Alparslan Türkeş
Alparslan Türkeş (pengucapan bahasa Turki: [alˈpaɾsɫɑn tyɾˈce], 25 November 1917 – 4 April 1997) adalah seorang politikus Turki, yang merupakan pendiri dan presiden Partai Gerakan Nasionalis yang berhaluan sayap kanan.[2][3][4] Ia disapa dengan sebutan Başbuğ ("Kepala suku") oleh para pengagumnya.[5] Masa mudaTürkeş lahir di Nikosia, Siprus Britania, dari keluarga etnis Turki pada tahun 1917.[6][7][8] Nama lahirnya masih diperdebatkan, sebagian mengklaim namanya adalah Hüseyin Feyzullah,[9] sementara kader MHP mengklaim namanya adalah Ali Arslan.[10] Kakek buyut dari pihak ayahnya pindah ke Siprus dari Kayseri pada tahun 1860-an.[11] Ayahnya, Ahmet Hamdi Bey, berasal dari desa Tuzla, di dekat Famagusta, sementara ibunya, Fatma Zehra Hanım, berasal dari Larnaca.[12] Namun, dalam sebuah wawancara dengan cendekiawan Fatma Müge Göçek, wartawan Armenia-Turki Hrant Dink mengklaim kalau Türkeş berdarah Armenia, sebagai anak yatim piatu dari Sivas yang kemudian diadopsi oleh keluarga Muslim asal Siprus.[13] Pada tahun 1932 Türkeş pindah ke Turki bersama keluarganya. Ia masuk sekolah militer di Istanbul pada tahun 1933 dan menyelesaikan pendidikan menengahnya pada tahun 1936. Pada tahun 1938, ia bergabung dengan militer.[11] Dakwaan Rasisme-TuranismeBersama dengan nasionalis lainnya seperti Nihal Atsiz dan Nejdet Sançar,[14] Türkeş diadili di Pengadilan Militer atas tuduhan "kegiatan fasis dan rasis" pada tahun 1945.[15] Dia menghabiskan 10 bulan di penjara sebelum dibebaskan pada tahun yang sama. Tuduhan itu akhirnya dibatalkan pada tahun 1947.[14] Pengadilan tersebut kemudian dikenal sebagai Pengadilan Rasisme-Turanisme.[16] Karier politikKariernya melonjak setelah ia mengatur kudeta 27 Mei 1960 terhadap Perdana Menteri Adnan Menderes, yang kemudian dieksekusi setelah persidangan. Türkeş bersama 13 anggota junta lainnya tak ingin menyerahkan kekuasaan kepada pemerintahan sipil dan oleh karena itulah ia didepak dari pemerintahan junta (Komite Persatuan Nasional), dan dikirim ke pengasingan ke kedutaan besar Turki di New Delhi.[17] Ia kembali pada Februari 1963[18] bersama kawan-kawannya, lalu bergabung dengan Partai Rakyat Petani Republikan (bahasa Turki: Cumhuriyetçi Köylü Millet Partisi, CKMP).[19] Türkeş terpilih sebagai ketuanya pada 1 Agustus 1965.[20] Pada tahun 1969, CKMP berganti nama menjadi Partai Gerakan Nasionalis (bahasa Turki: Milliyetçi Hareket Partisi, MHP).[21] Sebagai pemimpin MHP, ia otomatis menjadi pemimpin de facto Serigala Abu-abu, sebuah organisasi ultranasionalis. Türkeş menjabat sebagai Wakil Perdana Menteri di kabinet sayap kanan Front Nasional (bahasa Turki: Milliyetçi Cephe) pada tahun 1970-an.[22] Setelah kudeta militer tahun 1980, partainya dilarang, lalu ia dipenjara selama lebih dari empat tahun dan pemerintah menuntut hukuman mati untuknya dan tokoh nasionalis Turki lainnya. Namun, ia dibebaskan pada 9 April 1985[14] dan terjun ke panggung politik bersama Partai Buruh Nasionalis (MÇP) pada tahun 1987[14] lalu terpilih menjadi anggota parlemen mewakili Provinsi Yozgat pada tahun 1991.[23] Pada tahun 1992, nama Partai Gerakan Nasionalis (MHP) diluncurkan kembali untuk menggantikan nama MÇP dan logo partai yang menampilkan tiga bulan sabit diperkenalkan kepada publik.