Volvo Cars
Volvo Cars (bahasa Swedia: Volvo personvagnar), ditulis sebagai VOLVO, adalah sebuah merek mobil asal Swedia. Perusahaan ini berkantor pusat di Torslanda, Gothenburg, Swedia. Perusahaan ini memproduksi dan memasarkan SUV, station wagon, hatchback, sedan, dan sedan eksekutif kecil. Volvo Group didirikan pada tahun 1927 sebagai anak usaha dari produsen laher, SKF. Saat AB Volvo mulai melantai di Bursa Saham Stockholm pada tahun 1935, SKF menjual sebagian besar saham AB Volvo yang mereka pegang. Mobil buatan Volvo dipasarkan sebagai mobil yang aman, kokoh, dan handal, sembari menekankan budaya dan rancangan khas Swedia. AB Volvo dan Volvo Cars telah menjadi dua perusahaan yang terpisah sejak AB Volvo menjual Volvo Cars ke Ford Motor Company pada tahun 1999. Pada tahun 2010, Volvo Cars menjadi anak usaha dari Geely Holding Group asal Tiongkok. AB Volvo dan Volvo Cars masih memakai logo yang sama, dan menjalankan Museum Volvo bersama-sama. Dengan sekitar 2.300 diler milik sekitar 100 perusahaan penjualan di seluruh dunia, pasar terbesar Volvo Cars adalah Tiongkok, Amerika Serikat, Swedia, Britania Raya, dan Jerman.[2][Verifikasi gagal] Sebagian besar pegawai Volvo Cars bekerja di Swedia. Sejarah
1927–1999Volvo didirikan di atas konsep keselamatan pada tahun 1927 di Gothenburg, Swedia. Volvo awalnya dibentuk sebagai anak usaha dari SKF (Bahasa Swedia: Svenska Kullagerfabriken). Assar Gabrielsson kemudian ditunjuk sebagai direktur utama (CEO), sementara Gustav Larson ditunjuk sebagai manajer teknik. Merek dagang Volvo (yang berasal dari bahasa Latin untuk 'saya bergulir') pertama kali didaftarkan oleh SKF pada tanggal 11 Mei 1915 untuk digunakan sebagai merek bagi serangkaian laher khusus yang dijual di Amerika, namun akhirnya merek Volvo tidak pernah dipakai untuk produk tersebut (namun pada proposal merek dagang Volvo, SKF juga menulis bahwa merek tersebut akan digunakan untuk 'mobil'). Merek SKF lah yang akhirnya digunakan untuk semua produk buatan SKF. Sejumlah laher sebenarnya pernah diproduksi dengan merek Volvo, namun akhirnya tidak dijual. Baru pada tahun 1927, merek Volvo resmi digunakan, sebagai merek dagang untuk mobil. Mobil pertama buatan Volvo keluar dari pabrik pada tanggal 14 April 1927, dan diberi nama Volvo ÖV 4. Setelah itu, Volvo mulai memproduksi kendaraan beratap dan kabriolet, yang dirancang tahan terhadap iklim dan kontur jalan di Swedia. Pada proposal pendaftaran logo tahun 1927, Volvo memakai tampak depan dari radiator ÖV4. Pada tahun 1944, Volvo memperkenalkan Volvo PV444, yang kemudian baru diproduksi pada tahun 1947. PV444 adalah mobil terkecil Volvo, namun sangat diminati, sehingga memungkinkan Volvo untuk mulai menjual mobilnya di Amerika. Pada tahun 1955, mobil buatan Volvo mulai diekspor ke Amerika Serikat, dan didistribusikan oleh Leo Hirsh di California. Kemudian, mobil buatan Volvo juga didistribusikan ke Texas. Pada tahun 1956, Volvo mulai mengekspor mobil ke Amerika Serikat dalam jumlah besar.[5] Pada tahun 1963, Volvo membuka Volvo Halifax Assembly, pabrik perakitan pertama Volvo di luar Swedia, tepatnya di Halifax, Nova Scotia, Kanada.[6] Pada tahun 1964, Volvo membuka pabrik di Torslanda, Swedia, yang kini menjadi salah satu fasilitas produksi terbesarnya (memproduksi mobil besar dan SUV).[7] Pada tahun 1965, Volvo membuka pabrik di Ghent, Belgia, yang kini menjadi fasilitas produksi terbesar kedua Volvo.