William S. Sadler
William Samuel Sadler (24 Juni 1875 – 26 April 1969) adalah seorang dokter ahli bedah, psikiater tanpa melalui pendidikan formal psikiatri, dan penulis yang berperan dalam terbitnya kitab Urantia atau The Urantia Book. The Urantia Book dibuat sebagai hasil dari hubungan Sadler dengan seorang pria yang dia yakini sebagai makhluk langit yang berbicara di malam hari. Hal ini menarik sekelompok orang untuk mempelajari ajaran-ajarannya. Sadler berasal dari Indiana dan pindah ke Michigan saat remaja untuk bekerja di Sanitarium Battle Creek. Di sanatorium itu, dia bertemu dengan seorang dokter dan promotor makanan kesehatan, John Harvey Kellogg (salah seorang penemu sereal yang terbuat dari jagung), yang menjadi mentornya. Pada tahun 1897, Sadler menikah dengan Lena Celestia Kellogg yang merupakan keponakan Kellogg. Sadler bekerja untuk beberapa organisasi Kristen dan bersekolah di fakultas kedokteran. Sadler meraih gelar dokter pada tahun 1906 dan membuka praktik di Chicago bersama istrinya yang juga seorang dokter. Sadler bergabung dengan beberapa asosiasi kedokteran dan mengajar di Seminari Teologi McCormick. Setelah menjadi anggota Gereja Masehi Advent Hari Ketujuh selama hampir dua puluh tahun, dia meninggalkan denominasi ini setelah paman dari istrinya dikeluarkan dari keanggotaan. Sadler serta istrinya terlibat dalam pergerakan Chautauqua sebagai pembicara di tahun 1907 dan menjadi orator populer dengan bayaran tinggi. Sebanyak lebih dari 40 buku dalam berbagai bidang kedokteran dan topik spiritual yang menganjurkan pendekatan holistik terhadap kesehatan dihasilkan oleh Sadler. Sadler mengutamakan nilai dari doa dan agama, tetapi bersikap skeptis terhadap praktik cenayang, membantu Howard Thurston, seorang pesulap dan debunker (orang yang mendiskreditkan atau mengekspos hal-hal kontroversial yang dianggapnya palsu atau dibuat-buat seperti misalnya klaim tentang paranormal, UFO, atau pengobatan alternatif), dan mendukung konsensus ilmiah tentang evolusi. Pada tahun 1910, Sadler berangkat ke Eropa dan mempelajari psikiatri selama setahun di bawah bimbingan Sigmund Freud. Di antara tahun 1906 hingga tahun 1911, Sadler memberikan pengobatan terhadap seorang pria yang menderita permasalahan dalam tidurnya. Dalam keadaan tidur, pria tersebut berbicara kepada Sadler. Oleh Sadler semua hal yang dikatakan oleh pria tersebut dalam tidurnya dianggap sebagai sesuatu yang tidak berasal dari bumi. Sadler mengamati penderita tersebut agar dia dapat menemukan penjelasan ilmiah untuk fenomena itu. Butuh waktu bertahun-tahun sebelum Sadler memutuskan bahwa pria tersebut tidak menderita gangguan kejiwaan dan semua hal yang pria tersebut katakan merupakan kebenaran. Spekulasi yang beredar menduga bahwa pria tersebut adalah saudara iparnya, Wilfred Kellogg, meskipun identitasnya tidak pernah dipublikasikan secara resmi. Dalam usahanya untuk mencari penjelasan terhadap fenomena tersebut, Sadler dan asistennya mengunjungi dan bercakap-cakap dengan pria itu saat dia sedang tidur. Percakapan mereka meliputi hal-hal tentang spiritualitas, sejarah, kosmologi. Selain itu, Sadler juga memberinya pertanyaan-pertanyaan untuk mencari kepastian apakah hal yang dikatakan pria tersebut adalah hal yang