[14] IdeologiMelalui MHP, Türkeş mengadopsi pandangan politik para pendahulunya seperti Nihal Atsız, dan mengubahnya menjadi kekuatan politik yang tangguh. Pada tahun 1965, Türkeş merilis pamflet politik berjudul Doktrin Sembilan Cahaya (bahasa Turki: 9 Işık Doktrini), yang menjadi dasar ideologi nasionalis CKMP.[24] Teks ini mencantumkan sembilan prinsip dasar yaitu: nasionalisme; idealisme; moralisme; saintisme; sosietalisme; ruralisme; liberalisme dan personalisme; progresivisme dan populisme; industrialisme dan teknologisme.[25] Türkeş adalah pelopor pergerakan antikomunisme di Turki; di mana ia adalah anggota pendiri Kontrgerilla, yang bertanggung jawab atas jalannya Operasi Gladio di Turki guna membasmi paham komunisme.[26] Ia juga menjadi pemimpin spiritual Yayasan Sekolah Idealisme Budaya dan Seni (bahasa Turki: Ülkü Ocakları Kültür ve Sanat Vakfı). Para pengikutnya menganggap ia sebagai salah satu ikon terkemuka gerakan nasionalis di Turki. Politik InternasionalTuranisme, suatu ideologi yang menganjurkan penyatuan politik bangsa-bangsa Turkik dan Ural-Altaik adalah pandangan politiknya.[27] Pada tanggal 28 April 1978 ia diterima oleh Franz Josef Strauss, mantan menteri pertahanan dan keuangan di Jerman dan penjabat presiden partai CSU.[28][29] Pada tahun 1992, Alparslan Türkeş mengunjungi Baku untuk mendukung Abulfaz Elchibey dalam pilpres di Azerbaijan. Ia juga mengadakan pertemuan dengan Levon Ter-Petrosyan, Presiden Armenia pada 1990-an.[30] Kehidupan pribadiTürkeş menikah dua kali dan memiliki tujuh anak.[31] Ia menikah dengan Muzaffer Hanım pada tahun 1940 dan memiliki empat putri (Ayzit, Umay, Selcen dan Çağrı) dan satu putra (Tuğrul) dari pernikahan pertamanya. Pernikahan mereka berlangsung sampai kematian istrinya pada tahun 1974. Pada tahun 1976, Türkeş menikahi Seval Hanım dan memiliki satu putri (Ayyüce) dan satu putra (Ahmet Kutalmış).[32] Türkeş meninggal karena serangan jantung pada usia 80 tahun pada tanggal 4 April 1997.[31][33] Pengumuman kematiannya ditunda selama lima jam menunggu penerapan langkah-langkah keamanan nasional; setelah itu, ribuan pendukungnya pergi ke Rumah Sakit Bayindir sambil meneriakkan "Pemimpin tidak pernah mati".[34] Upacara pemakamannya diadakan di Masjid Kocatepe di Ankara.[34] Putra bungsu Türkeş, Ahmet Kutalmış Türkeş, adalah anggota Partai Keadilan dan Pembangunan dan terpilih sebagai perwakilan daerah Istanbul pada tahun 2011. Namun, ia mengundurkan diri beberapa hari sebelum pemilihan Juni 2015, karena menentang rencana partai untuk mengubah sistem parlementer menjadi sistem presidensial.[35][36] Pada 2015, putra sulung Türkeş, Tuğrul Türkeş, menjadi Wakil Perdana Menteri Turki.[37] Pada September 2015, Tuğrul Türkeş melakukan lawatan resmi pertamanya ke Siprus Utara.[38] WarisanTürkeş adalah tokoh kunci dalam pembentukan gagasan nasionalisme Turki dan menghidupkan kembali Pan-Turkisme dari tahun 1940-an dan seterusnya. Segera setelah kematiannya pada tahun 1997, Presiden Turki Süleyman Demirel menyatakan bahwa kematian Türkeş merupakan "kehilangan besar bagi kehidupan politik Turki". Demikian pula dengan Perdana Menteri wanita pertama Turki, Tansu Çiller yang menggambarkannya sebagai "tokoh sejarah".[34] Karya
Catatan kaki
Pranala luar
|