Azerbaijan
Republik Azerbaijan (Bahasa Azeri: Azərbaycan Respublikası) adalah sebuah negara di Kaukasus di persimpangan Eropa dan Asia Barat. Ia berbatasan dengan Rusia di sebelah utara, Georgia dan Armenia di barat, dan Iran di selatan. Republik Otonomi Nakhichevan (sebuah eksklave milik Azerbaijan) berbatasan dengan Armenia di sebelah utara, Iran di selatan, dan Turki di barat. Azerbaijan adalah negara sekuler dan telah menjadi anggota dari Dewan Eropa sejak 2001. Mayoritas populasi adalah Syiah dan turunan Turki barat, dikenal sebagai Azerbaijani, atau singkatnya Azeri. Negara ini resminya demokrasi, tetapi dengan peraturan otoritas kuat. Azerbaijan juga merupakan negara anggota OKI. EtimologiKini, dalam masalah sejarah, penandaan istilah Azerbaijan telah bervariasi dari penandaan geografi historisnya dan ini telah menyebabkan beberapa diskusi politik. Ada beberapa hipotesis yang berkaitan dengan asal nama "Azerbaijan." Teori yang paling umum ialah secara eponim Azerbaijan dinamai menurut Atropates, satrap (gubernur) bangsa Media Iran, yang menguasai sebuah kawasan yang ditemukan di Azarbaijan Iran modern yang disebut Atropatene.[5] Dipercaya nama Atropates diturunkan dari akar Bahasa Persia Kuno yang berarti "dilindungi oleh api."[6] Ada pula pendapat lain yang mengatakan bahwa istilah ini ialah Turkifikasi tipis dari Azarbaijan, versi nama Persia asli yang diarabkan Âzarâbâdagân, tersusu atas âzar+âbadag+ân (âzar=api; âbâdag=daerah olahan; ân=akhiran jamak); bahwa secara tradisional kata itu berarti "tanah api abadi" atau "tanah api", yang mungkin menyatakan secara tak langsung kuil api Zoroastrianisme di negeri ini. Beberapa sejarawan Azeri berpendapat bahwa nama itu tersusun atas 4 unsur bahasa Azerbaijan: az+er+bay+can, yang berarti "tanah orang Az yang pemberani" atau "sebuah tempat yang ditinggikan untuk kaum hartawan dan agung." Secara puitis Azerbaijan juga disebut Odlar Yurdu ("Negeri Api (Abadi)"). SejarahSejarah awal penduduk daerah yang kini dikenal sebagai Azerbaijan ialah bangsa Albania Kaukasia, bangsa penutur bahasa-bahasa Kaukasus yang muncul di daerah ini sebelum rombongan besar orang yang akhirnya menyerang Kaukasus. Secara historis Azerbaijan telah dilindungi berbagai bangsa, termasuk bangsa Persia, Yunani, Romawi, Armenia, Arab, Turki, Mongol dan Rusia. Kerajaan pertama yang muncul di Republik Azerbaijan masa kini ialah Mannae pada abad ke-9 SM, berlangsung hingga 616 SM saat menjadi bagian Kekaisaran Media, yang kemudian menjadi bagian Kekaisaran Persia pada 549 M. Satrapi Atropatene dan Albania Kaukasia didirikan pada abad ke-4 SM dan termasuk kurang lebih wilayah negara kebangsaan Azerbaijan dan bagian selatan Dagestan masa kini. Islam tersebar cepat di Azerbaijan menyusul futuhat pada abad ke-7–8. Setelah kekuasaan Kekhalifahan Arab menyusut, beberapa negara semimerdeka telah terbentuk, kesultanan Shirvanshah menjadi salah satu darinya. Pada abad ke-11, Turki Seljuk yang menaklukkan menjadi kekuatan dominan di Azerbaijan dan meletakkan dasar etnis Azerbaijani masa kini. Pada abad ke-13-14, negeri ini diserang bangsa Mongol-Tatar. Azerbaijan adalah bagian Kesultanan Persia Safavid selama abad ke-15–18. Juga mengalami masa singkat perpecahan bangsawan pada pertengahan abad ke-18 hingga awal abad ke-19, dan terdiri atas kekhanan-kekhanan yang merdeka. Menyusul Perang Persia-Rusia antara Kesultanan Persia Qajar, seperti Ganja, Guba, Baku dan kekhanan-kekhanan merdeka lainnya, dan Kekaisaran Rusia, Azerbaijan direbut Rusia melalui Perjanjian Gulistan pada 1813, dan Perjanjian Turkmenchay pada 