dibuat-buat atau tidak. Hal yang dilakukan Sadler ini menarik perhatian sejumlah orang. Orang-orang ini berkumpul di rumah Sadler untuk membahas hasil kunjungan Sadler dan mengusulkan pertanyaan-pertanyaan yang dapat membantu Sadler membuat diagnosis yang tepat. Semua hal yang diucapkan oleh pria ini akhirnya diterbitkan dalam buku The Urantia Book. Untuk membantu Sadler menyebarkan pesan yang ada di dalam buku tersebut, dibentuklah Yayasan Urantia. Dalam buku tersebut tidak dicantumkan nama penulis dan editornya, tetapi beberapa orang berspekulasi bahwa Sadler-lah yang berada di balik penerbitannya. Meskipun tidak pernah menjadi dasar dari organisasi keagamaan, buku ini menarik pengikut yang membaktikan diri mereka dalam penelitian Sadler yang tetap berjalan setelah kematian Sadler. Masa kecil dan pendidikanSadler lahir pada tanggal 24 Juni 1875 di Spencer, Indiana, dari pasangan Samuel Cavins Sadler (1853-1900) dan Sarah Isabelle Wilson (1856-1946).[1][2] Sadler merupakan keturunan Inggris dan Irlandia yang dibesarkan di Wabash, Indiana.[3] Sadler tidak pernah mengenyam pendidikan di sekolah umum karena ayahnya tidak menyekolahkannya.[4][a] Meskipun demikian, ketiadaan pendidikan formal Sadler ini tertutupi oleh kebiasaannya membaca banyak buku tentang sejarah saat dia masih kecil yang menjadikannya pembicara publik yang terampil di usia muda.[5] Samuel menjadi pemeluk Gereja Advent Masehi Hari Ketujuh dan dibaptis pada tahun 1888. Sadler dikenal sebagai orang yang sangat religius.[6] Pada tahun 1889, William Sadler pindah ke Battle Creek, Michigan, untuk bekerja di Sanitarium Battle Creek sebagai porter dan membantu di dapur.[7] Sadler akhirnya menempuh pendidikan formal selama setahun di Battle Creek College saat dia berusia 16 tahun. Hubungan yang erat antara Sanitarium tempat Sadler bekerja dan Battle Creek College tempatnya bersekolah dengan Gereja Advent, membuatnya memiliki pembimbing seorang pebisnis Advent lokal, John Harvey Kellogg. Hal ini menyebabkan besarnya pengaruh Kellogg terhadap cara pandang Sadler.[8][b] Tulisan-tulisan awal Sadler mengenai kesehatan mirip dengan ide yang dikemukakan oleh John Kellogg, Besarnya pengaruh Kellogg ini dapat dilihat dalam tulisan-tulisan awal Sadler mengenai kesehatan yaitu autointoksikasi dan ide bahwa kafeina memiliki efek negatif terhadap kesehatan. Sadler juga mengecam penggunaan tembakau, daging, dan alkohol meskipun kemudian dia diketahui mengonsumsi alkohol.[9][c] Pekerjaan pertama Sadler setelah lulus dari Battle Creek College pada tahun 1894 adalah sebagai pramuniaga makanan kesehatan. Dia bekerja untuk saudara John Kellogg, William K. Kellogg.[10][d] Sadler jugalah yang meyakinkan William Kellogg untuk memasarkan produknya di toko-toko ritel.[11] Pada tahun 1894, Kellogg mendirikan bangunan untuk pengabaran injil Life Boat di Street State, Chicago dan Sadler ditunjuk sebagai pengawasnya.[10][e] Sadler didapuk untuk mengoperasikan tempat tersebut dan untuk mendanai divisi medis milik Kellogg, Sadler menerbitkan majalah Life Boat.[4][f][12] Sadler juga berkontribusi dalam pembuatan artikel untuk publikasi Advent yang lain, termasuk Review and Herald.