Alfito Deannova
Alfito Deannova Gintings, S.E., M.Si.[1][2] (lahir 17 September 1976) adalah pembaca berita sekaligus jurnalis yang bergabung dengan Liputan 6 SCTV sejak tahun 2000 hingga tahun 2007. Ia resmi bergabung dengan tvOne semenjak pertama TVone dibentuk oleh VIVA Group. Acara terakhir yang ia bawakan di TVone adalah sebuah program gelar wicara Alfito (atau lebih dikenal sebagai Alfito Show). Namun program ini tidak bertahan lama hanya beberapa episode saja, karena kemudian ia memutuskan untuk keluar dari TVone. Ia pindah ke CNN Indonesia yang baru didirikan oleh Group Transmedia, dan saat ini ia menjadi pemimpin redaksi dari detikcom. BiografiKarierIa pernah dipercaya untuk memandu program Liputan 6 Petang dan bertugas secara reguler dalam jajaran Produser Produksi Berita SCTV. Kegiatannya dalam menggeluti dunia media, dimulainya sejak bangku kuliah, pada tahun 1996. Kala itu, Fito, begitu ia biasa disapa, menjadi Penyiar Radio Suara Kejayaan 101,6 FM sampai penghujung tahun 1999. Sebelum menyelesaikan studinya di Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, jurusan Akuntansi pada September 2000, pada tahun yang sama ia memutuskan untuk terjun pada bidang pemberitaan. SCTV pun menjadi pilihan pertama. Tugas pertamanya ketika terjun dengan status wartawan magang, adalah meliput meledaknya bom di kediaman Kedubes Filipina, di Jakarta pada Agustus 2000. Sejak saat itu, ayah dari Laqisya Phillianova Gintings dan suami dari penyiar berita TPI (sekarang MNCTV), Rencany Indra Martani ini bertanggung jawab melakukan peliputan pada bidang hukum dan kriminal. Beberapa bulan kemudian, tepatnya Desember 2000, ia mulai berkenalan dengan lensa kamera dalam tugas menyampaikan laporan langsung Arus Balik - Mudik Lebaran di Pelabuhan Penyeberangan Merak. Sejak saat itu, kemampuan pelaporan langsungnya terus terasah, untuk menghadirkan laporan langsung dari berbagai peristiwa, termasuk suasana genting transisi kepemimpinan nasional dari Abdurrahman Wahid kepada Megawati Soekarnoputri. Setelah penanggung jawab Liputan 6, Kala itu di bawah Karni Ilyas sebagai Pemimpin Redaksi menilainya cukup memahami dunia jurnalistik, ia mulai dipercaya membacakan berita di Program Liputan 6 Pagi. Politik menjadi bidang yang menarik minatnya bahkan sejak ia kanak – kanak. Dibangku sekolah dasar, ketika bocah sebayanya memilih untuk membaca komik atau buku – buku cerita, Fito kecil sibuk bertanya dan meneliti peristiwa G30S/PKI dan memaksakan diri membaca kumpulan pidato Soekarno “Dibawah bendera revolusi” milik kakeknya. Di usia remaja ia aktif berperkiprah sebagai pengurus organisasi siswa. Tercatat sebagai wakil ketua OSIS di SMP 3 Depok dan di SMA 1 Bogor pernah memegang posisi sebagai ketua pasukan pengibar bendera Pandawa 16 dan Juru Adat Dewan Ambalan Gudep 25 ekskul pramuka yaitu LSWK. Berbagai pelatihan dan studi singkat dienyamnya sebagai bekal dalam melaksanakan tugas. Salah satunya pada tahun 2003 di ABC Sydney, Australia. Kegiatan peliputan lapangan selama 4 tahun membuatnya dipercaya untuk menggawangi sejumlah acara sebagai produser. Liputan 6 Petang, Dari Titik Nadir untuk korban Tsunami Aceh dan program khusus Pilpres 2004, Selangkah ke Istana. Sejak Mei 2007, Fito bergabung dengan Lativi. Ia termasuk salah satu pionir yang membidani lahirnya tvOne, dengan mengkreasi program – program berita dan Current Affairs. Saat ini, selain menjadi pembaca berita, ia juga dipercaya memegang jabatan Current Affairs Manager di stasiun baru itu. Minatnya pada dunia akademik juga diwujudkannya dengan menjadi pengajar di sejumlah perguruan tinggi, seperti Universitas Paramadina, Universitas Al Azhar Indonesia dan Universitas Pancasila. Lulusan pasca sarjana Ilmu Komunikasi UI tahun 2007 ini kini tinggal di Kawasan Bekasi bersama sang Istri, Rencany Indra Martani dan dua putra mereka, Laqisya Phillianova Gintings dan Lavere Fallenova Gintings. KaryaBuku : SELEBRITI MENDADAK POLITISI, penerbit ARTI Yogya.2008 Jabatan
ReferensiPranala luar
|