1828, dan beberapa perjanjian yang lebih awal antara tsar Rusia dan para khan berakhir pada dasawarsa pertama abad ke-19. Pada 1873, minyak ("emas hitam") ditemukan di kota Baku, ibu kota Azerbaijan nantinya. Dari awal abad ke-20 hampir separuh cadangan minyak dunia disuling di Baku. Setelah jatuhnya Kekaisaran Rusia selama PD I, Azerbaijan bersama Armenia dan Georgia menjadi bagian Republik Federasi Demokrasi Transkaukasia yang berumur pendek. Saat republik itu bubar pada Mei 1918, Azerbaijan menyatakan kemerdekaan sebagai Republik Demokrasi Azerbaijan. RDA ialah negara republik berpenduduk mayoritas Muslim pertama di dunia dan hanya berlangsung 2 tahun, dari 1918 hingga 1920, sebelum Tentara Merah menyerang Azerbaijan. Pada Maret 1922, Azerbaijan, bersama dengan Armenia dan Georgia, menjadi bagian RSFS Transkaukasia dalam Uni Soviet yang baru terbentuk. Pada 1936, RSFST bubar dan Azerbaijan menjadi republik bagian RSUS sebagai RSS Azerbaijan. Selama PD II, Jerman Nazi menyerang Uni Soviet. Tujuan utama serangan Operasi Edelweiss Adolf Hitler ialah mencaplok ibu kota kaya minyak Azerbaijan, Baku. Karena alasan perang, pekerja minyak Soviet diwajibkan bekerja tanpa henti dan warganegaranya menggali parit dan rintangan antitank untuk menghalau kemungkinan serangan musuh. Namun, Operasi Edelweiss gagal. Pasukan Jerman pertama kali gagal di pegunungan Kaukasus, mereka kalah telak dalam Pertempuran Stalingrad. Pada 1990, orang Azeri berkumpul untuk memprotes kekuasaan Soviet dan menuntut kemerdekaan. Secara brutal demonstrasi itu ditindas oleh campur tangan Soviet dalam peristiwa yang kini disebut orang Azeri sebagai Januari Hitam. Namun pada 1991, Azerbaijan memproklamasikan kemerdekaannya saat jatuhnya Uni Soviet. Sayangnya, tahun-tahun awal kemerdekaannya teralihkan dengan perang terhadap Armenia dan gerakan separatis Armenia atas kawasan Nagorno-Karabakh. Meski ada gencatan senjata di tempat sejak 1994, Azerbaijan belum memecahkan konflik dengan Armenia atas wilayah yang dominannya orang Armenia. Sejak akhir perang, Azerbaijan kehilangan kendali 14 - 16% wilayahnya termasuk Nagorno-Karabakh sendiri.[7][8] Sebagai akibat konflik, kedua negara menghadapi masalah pengungsi dan orang telantar seperti kesulitan ekonomi. Namun, mantan pemimpin Azeri Soviet Heydər Əliyev mengubah pola ini di Azerbaijan dan mulai mengeksploitasi cadangan minyaknya yang kaya di Baku, sesuatu yang membuat Azerbaijan terkenal. Heyder Eliyev juga membersihkan perjudian dan bisa menekan tingkat pengangguran di negara itu. Ia juga mencari hubungan lebih dekat dengan Turki saat secara serentak membuat usaha memecahkan konflik Karabakh secara damai dengan Armenia. Namun, keadaan politik di Azerbaijan tetap tegang khususnya setelah Heydar Aliyev, saat kematiannya, memilih putranya Ilham menyandang jabatan presiden. Kekuatan oposisi Azeri tak puas dengan pergantian dinasti ini dan menuntut pemerintahan demokratis. GeografiLuas Azerbaijan mencapai 86.600 km². Dan berbatasan dengan Rusia di utara; Armenia, Turki, dan Georgia di barat; Laut Kaspia di timur; dan Iran di selatan. Panjang total perbatasan darat Azerbaijan mencapai 2,648 km (1,645 mil), 1007 kilometer dengan Armenia, 756 kilometer dengan Iran, 480 kilometer dengan Georgia, 390 kilometer dengan Russia, dan 15 kilometer dengan Turki. Azerbaijan terletak di kawasan Kaukasus Selatan atau lebih dikenal dengan sebutan Transkaukasia dan di pesisir barat Laut Kaspia. Wilayahnya bagian barat dan utara berupa kawasan pegunungan. Disana terdapat gunung Bazardüzü, yang merupakan gunung tertinggi di Azerbaijan. Gunung yang memiliki tinggi 4466 m ini terletak di dekat perbatasan dengan Rusia. Sedangkan bagian tengah Azerbaijan merupakan dataran rendah yang kaya akan minyak bumi. LandskapPolitikPembagian administratifAzerbaijan terbagi atas:
EkonomiSetelah merdeka pada tahun 1991, Azerbaijan menjadi anggota Dana Moneter Internasional, Bank Dunia, Bank Rekonstruksi dan Pembangunan Eropa, Bank Pembangunan Islam, dan Bank Pembangunan Asia.[9] Sistem perbankan Azerbaijan terdiri dari Bank Sentral Azerbaijan, bank komersial, dan organisasi kredit non-perbankan. Bank Nasional (sekarang Pusat) didirikan pada tahun 1992 berdasarkan Bank Tabungan Negara Azerbaijan, afiliasi dari Bank Tabungan Negara Uni Soviet sebelumnya. Bank Sentral berfungsi sebagai bank sentral Azerbaijan, berwenang untuk menerbitkan mata uang nasional, Manat Azerbaijan, dan mengawasi semua bank komersial. Dua bank komersial utama adalah UniBank dan Bank Internasional Azerbaijan milik negara, dijalankan oleh Abbas Ibrahimov.[10] Didorong oleh belanja dan pertumbuhan permintaan, tingkat inflasi Q1 tahun 2007 mencapai 16,6%.[11] Pendapatan nominal dan upah bulanan masing-masing naik 29% dan 25% terhadap angka ini, tetapi kenaikan harga di industri non-minyak mendorong inflasi.[11] Azerbaijan menunjukkan beberapa tanda yang disebut "Penyakit Belanda" karena sektor energinya yang berkembang pesat, yang menyebabkan inflasi dan membuat ekspor non-energi menjadi lebih mahal.[12] Pada awal tahun 2000-an, inflasi yang sangat tinggi dapat dikendalikan. Hal ini menyebabkan peluncuran mata uang baru, manat Azerbaijan baru, pada 1 Januari 2006, untuk memperkuat reformasi ekonomi dan menghapus sisa-sisa ekonomi yang tidak stabil.[13][14] Azerbaijan juga menduduki peringkat ke-57 dalam Laporan Daya Saing Global untuk 2010–2011, di atas negara-negara CIS lainnya.[15] Pada tahun 2012, PDB Azerbaijan telah meningkat 20 kali lipat dari tingkat tahun 1995.[16] DemografiPada Maret 2022, 52,9% dari total populasi Azerbaijan yang berjumlah 10.164.464 tinggal di perkotaan, dengan 47,1% sisanya di pedesaan.[17] Pada Januari 2019, 50,1% dari total populasi adalah perempuan. Rasio jenis kelamin pada tahun yang sama adalah 0,99 laki-laki per perempuan.[18] Tingkat pertumbuhan penduduk tahun 2011 adalah 0,85%, dibandingkan dengan 1,09% di seluruh dunia. Faktor signifikan yang membatasi pertumbuhan populasi adalah tingkat migrasi yang tinggi. Pada tahun 2011 Azerbaijan mengalami migrasi sebesar −1,14/1.000 orang.[1] Diaspora Azerbaijan ditemukan di 42 negara[19] dan pada gilirannya terdapat banyak pusat etnis minoritas di dalam Azerbaijan, termasuk masyarakat budaya Jerman "Karelhaus", pusat budaya Slavia, komunitas Azerbaijan-Israel, pusat budaya Kurdi, Asosiasi Talysh Internasional, Pusat nasional Lezgin "Samur", komunitas Azerbaijan-Tatar, masyarakat Tatar Krimea, dll.[20] Secara total, Azerbaijan memiliki 78 kota, 63 distrik kota, dan satu kota berstatus hukum khusus. 261 permukiman tipe perkotaan dan 4248 desa mengikutinya.[21] AgamaAzerbaijan dianggap sebagai negara mayoritas Muslim paling sekuler.[23] Sekitar 97% penduduknya beragama Islam.[24] Sekitar 85% Muslim diperkirakan Syiah, sementara 15% Muslim Sunni.[25][26][27][28][29][30] Keyakinan lain dipraktikkan oleh berbagai kelompok etnis di negara itu. Berdasarkan pasal 48 Konstitusinya, Azerbaijan adalah negara sekuler dan menjamin kebebasan beragama. Dalam jajak pendapat Gallup 2006–2008, hanya 21% responden dari Azerbaijan menyatakan bahwa agama adalah bagian penting dari kehidupan sehari-hari mereka.