[13] Setelah memberikan pelayanan dan mengikuti pelatihan pengabar Injil sejak tahun 1895 hingga tahun 1901 di Moody Bible Institute, Chicago, Illinois, Sadler ditahbiskan menjadi pendeta.[14] Pada tahun 1897, Sadler menikahi keponakan John Kellogg, Lena Celestia Kellogg. Istri Sadler ini merupakan seorang perawat yang pertama kali dia temui empat tahun sebelum mereka resmi menikah.[4] Anak pertama mereka adalah William, dipanggil Willis, yang lahir pada tahun 1899, meninggal 10 bulan setelah dia dilahirkan.[15] Anak kedua mereka lahir pada tahun 1907 dan diberi nama William S. Sadler Junior.[16] Kehilangan anak pertama menjadi motivasi bagi pasangan Sadler yang sebelumnya memang telah tertarik dengan kesehatan untuk memilih karier di bidang kedokteran.[17] Pada tahun 1901, Sadler sekeluarga pindah ke San Francisco untuk berkuliah di Fakultas Kedokteran Cooper Medical College.[15] Selain berkuliah, Sadler juga bekerja sebagai pengawas kegiatan pemuda untuk pertemuan gereja California dan menjabat presiden dari Masyarakat Misionaris Medis lokal.[4] Pasangan ini juga mengelola tempat tinggal untuk mahasiswa kedokteran yang beragama Kristen.[15] Setelah berkuliah di San Francisco selama tiga tahun, pada tahun 1904 pasangan Sadler memutuskan untuk pindah ke Midwest dan melanjutkan pendidikan mereka di sana hingga selesai dua tahun berikutnya.[18][g] Meskipun tidak sepakat dengan beberapa ide Sigmund Freud yang berhubungan dengan seksualitas dan agama, Sadler termasuk dalam pengikut pertama aliran psikoanalisis Freudian. Sadler meyakini bahwa pengalaman individual yang dimiliki seseorang saat bayi memainkan peranan penting dalam pola pikirnya saat dewasa.[19][20] Seumur hidupnya, Sadler adalah seorang Adventis yang taat meskipun dia menarik diri dari gereja setelah John Kellogg dikeluarkan sebagai anggota gereja pada tahun 1907 setelah berkonflik dengan Ellen G. White, yang merupakan pendiri gereja.[21] Penarikan diri Sadler sekeluarga dari gereja merupakan wujud kekecewaan dan kritik mereka terhadap gereja.[22] Meskipun menolak ajaran Advent seperti status White sebagai nabi perempuan serta menolak pentingnya Sabtu Sabbath, Sadler menolak tuduhan yang menyebutkan White seorang penipu (sehubungan dengan klaimnya sebagai nabi) dan tetap.[23] KarierDi tahun 1912, Sadler dan istrinya menjalankan praktik bersama di Chicago yang melayani masalah kesehatan ibu dan anak.[24] Di awal praktiknya sebagai dokter, Sadler memfokuskan dirinya dalam bidang ilmu bedah sehingga dia sering melakukan pembedahan bersama istrinya. Namun, dia kemudian mengembangkan praktiknya dan menyertakan konseling psikiatri pada tahun 1930[25] dan menjadi konsulen psikiatri di Rumah Sakit Columbus.[26] Sadler mengadaptasi dan menerapkan teori Sigmund Freud, Carl Jung, Alfred Adler, dan Adolf Meyer dalam praktik psikiatrinya.[27] Sadler percaya bahwa keyakinan religius memberikan manfaat untuk kesehatan mental.[28] Dia secara spesifik menganjurkan metode berdoa sebagai bentuk pengobatan yang paling efektif dalam agama Kristen.[29] Meskipun demikian, Sadler meyakini bahwa kesehatan mental seseorang akan mengalami kerusakan bila kepercayaan terhadap agama didasarkan atas rasa takut.[30] Pada tahun 1912, Sadler dan istrinya pindah ke rumah bergaya Art Nouveau, yang merupakan permukiman yang menggunakan rangka baja pertama di Chicago, di Diversey Parkway,[31][h] dan menjalankan praktik medisnya di sana.