Salinan arsip". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2019-11-01. Diakses tanggal 2019-11-01. 
  3. ^ https://id.linkedin.com/in/tomy-yunus-b54a3458[pranala nonaktif permanen]
  4. ^ https://akuratnews.com/tingkatkan-sdm-squline-berganti-nama-menjadi-cakap/
  5. ^ http://muri.org/aplikasi-daring-pertama-belajar-bahasa-dengan-interaksi-dua-arah-secara-langsung/[pranala nonaktif permanen]
  6. ^ "Salinan arsip". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2019-11-01. Diakses tanggal 2019-11-01. 
  7. ^ https://swa.co.id/swa/trends/bekraf-kirim-delegasi-ke-pameran-teknologi-di-australia
  8. ^ https://www.thejakartapost.com/adv/2022/05/23/edtech-cakap-take-part-in-indonesia-pavillion-wef-2022-commits-to-economic-recovery.html
  9. ^ https://id.techinasia.com/7-startup-gist-startup-boot-camp-indonesia
  10. ^ https://id.techinasia.com/tiga-finalis-gmic-indonesia-2017
  11. ^ https://www.goodnewsfromindonesia.id/2017/12/01/keren-inilah-empat-aplikasi-terbaik-kompetisi-nextdev-2017
  12. ^ https://www.telkomsel.com/en/about-us/news/cekmata-squline-karapan-and-marlin-booking-become-best-telkomsel-nextdev-2017
  13. ^ "Salinan arsip". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2019-11-01. Diakses tanggal 2019-11-01. 
  14. ^ https://www.asiaone.com/business/online-learning-platform-cakap-recorded-7-fold-increase-number-students
  15. ^ https://www.antaranews.com/berita/3106117/raih-penghargaan-di-g20-edtech-cakap-wakili-indonesia-di-ajang-digital-innovation-network
  16. ^ https://www.antaranews.com/berita/3172401/edtech-cakap-bantu-sektor-pariwisata-di-danau-toba-bertahan-dan-bangkit-dari-pandemi
Kembali kehalaman sebelumnya