[8] Pabrik tersebut juga menjadi pabrik pertama Volvo yang terletak di dalam Komunitas Ekonomi Eropa.[6] Pada tahun 1989, sebuah pabrik baru dibuka di Uddevalla, Swedia. Pabrik tersebut dioperasikan bersama-sama oleh Volvo Car Corporation dan Pininfarina Sverige AB mulai tahun 2005 hingga 2013.[9] Pada awal dekade 1970-an, Volvo mengakuisisi divisi mobil penumpang dari DAF, dan mobil kecil buatan divisi tersebut pun dijual dengan merek Volvo. Volvo kemudian meluncurkan Volvo 340 yang dirakit di Belanda, dan kemudian menjadi salah satu mobil paling laris di Britania Raya pada dekade 1980-an.[10] Pada tahun 1986, Volvo berhasil menjual 113.267 unit mobil di Amerika Serikat. Kemunculan merek otomotif asal Jepang, seperti Acura dan Lexus, serta makin populernya station wagon buatan Subaru, kemudian membuat pangsa pasar Volvo makin tergerus.[5] CEO Volvo, Pehr G. Gyllenhammar kemudian melihat bahwa Volvo terlalu kecil untuk bisa bertahan, sehingga beberapa kali berupaya untuk menggabungkan Volvo dengan perusahaan lain. Volvo hampir bergabung dengan Saab pada akhir dekade 1970-an, namun akhirnya dibatalkan pada tahun 1978, karena saham yang dipegang oleh pemerintah Norwegia akan mencapai lebih dari 40%. Sebagai gantinya, Volvo sebenarnya akan mendapat 200 juta SEK dan 10% dari konsesi ladang minyak Oseberg. Tetapi sejumlah institusi di Swedia tidak setuju dengan tawaran tersebut.[11] Pada tahun 1993, penggabungan Volvo dengan Renault tidak disetujui, terutama oleh pemegang saham asal Swedia.[12] Koleksi kendaraan historis paling penting buatan Volvo kini disimpan di Museum Volvo, yang dibuka di Arendal, Hisingen pada tanggal 30 Mei 1995.[13] Selama beberapa tahun, koleksi tersebut disimpan di Hangar Biru dari Bandar Udara Torslanda yang telah ditutup.[13] Pada tahun 1999, Volvo Group memutuskan untuk menjual bisnis produksi mobilnya agar dapat lebih fokus pada produksi kendaraan niaga, serta untuk membeli 5% saham Mitsubishi Motors (yang bersama Volvo Group dan pemerintah Belanda, telah berpartisipasi dalam sebuah joint venture di bekas pabrik DAF di Born, Belanda sejak tahun 1991). Ford melihat keuntungan dalam mengakuisisi Volvo, yang merupakan produsen mobil sedang yang prestisius dan terkenal akan keselamatannya, sebagai tambahan untuk Premier Automotive Group. Pembelian Volvo Cars akhirnya diumumkan pada tanggal 28 Januari 1999,[14] dan setahun kemudian, pembelian tersebut selesai dengan harga US$6,45 milyar. Sebagai hasil dari divestasi tersebut, merek dagang Volvo pun digunakan oleh dua perusahaan berbeda, yakni:
Volvo Group kemudian juga membeli 5% saham Mitsubishi pada bulan November 1999, namun akhirnya dijual kembali ke Mitsubishi Heavy Industries pada bulan Maret 2001.[15][16] Era Ford, 1999–2010Volvo Car Corporation merupakan bagian dari Premier Automotive Group (PAG) dari Ford Motor Company, bersama Jaguar, Aston Martin, dan Land Rover. Saat menjadi bagian dari PAG, perusahaan ini mengembangkan variasi produknya. Setelah menjual Jaguar Land Rover ke Tata Motors asal India pada tahun 2008, Ford awalnya berniat tetap mempertahankan Volvo Cars, meskipun terus merugi dan kondisi ekonomi global memburuk. Ford memutuskan untuk merestrukturisasi Volvo Cars dan menggesernya ke segmen yang lebih atas, agar dapat bersaing dengan sedan, wagon, dan SUV crossover murah buatan Mercedes-Benz dan