[32][i] Sadler merupakan anggota American Association for the Advancement of Science dan beberapa asosiasi medis termasuk American Medical Association, American Psychiatric Association, American Pathological Society, dan American College of Surgeons.[26] Sebagai anggota Seminari Teologi McCormick dan pengajar ilmu psikologi pastoral,[33] Sadler mengemukakan pentingnya pendidikan psikiatri dasar bagi pada pastor agar mereka dapat mengenali gejala penyakit mental yang diderita oleh jemaat.[34] Sadler dianggap sebagai pembicara umum yang menarik dan lucu di antara murid-muridnya.[35] Sadler menulis banyak topik dalam bukunya.[18] Buku Self-Winning Texts, or Bible Helps for Personal Work adalah buku pertama Sadler yang terbit pada tahun 1909 tentang Injil.[4] Untuk kegiatan menulisnya, Sadler mengkhususkan diri menuliskannya secara rutin pada malam hari. Hal ini berlangsung di sekitar tahun 1910-an.[36] Di samping total 42 buku yang ditulis oleh Sadler dengan fokus pada masalah kesehatan personal, Sadler juga menulis artikel di majalah.[17][37] Buku Sadler terutama membahas topik tentang pengembangan diri dengan substansi psikologi yang bersifat populer.[38] Oleh sejarawan Jonathan Spiro, salah satu buku Sadler, The Elements of Pep, disebut sebagai buku klasik tahun 1920-an.[38] Bukunya yang berjudul Theory and Practice of Psychiatry setebal 1200-an halaman, yang diterbitkan pada tahun 1936, ditulis Sadler dalam rangka menyediakan garis besar psikiatri yang bersifat komprehensif.[39] Sadler juga menulis tentang ras manusia.[40] Dua tokoh yang memberikan pengaruh terhadap Sadler dalam bidang ini adalah Kellogg dan Madison Grant. Eugenika menarik minat Sadler akibat ketertarikan Kellogg tentang hal ini[41] dan Grant lewat bukunya yang berjudul The Passing of the Great Race. Beberapa buku Sadler tentang eugenika yang berpendapat bahwa ras Nordik lebih unggul dibandingkan ras yang lain sangat dipengaruhi oleh pendapat Grant.[42] Sadler meyakini bahwa manusia memiliki tingkatan dalam evolusi berdasarkan ras yang mereka miliki. Bahwa terdapat ras manusia yang dianggap kurang beradab dan bersifat agresif karena mereka lebih mendekati dan menyerupai Neanderthal bila dibandingkan dengan ras yang lain.[43] Sadler mengemukakan bahwa alkoholisme[44] sifat manusia yang cenderung lemah, kegilaan, dan kenakalan remaja[27] adalah watak yang diwariskan. Sadler meyakini bahwa kecepatan pertambahan manusia dengan ras yang lebih unggul lebih lambat dibandingkan ras manusia dengan watak dan sifat yang lemah.[27] Hal ini menimbulkan kekhawatiran pada Sadler bahwa keberadaan ras manusia yang kurang unggul akan mengancam peradaban manusia di masa yang akan datang.[27] Dia juga meyakini bahwa mayoritas pelaku tindak kejahatan menderita penyakit mental.[45] Pada tahun 1907, Sadler mulai memberikan kuliah untuk pergerakan Chautauqua, yang fokus menampilkan pembicara yang membahas pengembangan diri dan moralitas. Isu yang dikemukakan Sadler dalam materi ceramahnya adalah ketidaksetujuannya terhadap penggunaan obat-obatan untuk mencapai kesehatan fisik dan mental, dukungannya terhadap hidroterapi, dan pembahasan isu moral yang berhubungan dengan kaum pria.