Share to:

 

Wu Zixu

Wu Zixu

Patung Wu Zixu di Suzhou
Hanzi: 伍子胥
Wu Yun
Hanzi tradisional: 伍員
Hanzi sederhana: 伍员

Wu Zixu (Hanzi: 伍子胥, 526 SM-484 SM) alias Wu Yuan (伍员) adalah jendral terkenal yang hidup pada periode Musim Semi dan Musim Gugur, Dinasti Zhou. Catatan sejarah mengenai dirinya dapat ditemukan dalam Catatan Sejarah Agung (史记) karya Sima Qian (司马迁) dan Seni Perang (孙子兵法) karya Sun Tzu (孙子).

Kehidupan awal

Wu Zixu adalah putra kedua Wu She (伍奢), seorang guru istana yang mengabdi kepada negara Chu (楚). Raja Ping dari Chu(楚平王)termakan fitnah yang menyerang Wu She sehingga menjebloskannya ke dalam penjara. Dengan Wu She sebagai sandera, Raja Ping berharap kedua putranya datang menyelamatkannya sehingga masuk dalam perangkap. Wu Zixu sudah mengetahui bahwa ini jebakan, dia menasehati kakaknya, Wu Shang agar tidak gegabah. Namun Wu Shang tidak sabaran, dia pergi menyelamatkan ayahnya dan masuk dalam perangkap lalu Raja Ping menjatuhkan hukuman mati pada mereka. Wu Zixu melarikan diri dari Chu sebagai buronan. Konon karena rasa sedih karena keluarganya dibantai dan stress dikejar-kejar pasukan Chu rambut Wu memutih dalam semalam.

Akhirnya Wu Zixu sampai di negara Wu (吴, sekarang Jiangsu) dan diterima dengan baik oleh Pangeran Guang (公子光) yang kelak naik tahta sebagai Raja Helu dari Wu (吴王闔閭). Wu membantu Pangeran Guang merebut tahta dengan merekomendasikan seorang pembunuh bernama Zhuan Zhu untuk membunuh Raja Liao dari Wu (吴王僚). Setelah naik tahta, Raja Helu memberi kepercayaan besar pada Wu Zixu. Wu banyak membantu Helu menumpas lawan-lawan politiknya seperti anak Raja Liao Pangeran Qingji (庆忌) dan turut merancang pembangunan kota besar yang kini meliputi provinsi Suzhou. Desain kota itu dibuatnya berdasarkan keseimbangan alam yang harmonis antara langit dan bumi serta keseimbangan kosmik antara kekuatan surgawi dan duniawi.

Wu juga membantu Helu membangun kekuatan militernya. Tahun 506 SM, bersama Sun Tzu dia membantu Raja Helu menyerang negara Chu sekaligus membalas dendam atas pembantaian ayah dan kakaknya dulu. Mereka terlibat dalam lima pertempuran sebelum akhirnya berhasil memasuki Ying (郢), ibu kota negara Chu. Begitu Chu ditaklukkan, Wu segera menuju makam Raja Ping yang memiliki hutang dendam padanya. Makam itu dia bongkar dan mayatnya dirusak. Atas jasanya, Helu menganugerahi gelar Adipati Shen, karena itu dia juga dikenal dengan nama Shenxu (申胥).

Masa pemerintahan Raja Fuchai

Tahun 496 SM, Raja Helu tewas dalam Pertempuran Zuili melawan negara Yue (越). Hubungan Wu dengan penerusnya, Raja Fuchai (吴王夫差) tidak sebaik dengan ayahnya. Fuchai lebih menyukai mentrinya yang penjilat bernama Bo Pi. Tahun 494 SM, Wu membantu Fuchai membalaskan dendam mengalahkan negara Yue dalam pertempuran Huiji. Wu sudah melihat bahwa Raja Goujian dari Yue (越王勾践) belum sepernuhnya menyerah dan bisa menjadi bahaya terselubung sehingga dia mendesak Fuchai untuk menghukum mati Goujian. Namun sayangnya Fuchai memilih saran Bo Pi yang telah menerima sogokan dari Yue untuk membiarkan Goujian hidup.

