Yan Liang
Yan Liang adalah Jenderal Militer di bawah kepemimpinan Yuan Shao. Bertugas di bawah panglima perang Yuan Shao pada akhir dinasti Han Timur di Tiongkok. Dia dibunuh oleh Guan Yu pada Pertempuran Boma. Saat itu, jenderal pasukan Cao Cao menantangnya untuk duel dan Yan Liang menang. Lalu, Cao Cao menyuruh Song Xian untuk membunuh Yan Liang. Akan tetapi, hanya dalam tiga jurus Song Xian terjatuh karena tertebas pedang Yan Liang. Dia membelah dahi Wei Xu yang ingin membalaskan dendam Song Xian dalam satu jurus. Kemudian, Xu Huang yang menantang Yan Liang selama dua puluh jurus akhirnya kembali ke kemahnya karena merasa terdesak. Beberapa waktu kemudian setelah Cao Cao menuruti nasihat Cheng Yu, Guan Yu diperintahkan untuk memenggal kepala Yan Liang. Guan Yu segera menaiki kudanya, mengambil tombak naganya dan memacu kudanya menuruni bukit seorang diri, mata phoenixnya menatap tajam dan mengerutkan alis yang menandakan keseriusannya. Dia menyerang tepat di tengah formasi musuh dan para prajurit utara yang menahannya jika tidak mati terinjak kudanya maka tewas karena serangannya. Akhirnya, mereka tidak menahannya lagi dan seperti gelombang besar mereka membuka jalan untuk Guan Yu dan tidak berani melawan Guan Yu untuk bergerak menuju Yan Liang. KehidupanSedikit yang diketahui tentang kehidupan Yan Liang, satu-satunya catatan sejarah tentang dia dapat ditemukan di Catatan Tiga Negara, dalam biografi Yuan Shao,[1] Guan Yu,[2] Xun Yu[3] dan Cao Cao.[4] Pada saat dia menjadi fokus perhatian dalam catatan, dia telah membuat namanya terkenal Wen Chou sebagai sosok yang dipuji karena keberaniannya.[4] Di awal musim panas,[5] Cao Cao menerima saran Xun You untuk memindahkan kekuatan utamanya ke arah barat sepanjang Sungai Kuning ke Penyeberangan Yan, mengalihkan pasukan Yuan Shao ke arah yang sama. Cao Cao memimpin sebuah pasukan ringan ke Boma dalam gerakan paksa, mengejutkan Yan Liang. Yan Liang memimpin pasukannya untuk menemui Cao Cao lebih dari 10 li (lebih dari 4 km) dari Boma dan Cao Cao mengirim Zhang Liao dan Guan Yu sebagai garda depan untuk bertarung. Selama pertempuran berikutnya, Guan Yu mengidentifikasi Yan Liang di barisan musuh, melaju ke tengah-tengah pasukan Yan Liang dan membunuhnya lalu berjuang untuk kembali keluar dengan kematian Yan Liang, tentara di Boma runtuh. Romantisme Tiga NegaraSaat ini Yan Liang yang duduk di sana melihat ada seorang penunggang kuda menuju ke arahnya. Yan Liang terkejut karena tiba-tiba saja Guan Yu sudah ada di hadapannya sehingga Yan Liang refleks mengeluarkan pedang besarnya. Melihat hal itu, Guan Yu mengangkat tangan yang tengah memegang tombak dan segera menghujamkannya ke tubuh Yan Liang. Yan Liang langsung menahan serangan Guan Yu dengan pedangnya, tetapi kekuatan tebasan tombak Guan Yu mematahkan pedangnya sehingga membelah Yan Liang menjadi dua di bahunya serta membelah kudanya juga. Saat turun dari kuda, Guan Yu memenggal kepala Yan Liang dan menggantungkannya di sadel kudanya. Pasukan Yan Liang terkejut karena tidak percaya pemimpin mereka dibunuh semudah itu dan mereka panik serta lari. Pasukan Cao Cao diperintahkan mengejar dan membantai banyak sekali prajurit Yuan Shao yang dipimpin oleh Yan Liang. Mereka menangkap banyak kuda dan senjata serta perlengkapan militer. Guan Yu segera kembali ke atas bukit dan menyerahkan kepala Yan Liang sebagai bukti kehebatannya. Referensi
|