[31] Dari minoritas agama bangsa, diperkirakan 280.000 orang Kristen (3,1%)[32] sebagian besar adalah Ortodoks Rusia dan Georgia, dan Apostolik Armenia (hampir semua orang Armenia yang tinggal di wilayah Nagorno-Karabakh yang memisahkan diri).[1] Pada tahun 2003, ada 250 orang Katolik Roma.[33] Denominasi Kristen lainnya pada tahun 2002 termasuk Lutheran, Baptis dan Molokan.[34] Ada juga komunitas kecil Protestan.[35][36] Azerbaijan juga memiliki populasi Yahudi kuno dengan sejarah 2.000 tahun; diperkirakan 12.000 orang Yahudi tetap tinggal di Azerbaijan yang merupakan rumah bagi satu-satunya kota mayoritas Yahudi di luar Israel dan Amerika Serikat.[37][38][39][40] Azerbaijan juga merupakan rumah bagi anggota komunitas Baháʼí, Hare Krishna dan Saksi-Saksi Yehuwa, serta penganut komunitas agama lainnya.[34] Beberapa komunitas agama secara tidak resmi dibatasi dari kebebasan beragama. Sebuah laporan Departemen Luar Negeri AS tentang masalah ini menyebutkan penahanan anggota kelompok Muslim dan Kristen tertentu, dan banyak kelompok mengalami kesulitan mendaftar ke badan yang mengatur agama, Komite Negara Asosiasi Keagamaan Republik Azerbaijan (SCWRA).[41] EtnisKomposisi etnis penduduk menurut sensus penduduk 2009: 91,6% Azerbaijan, 2,0% Lezgin, 1,4% Armenia (hampir semua orang Armenia tinggal di wilayah Nagorno-Karabakh yang memisahkan diri), 1,3% Rusia, 1,3% Talish, 0,6 % Avar, 0,4% Turki, 0,3% Tatar, 0,3% Tats, 0,2% Ukraina, 0,1% Tsakhur, 0,1% Georgia, 0,1% Yahudi, 0,1% Kurdi, 0,2% lainnya.[42] BahasaBahasa resmi adalah bahasa Azerbaijan, yang termasuk rumpun bahasa Turkik. Bahasa Azerbaijan dituturkan oleh sekitar 92% populasi sebagai bahasa ibu.[43] Bahasa Rusia dan Armenia (hanya di Nagorno-Karabakh) juga digunakan, dan masing-masing merupakan bahasa ibu dari sekitar 1,5% populasi.[43] Ada selusin bahasa minoritas lainnya yang digunakan secara asli di negara ini.[44] Avar, Budukh, Georgia, Juhuri, Khinalug, Kryts, Lezgin, Rutul, Talish, Tat, Tsakhur, dan Udi semuanya diucapkan oleh minoritas kecil.[45] Beberapa komunitas bahasa ini sangat kecil dan jumlahnya terus berkurang.[46] Bahasa Armenia adalah bahasa mayoritas di Nagorno-Karabakh dengan sekitar 76% pada tahun 1989.[47] Setelah perang Nagorno-Karabakh pertama, populasi hampir seluruhnya adalah orang Armenia, sekitar 95%.[48] BudayaBudaya Azerbaijan berkembang sebagai hasil dari banyak pengaruh; itulah mengapa orang Azerbaijan, dalam banyak hal memiliki dua budaya. Saat ini, tradisi nasional terpelihara dengan baik di negara ini meskipun ada pengaruh Barat, termasuk budaya konsumen global. Beberapa elemen utama budaya Azerbaijan adalah: musik, sastra, tarian dan seni rakyat, masakan, arsitektur, sinematografi, dan Novruz Bayram. Yang terakhir ini berasal dari perayaan tradisional Tahun Baru dalam agama Zoroastrianisme Iran kuno. Novruz adalah hari libur keluarga.[49] Profil penduduk Azerbaijan, sebagaimana disebutkan di atas, terdiri dari orang Azerbaijan, serta kebangsaan atau kelompok etnis lain, yang secara kompak tinggal di berbagai wilayah negara. Pakaian nasional dan tradisional Azerbaijan adalah Chokha dan Papakha. Ada siaran radio dalam bahasa Rusia, Georgia, Kurdi, Lezgian, dan Talish, yang dibiayai dari anggaran negara. Beberapa stasiun radio lokal di Balakan dan Khachmaz menyiarkan dalam bahasa Avar dan Tat. Di Baku beberapa surat kabar diterbitkan dalam bahasa Rusia, Kurdi (Dengi Kurdi), Lezgian (Samur) dan Talysh. Masyarakat Yahudi "Sokhnut" menerbitkan surat kabar Aziz.[20] Referensi
Lihat pulaPranala luarWikimedia Commons memiliki media mengenai Azərbaycan.
|