Selama tiga tahun Goujian menjadi tawanan di negara Wu, Wu Zixu beberapa kali mengirimkan pembunuh untuk menghabisi Goujian namun tidak satupun upaya ini berhasil hingga Goujian dibebaskan. Fuchai makin membenci Wu setelah termakan hasutan Xi Shi (西施), wanita cantik yang dipersembahkan negara Yue padanya sebagai mata-mata. Setelah meraih kemenangan yang tidak berarti atas negara Qi, Fuchai menjadi semakin besar kepala. Dalam sebuah jamuan untuk merayakan kemenangan itu, Wu Zixu menegur Fuchai dengan keras di hadapan para undangan. Fuchai sangat murka dan memerintahkan Wu Zixu melakukan bunuh diri. Dengan hati remuk redam Wu melakukan bunuh diri, kata-kata terakhirnya adalah “Setelah aku mati cungkil mataku dan gantungkan tinggi-tinggi di atas gerbang timur agar dapat melihat pasukan Yue memasuki ibu kota Wu dengan mataku sendiri !”

Satu dekade setelah kematian Wu, perkiraannya benar-benar menjadi kenyataan. Gou Jian mengirim pasukannya menyerang negara Wu. Sebelum bunuh diri dalam pelarian, Raja Fuchai menyatakan penyesalannya telah membunuh Wu Zixu pejabatnya yang bijak dan setia sehingga membawa negerinya pada kehancuran.

Warisan

Pada umumnya orang Tionghoa mempercayai bahwa hari raya Peh Cun/ Duanwu Jie (端午节) adalah untuk memperingati sastrawan patriotik Qu Yuan (屈原), tapi ada versi lain yang mengatakan bahwa perayaan ini untuk memperingati Wu Zixu yang jenazahnya dibuang ke sungai setelah bunuh diri. Wu Zixu juga dianggap sebagai teladan anak yang berbakti karena hasratnya untuk membalas dendam atas kematian ayah dan kakaknya yang tidak adil. Di beberapa tempat di Tiongkok, Wu juga dipuja sebagai dewa sungai atau dewa ombak (濤神).

Wu juga dianggap sebagai penemu dodol tahun baru/ niangao (年糕) . Konon ketika masa pemerintahan Raja Helu, negara Wu mendapat hasil panen yang berlimpah sehingga cukup untuk beberapa musim. Wu diberi tugas untuk mengurus masalah kelebihan cadangan pangan ini. Segera setelah menerima perintah, Wu memerintahkan agar kelebihan padi itu dicelupkan ke dalam air dan dikukus. Setelah itu padi ditumbuk hingga menjadi semacam pasta dan dicetak seperti bata. Bata-bata ini kemudian ditumpuk di sepanjang tembok kota dan ditutupi batu bata.

Setelah Wu bunuh diri, negara Wu diserang oleh Yue. Perang dan gagal panen menimbulkan kelaparan dimana-mana. Seorang pejabat istana teringat pesan Wu bahwa bila terjadi kelaparan tembok kota bagian dalam boleh dirubuhkan untuk mengambil cadangan. Nasi berbentuk bata itu dapat dimakan dengan cara dipanaskan terlebih dahulu hingga lunak. Dengan demikian rakyat selamat dari kelaparan. Sejak itu, untuk menghormati Wu Zixu, rakyat membuat dodol untuk dipersembahkan padanya setiap tahun baru dan hingga sekarang tradisi memakan dodol tahun baru ini menjadi kebiasaan.

Catatan

  1. ^ The character or can also be read yuán but Wu's name uses the pronunciation yún.[1][2]

Referensi

Pranala luar

Media tentang Wu Zixu di Wikimedia Commons

Kembali kehalaman sebelumnya