[46] Kelompok ceramah yang terdiri dari Sadler, istrinya, saudara perempuannya, dan seorang kolega, memberikan kuliah untuk dua atau tiga hari yang sesekali melibatkan orkestra dalam pelaksanaannya. Metode yang mereka gunakan ini mendapat ulasan yang positif dari surat kabar.[47] Selain itu, metode tersebut membuat mereka diberi bayaran tertinggi oleh Chautauqua karena menguntungkan bagi pergerakan tersebut.[26] Sadler memiliki kepercayaan bahwa para cenayang adalah penghiburan yang palsu. Terlebih setelah Perang Dunia I, banyak sekali orang-orang yang menggunakan jasa cenayang untuk berkomunikasi dengan keluarga mereka yang meninggal dalam perang. Sadler mendedikasikan hidupnya untuk menentang hal ini.[26] Bertindak sebagai debunker terhadap para peramal di antara 1910-an dan 1920-an, adalah cara Sadler mengisi waktu luang sekaligus sebagai hiburan baginya.[j] Kegiatannya sebagai debunker terhadap paranormal dijalaninya bersama seorang psikolog dari Universitas Northwestern dan pesulap Howard Thurston.[36] Di antara periode tersebut, Sadler kemungkinan telah bertemu dengan debunker lainnya yaitu pesulap Harry Houdini (yang juga merupakan penganut skeptisisme).[48] Wahyu UrantiaMenurut kronologi dalam kitab Urantia, kisah dalam buku tersebut terjadi di antara tahun 1906-1911. Seorang wanita berkonsultasi kepada Sadler tentang suaminya yang membuat gerakan-gerakan aneh dan berbicara dengan suara yang diyakini oleh sang wanita bukanlah suara suaminya. Dalam tidurnya itu, sang suami juga mengklaim dirinya bukanlah penduduk Bumi, tetapi merupakan pengunjung dari planet lain.[49] Sadler dan lima orang lain secara teratur mengunjungi pria tersebut, berbicara dengannya selagi sang pria tidur, dan mencatat semua percakapan mereka. Pria tersebut mengklaim bahwa dia bertindak sebagai pembawa pesan dari makhluk luar angkasa. Sadler berusaha membuat diagnosis psikiatri untuk pria itu, karena dia meyakini bahwa semua hal yang dikatakan oleh sang pria berasal dari alam pikiran bawah sadarnya. Sebagai seorang psikiater, Sadler menganggap bahwa pria tersebut menderita masalah kesehatan mental, tetapi dia kesulitan untuk menetapkan diagnosis yang tepat. Pada tahun 1952, ditemukan dokumen berupa tulisan tangan di rumah sang pria[49] yang diketahui telah ada di sana selama bertahun-tahun.[50] Sadler membawa kertas-kertas tersebut ke rumahnya untuk diteliti. Dia tidak mengizinkan siapa pun untuk membawa dokumen itu keluar dari rumahnya, tetapi beberapa orang diizinkan untuk membacanya di tempat.[51] Sadler awalnya menduga bahwa dokumen-dokumen itu adalah hasil dari tulisan tangan yang dibuat secara otomat atau disebut juga psikografi, tetapi setelah analisis lebih lanjut, dia mengubah pendapatnya.[52] Selama bertahun-tahun, tidak sekali pun Sadler membuat pernyataan publik tentang autentikasi dokumen tersebut.[53] Pada tahun 1924, Sadler mengadakan acara diskusi sambil minum teh setiap hari Minggu di rumahnya, yang dapat mengakomodasi 50 orang tamu. Banyak di antara pesertanya merupakan orang-orang yang bekerja di lembaga kesehatan dan secara tipikal mengikuti ideologi progresif.