BMW. Hasilnya adalah generasi kedua dari Volvo S80 dan crossover Volvo XC60. Saat krisis ekonomi global tahun 2008 mengancam produsen mobil asal Amerika Serikat, otoritas Swedia menjadi khawatir dengan nasib Volvo Cars, sehingga menyarankan Ford untuk mengajukan kebangkrutan. Kekhawatiran tersebut pun memuncak saat terjadi PHK besar-besaran di Volvo. Pada bulan Desember 2008, Ford mengumumkan bahwa mereka sedang mempertimbangkan untuk menjual Volvo Cars. Awalnya diberitakan bahwa Ford mematok harga US$6 milyar untuk Volvo Cars.[17] Ford menyatakan bahwa mereka juga sedang mempertimbangkan untuk memisahkan Volvo Cars menjadi perusahaan tersendiri. Pemerintah Swedia lalu diminta untuk mempertimbangkan membeli saham Volvo Cars, atau memberi bantuan keuangan kepada Volvo Cars dan SAAB milik GM. AB Volvo kemudian setuju untuk membantu Volvo Cars untuk mengurangi biaya produksi dengan menjalin kemitraan, dan berminat untuk membeli saham Volvo Cars sebagai bagian dari konsorsium yang lebih besar. Kandidat pembeli Volvo Cars yang lain meliputi BMW AG asal Jerman, Investor AB asal Swedia, investor asal Tiongkok, dan investor asal Rusia. Walaupun dirumorkan bahwa Volkswagen akan membeli Volvo Cars, dan walaupun awalnya menyangkal, Geely Holding Group asal Tiongkok akhirnya terpilih untuk membeli Volvo Cars.[18] Geely Group Holdings Co. dikabarkan mengajukan tawaran sekitar US$1,5 milyar untuk mengambil alih Volvo, dengan Goldman Sachs berinvestasi sebesar HK$2,59 milyar (US$334 juta) pada Geely.[19][20][21] Mulai tahun 2030, semua kendaraan yang diproduksi oleh Volvo akan bertenaga listrik.[22] Volvo di IndonesiaMobil-mobil Volvo dikenal sebagai mobil yang nyaman, stabil, aman, dan tahan lama. Di Indonesia, Volvo pernah digunakan sebagai Mobil Pejabat dan Menteri era presiden Soeharto. Mobil-mobil Volvo dianggap oleh beberapa orang sebagai mobil yang lamban dan berat, serta dijuluki "batu bata" (brick) karena bentuk klasiknya yang persegi. Model-model yang lebih baru telah meninggalkan bentuk persegi yang disukai pada era 1970-an hingga 1980-an. Volvo mulai membangun citra di bidang olahraga otomotif. Tetapi, hal ini baru berhasil dilakukan setelah Volvo 240 turbo yang didukung pabrik berhasil memenangkan Kejuaraan Rally Mobil Eropa pada tahun 1985 dan Kejuaraan Rally Mobil Australia pada tahun 1986. Volvo 850 stationwagon berhasil mencapai posisi teratas pada Kejuaraan Rally Mobil Inggris pada 1995. Di antara pabrikan-pabrikan mobil lainnya, Volvo memiliki lebih banyak penggemar setia. Termasuk di Indonesia. Para pemilik Volvo merasa bangga jika mobilnya berhasil mencapai rekor baru jumlah kilometer yang sudah ditempuh. Salah satu yang terdokumentasi dengan baik adalah mobil Volvo P1800S tahun 1965 yang telah menempuh jarak lebih dari 4,2 juta kilometer (2,6 juta mil). Menurut beberapa sumber, usia rata-rata mobil Volvo yang dibuang adalah 19 tahun, menempati posisi no. 2 setelah Mercedes-Benz. Mobil Volvo dianggap lebih andal dari rata-rata selain merek Jerman dan lainnya. Di Amerika Serikat, Volvo termasuk dalam daftar produsen mobil terbaik (no. 9) dan mobil mewah terbaik (no. 6) yang disusun oleh Forbes. ModelModel awal
(model sipil: PV801, PV802, PV810, PV821, PV822 & PV831) (model militer: TP21 & P2104)
Seri tiga angka
Model dengan seri terkini
Referensi
Pranala luarWikimedia Commons memiliki media mengenai Volvo Car Corporation.
|