Ular karbon
Ular karbon adalah sebuah demonstrasi reaksi dehidrasi gula oleh asam sulfur terkonsentrat. Dengan asam sulfur terkonsentrat, gula meja tergranulasi (sukrosa) menunjukkan reaksi degradasi yang mengubah bentuknya menjadi campuran padat-cair hitam.[1]. Eksperimen ular karbon bisa disalahpahami sebagai ular hitam, "ular gula", atau reaksi "ular terbakar", semua nama itu menggunakan natrium bikarbonat daripada asam sulfur. PenjelasanAsam sulfur terkonsentrat bisa membuat reaksi dehidrasi dengan gula putih. Setelah tercampur, warnanya berubah dari putih menjadi kecokelatan dan perlahan-lahan akan berubah menjadi hitam. Ekspansi dari campurannya merupakan hasil dari penguapan air dan CO2 didalam tempatnya. Gasnya mengembangkan campurannya untuk membuat sebuah bentuk mirip dengan ular, dan memberikan bau gula terbakar.[1] Granularitas dari gula yang dipakai sangat mempengaruhi reaksinya: bubuk gula bereaksi sangat cepat, tapi gula berbentuk kubus memerlukan lebih banyak waktu untuk bereaksi.[2] Ketika sukrosa didehidrasi, kalor diberikan ke ruang sekitarnya dalam reaksi eksotermik, sementara grafit dan air dibuat dari penguraian gula tersebut:[3]
Ketika asamnya mengurai sukrosa, air yang telah dibuat akan menetralkan asam sulfurnya, mengeluarkan energi dalam bentuk kalor.
Eksperimen AlternatifParanitroanilin bisa digunakan daripada gula, jika eksperimennya dilakukan di dalam sungkup asap.[4] Dengan metode ini fase reaksi sebelum ular hitam terlihat akan menjadi lebih lama, tapi setelah selesai, ular hitamnya naik dari tempatnya dengan sangat cepat.[5] Reaksi ini bisa menimbulkan ledakan jika digunakan terlalu banyak asam sulfur.[6] Lihat Pula
Referensi
Pranala luarWikimedia Commons memiliki media mengenai Carbon snake.
|