[54][k] Kelompok ini digunakan Sadler untuk membahas pria yang mengaku sebagai pembawa pesan dari luar angkasa. Dari kelompok diskusi ini juga Sadler mendapatkan pertanyaan-pertanyaan tambahan yang akan diajukan kepada sang pria dalam upaya untuk mencari tahu kebenaran di balik kasus tersebut. Meskipun demikian, Sadler tidak pernah memberi tahu nama sang pria kepada orang-orang yang menghadiri diskusi tersebut. Pada tahun 1925, kelompok diskusi tersebut hanya memiliki 30 orang anggota tetap. Karena tidak lagi menerima anggota baru, mereka mewajibkan adanya kerahasiaan terhadap apa pun yang mereka bahas di dalam pertemuan tersebut.[55] Kerahasiaan yang diminta Sadler secara khusus adalah tidak dipublikasikannya apa yang sudah mereka pelajari tentang pasiennya dengan alasan bahwa gambaran tentang apa yang sedang terjadi belum diketahui secara utuh. Sadler juga mengkhawatirkan bahwa sang pasien nantinya harus berhadapan dengan kritik dari publik jika identitasnya diketahui.[56] Identitas pria tersebut tidak pernah diungkapkan,[49] tetapi Joscelyn Goodwin,[57] dari Universitas Colgate and Martin Gardner[58] meyakini bahwa pria tersebut adalah Wilfred Kellogg, suami dari Anna, yang merupakan saudara perempuan Lena.[59] Di tahun 1935, Sadler membuat kesimpulan bahwa dokumen-dokumen yang ditemukan di rumah pria tersebut bukan hal yang dibuat-buat atau kebohongan karena ada nilai kebenaran dan pengetahuan di dalam dokumen tersebut. Kesimpulan Sadler yang lain adalah bahwa sang pasien bukanlah seorang cenayang untuk penghubung orang-orang yang telah meninggal, tetapi digunakan oleh makhluk hidup sebagai media komunikasi.[60] Setelah tidak lagi ditemukan dokumen-dokumen baru di rumah sang pasien, pada tahun 1930, Sadler mengambil peran sebagai pemimpin kelompok diskusi tersebut.[53] Forum tersebut mengakhiri pertemuan diskusi mereka di tahun 1942 dan The Urantia Book dipublikasikan pada tahun 1955. Buku tersebut berisi informasi dari makhluk luar angkasa yang berbicara melalui seorang lelaki yang sedang tidur.[61] The Urantia Book dinyatakan sebagai wahyu kelima yang Tuhan berikan untuk kemanusiaan[62] dan tujuannya adalah untuk membantu agar kemanusiaan dapat berkembang menjadi lebih baik. Buku itu memiliki empat bagian. Bagian pertama mencakup tentang sifat Tuhan dan alam semesta, bagian kedua menggambarkan sebagian alam yang berada di dekat Bumi dan pemberontakan Lucifer, bagian ketiga memuat detail sejarah Bumi dan agama manusia, dan bagian keempat memberikan rincian laporan tentang kehidupan Yesus dan doktrin-doktrin yang menyertainya.[63] Sadler menyatakan bahwa pelajaran yang terkandung di dalam buku tersebut selaras dengan fakta-fakta sains yang telah diungkapkan sebelumnya yang selaras dengan prinsip Kristen yang esensial.[64] Terlepas dari fakta bahwa Sadler telah meninggalkan gereja Advent ketika buku tersebut diterbitkan, pengajarannya konsisten dengan beberapa aspek teologi Advent seperti mortalisme Kristen dan anihilasionisme.[65] Pada tahun 2011, jurnalis Brook Wilensky-Lanford berpendapat bahwa gerakan Urantia yang diadaptasi oleh Sadler dari gereja Advent memberinya keinginan untuk membuat agama baru. Wilensky-Lanford mengutip penekanan yang dibuat oleh Sadler dalam diskusi tentang Taman Eden di dalam The Urantia Book sebagai bukti atas keinginan Sadler akan agama yang baru tersebut.