Usman Hamid
Pada 1999, Usman masuk ke dalam perwakilan mahasiswa dalam Tim Delegasi Polisi dan Militer untuk misi uji balistik ke Montreal, Kanada. Pada 2001, ia ditunjuk Komnas HAM menjadi sekretaris Komisi Penyelidik Pelanggran HAM Trisakti, Semanggi I dan II untuk mengusut insiden penembakan mahasiswa pada 1998-1999. Pada November 2004, Usman dilibatkan dalam tim delegasi Polri untuk misi forensik ke Belanda. Usman Hamid juga menjadi sekretaris Tim Pencari Fakta kasus almarhum Munir yang dibentuk oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono pada 23 Desember 2004.[4] Usman, melalui Amnesty International, menolak putusan pemecatan terhadap setidaknya 15 anggota TNI yang diduga menjadi bagian kelompok Lesbian, Gay, Biseksual dan Transgender (LGBT).[5] PendidikanUsman menyelesaikan studi sarjananya di Fakultas Hukum Universitas Trisakti pada 1999. Pada 2016, ia menyelesaikan pendidikan S2 di Department of Political and Social Change, The Australian National University, Australia.[3] Referensi
|