2 Korintus 4
2 Korintus 4 (atau II Korintus 4, disingkat 2Kor 4) adalah bagian dari surat rasul Paulus yang kedua kepada jemaat di Korintus dalam Perjanjian Baru di Alkitab Kristen.[1][2] Dikarang oleh rasul Paulus dan Timotius.[3] Teks
StrukturPembagian isi pasal:
Ayat 6
Wycliffe menuliskan[5]:
Tentang "wajah Kristus", Utley menuliskan[5]:
Wikiquote memiliki koleksi kutipan yang berkaitan dengan: Habis Gelap Terbitlah Terang. Potongan ayat "Dari dalam gelap akan terbit terang" menjadi terkenal berkat kutipan secara tidak langsung oleh Kartini dalam suratnya kepada Abendanon dalam bahasa Belanda, yang kemudian menjadi judul kumpulan bukunya, Door Duisternis Tot Licht, yang diterjemahkan oleh Armijn Pane pada tahun 1922 menjadi Habis Gelap Terbitlah Terang. Dalam bahasa Belanda, potongan ayat ini berbunyi: "Die gezegd heeft, dat het licht uit de duisternis zou schijnen,"[6] Ayat 7
Orang Kristen adalah "bejana-bejana tanah liat" yang kadang-kadang mengalami kesedihan, air mata, kesusahan, kebingungan, kelemahan, dan ketakutan (bandingkan 2 Korintus 1:4,8–9; 7:5). Namun, oleh karena "harta" sorgawi yang dalam diri mereka, maka mereka tidak dikalahkan. Kekristenan bukan hal menyingkirkan kelemahan, bukan juga semata-mata manifestasi kuasa ilahi. Namun, kekristenan adalah manifestasi kuasa ilahi melalui kelemahan manusia (2 Korintus 12:9). Ini berarti bahwa:
Ayat 13
Memuat kutipan dari Mazmur 116:10. Ayat 17
Kesukaran yang dipikul oleh orang yang tetap setia kepada Kristus adalah ringan dibandingkan dengan kelimpahan kemuliaan yang kita miliki melalui Kristus. Sebagian kemuliaan ini telah ada, tetapi akan dialami sepenuhnya pada masa yang akan datang (bandingkan Roma 8:18). Apabila kita mencapai warisan sorgawi kita, maka kita akan mengatakan bahwa kesengsaraan yang paling berat pun tidak berarti dibandingkan dengan kemuliaan kekal itu. Sebab itu, kita tidak boleh hilang pengharapan atau melepaskan iman kita sewaktu kita menghadapi berbagai masalah.[8] Referensi
Lihat pula
Pranala luar
|