[66] Namun, di sisi lain, dengan tidak mencantumkan nama penulis kitab Urantia (buku ini ditulis secara anonimus), Sadler secara tidak langsung membantah pendapat Wilensky-Lanford ini. Sadler hanya berharap bahwa dengan kitab Urantia, orang-orang hanya akan memandang materi tentang wahyu dan meyakinkan mereka tentang nilainya alih-alih berusaha mendapatkan pengikut.[67] Ketiadaan nama penulis di kitab Urantia, menurut Wilensky-Lanford menyatakan bahwa hal tersebut merupakan usaha Sadler untuk tidak menempatkan seseorang sebagai pusat dari keyakinannya yang didasarkan pada kekecewaannya terhadap Ellen White.[68] Martin Gardner yakin bahwa Sadler meletakkan keyakinannya kepada Wilfred Kellogg seperti yang dia lakukan kepada Ellen White.[69] Istri Sadler, Lena, adalah partisipan reguler dalam forum diskusi yang diadakan oleh Sadler. Sehingga ketika Lena meninggal pada tahun 1939, seorang anggota forum diskusi menyatakan keberatannya terhadap kepemimpinan Sadler dan menuduhnya haus kekuasaan setelah kematian istrinya.[70] Di awal tahun 1950-an, Yayasan Urantia didirikan untuk keperluan penerbitan The Urantia Book.[71] Hubert Wilkins, seorang teman Sadler yang memiliki ketertarikan yang besar terhadap buku ini, memberikan kontribusi pada pendanaan awal untuk biaya cetak.[72] Yayasan Urantia tidak menyerupai organisasi gereja atau agama baru. Hal ini dapat dilihat dari pertumbuhannya yang berlangsung secara perlahan alih-alih berusaha mendapatkan pengikut dalam jumlah besar dan cepat seperti yang terjadi pada agama yang terorganisir.[16] Selain itu, pengikut awal yayasan ini hanya berupaya mendidik orang-orang tentang pengajaran yang ada di dalam buku dan bukannya bekerja seperti organisasi keagamaan.[71] Sadler juga menolak proselitisme dan publisitas, walaupun dia menulis beberapa konten di dalam The Urantia Book.[73] Pada tahun 1958, Sadler menerbitkan buku sebagai pembelaannya terhadap The Urantia Book. Dalam buku tersebut Sadler menyampaikan pengalamannya untuk mengungkap kemungkinan penipuan sang pasien dari segala sisi sehingga dia dapat mempertahankan kebenaran The Urantia Book tanpa adanya kontradiksi.[74] Sejak kematian Sadler, telah dibuat beberapa kelompok baca, seminar-seminar, dan gereja-gereja untuk mempelajari buku ini dan menyebarkan pesan di dalamnya.[75] Kepengarangan dokumen Urantia masih diperdebatkan.[67] Pada tahun 2002, jurnalis Brad Gooch mengemukakan dalam tulisannya tentang pergerakan Urantia bahwa Sadler adalah penulis The Urantia Book, dengan menunjukkan kemiripan antara beberapa bagian di dalam buku tersebut dengan tulisan-tulisan Sadler sebelumnya.[76] Martin Gardner bahkan menyangsikan kebenaran buku tersebut dengan meyakini bahwa Sadler menulis beberapa bagian dari dokumen-dokumen yang ditemukan di rumah sang pasien, tetapi mengedit dan merevisi sebagian besarnya.[58] Gardner juga berpendapat bahwa Sadler menolak untuk memasukkan beberapa materi tulisan yang diberikan kepadanya untuk dimasukkan ke dalam The Urantia Book[77] dan menuduh Sadler melakukan plagiarisme dari tulisan-tulisan yang lain.[78] Ken Glasziou, seorang pendukung Yayasan Urantia, membela Sadler dengan mengatakan bahwa bukti statistik dari dokumen pasien bila dibandingkan dengan tulisan Sadler justru membuktikan Sadler tidak terlibat dalam kepenulisan atau bahkan mengedit The Urantia Book.