Abu Sayyaf (/ˈɑːbuːsɑːˈjɑːf/simakⓘ; bahasa Arab: جماعة أبو سياف; Jamāʿat Abū Sayyāf, ASG; Filipina: Grupong Abu Sayyaf),[25] secara tidak resmi dikenal sebagai Negara Islam Irak dan Suriah – Provinsi Filipina, juga dikenal sebagai Al Harakat Al Islamiyya, adalah sebuah kelompok terorisseparatis yang terdiri dari milisi yang berbasis di sekitar kepulauan selatan Filipina, antara lain Jolo, Basilan, dan Mindanao.
Abu Sayyaf adalah salah satu kelompok separatis terkecil dan kemungkinan paling berbahaya di Mindanao.[26] Beberapa anggotanya pernah belajar atau bekerja di Arab Saudi dan mengembangkan hubungan dengan mujahidin ketika bertempur dan berlatih di Afganistan dan Pakistan.[butuh rujukan]
MiliterFilipina telah mengklaim bahwa elemen dari kedua kelompok memberikan dukungan kepada Abu Sayyaf. Kelompok ini pada awalnya tidak dianggap menerima dana dari sumber luar, tetapi laporan intelijen dari Amerika Serikat, Indonesia dan Australia menemukan hubungan yang terputus-putus dengan kelompok teroris Jemaah Islamiyah Indonesia,dan pemerintah Filipina menganggap Abu Sayyaf sebagai bagian dari Jemaah islamiyah .[27] Pemerintah mencatat bahwa dana awal untuk ASG berasal dari al-Qaeda melalui saudara Osama bin Laden, dan Mohammed Jamal Khalifa .[28][29]
Teroris yang berafiliasi dengan Al-Qaeda, Ramzi Yousef beroperasi di Filipina pada pertengahan 1990-an dan melatih tentara Abu Sayyaf. Edisi 2002 Pola Terorisme Global Departemen Amerika Serikat menyebutkan tautan ke Al-Qaeda. Hubungan yang berlanjut dengan kelompok-kelompok Islam di Timur Tengah menunjukkan bahwa al-Qaeda mungkin akan terus memberikan dukungan. Pada pertengahan 2005, personel Jemaah Islamiyah dilaporkan telah melatih sekitar 60 kader Abu Sayyaf dalam merakit dan meledakkan bom.[30]
Pendanaan
Kelompok ini memperoleh sebagian besar pembiayaannya melalui tebusan penculikan dan pemerasan. Satu laporan memperkirakan pendapatannya dari pembayaran tebusan pada tahun 2000 adalah antara $ 10 dan $ 25 juta. Menurut Departemen Luar Negeri, mungkin menerima dana dari dermawan Islam radikal di Timur Tengah dan Asia Selatan. Dilaporkan bahwa Libya memfasilitasi pembayaran uang tebusan kepada Abu Sayyaf. Juga disarankan agar uang Libya bisa disalurkan ke Abu Sayyaf.[butuh rujukan]
Modus yang digunakan dalam melakukan penculikan dan pemerasan adalah dengan memanfaatkan jalur perdagangan yang melintasi Laut Sulu. Maraknya kejahatan tersebut membuat pemerintah Indonesia, Malaysia, dan Filipina kemudian membentuk Trilateral Cooperative Agreement sebagai upaya pemberantasan.[31]
Badan intelijen Rusia yang terhubung dengan pesawat Victor Bout dilaporkan memberi Abu Sayyaf senjata. Pada tahun 2014 dan sejak itu, penculikan untuk tebusan telah menjadi cara utama pendanaan.[32]