[79] Tahun-tahun terakhirPada tahun 1952, buku terakhir Sadler, Courtship and Love, diterbitkan oleh Macmillan Publishers.[80] Dia juga menulis judul yang lain yaitu A Doctor Talks With His Patient, yang tidak lagi dia lanjutkan setelah ditolak oleh penerbit.[81] Pada bulan Maret 1957 hingga Juli 1958, Sadler ditetapkan sebagai pengawas di Rumah Sakit Negara Bagian Barboursville di Barboursville, Virginia Barat.[82] Sadler tetap dalam kondisi kesehatan yang baik seiring pertambahan usianya, kecuali saat dia menderita masalah kesehatan yang mengharuskan pengangkatan bola matanya.[83] Sadler meninggal pada tanggal 26 April 1969 pada usia 93 tahun.[84] Christensen mengingat bahwa Sadler dikunjungi oleh teman-teman dan keluarga saat menjelang kematiannya. Sadler berkata kepada mereka tentang keyakinannya akan kehidupan yang bahagia setelah kematian.[81] Sadler menerima obituari satu halaman penuh di Chicago Tribune, yang menuliskan tentang kesuksesannya sebagai seorang dokter, tetapi tidak satu pun yang menyebutkan keterkaitannya dengan The Urantia Book.[37] Sadler dikremasi dan abunya disebarkan di kapel permakaman Graceland di Chicago, Illinois.[85] PenerimaanSadler dikagumi untuk prediksi akuratnya akan kemungkinan dilakukannya transplantasi organ beberapa dekade sebelum praktik tersebut menjadi sesuatu yang lumrah dilakukan dalam dunia kedokteran.[37] Anggota pergerakan Urantia juga memiliki pendapat yang sangat baik tentang Sadler bahkan mengidolakannya. Dalam tulisannya tentang pergerakan Urantia pada tahun 2003, Lewis mengatakan bahwa deskripsi tentang Sadler yang diberikan oleh anggota pergerakan ini menunjukkan Sadler adalah seseorang yang memiliki karisma dan memujanya sebagai orang yang terpilih.[86] Gooch menganggap Sadler sebagai Musanya pergerakan Urantia dan menyatakan Sadler sebagai salah satu pemimpin religius yang berkembang di Amerika yang dapat disejajarkan dengan Joseph Smith.[87] Gooch juga menganggap tulisan Sadler tentang cenayang dalam The Truth About Spiritualism sebagai salah satu serangan paling besar tentang penipuan cenayang dan metode-metodenya yang pernah ditulis seseorang.[88] Gooch meyakini bahwa terdapat kontradiksi antara keberpihakan Sadler terhadap sains dan alasan serta dukungannya terhadap teologi avant-garde serta konten antarplanet di dalam The Urantia Book.[89] Martin Gardner menyatakan bahwa Sadler memiliki kisah hidup yang menarik dan menyatakan Sadler sebagai individu cerdas dan terberkati yang sayangnya mudah ditipu tentang wahyu supernatural yang dikemukakan tanpa adanya bukti pendukung.[90] Gardner menuduh orang-orang di sekeliling Sadler gagal mengenali tanda-tanda megalomania dalam dirinya. Gadner juga menyatakan bahwa Sadler menyerah pada keangkuhan dan kesombongan karena mulai memercayai bahwa dirinya adalah nabi yang dipilih sebagai pendiri dan pemimpin dari agama baru.[91] Lewis membantah karakterisasi yang dibuat oleh Gardner dengan menyatakan bahwa Sadler dan orang-orang disekelilingnya hanya berusaha untuk menerangkan dan menjelaskan ajaran Injil.[92] Karya terpilih
Notes
Referensi
Buku
Jurnal
Surat kabar
|