Austindo Nusantara Jaya
PT Austindo Nusantara Jaya Tbk adalah sebuah perusahaan agroindustri yang berkantor pusat di Jakarta.[3][4] SejarahPerusahaan ini didirikan pada bulan April 1993. Tujuh tahun kemudian, PT Austindo Agro Nusantara dan PT Austindo Nusantara Resources digabung ke dalam perusahaan ini. Perusahaan ini juga mengakuisisi PT Eka Pendawa Sakti yang kemudian diubah namanya menjadi PT Austindo Nusantara Jaya Agri. Pada tahun 2001, PT Austindo Investama Jaya, PT Austindo Mining Corporindo, dan PT Austindo Nusantara Energi digabung ke dalam perusahaan ini. Pada tahun 2003, perusahaan ini mengakuisisi PT Sahabat Mewah & Makmur. Pada tahun 2004, perusahaan ini mengakuisisi PT Ondop Perkasa Makmur yang kemudian diubah namanya menjadi PT Austindo Nusantara Jaya Agri Siais. Setahun kemudian, perusahaan ini mengakuisisi PT Kayung Agro Lestari. Pada tahun 2010, melalui PT ANJ Agri Papua, perusahaan ini mendapat izin untuk mengelola lahan seluas 40.000 hektar di Papua untuk menanam sagu. Dua tahun kemudian, perusahaan ini mendivestasi bisnisnya di bidang perawatan kesehatan dan jasa keuangan agar lebih dapat fokus di bisnis agroindustri. Perusahaan ini juga mengakuisisi PT Galempa Sejahtera Bersama. Pada tahun 2013, perusahaan ini mengakuisisi PT Permata Putera Mandiri dan PT Putera Manunggal Perkasa. Melalui PT Austindo Aufwind New Energy, perusahaan ini juga mulai mengoperasikan pembangkit listrik tenaga biogas di Belitung.[5] Pada tahun 2013 juga, perusahaan ini resmi melantai di Bursa Efek Indonesia. Pada tahun 2014, perusahaan ini mengakuisisi PT Pusaka Agro Makmur.[6] Setahun kemudian, PT Pusaka Agro Makmur digabung ke dalam perusahaan ini. Melalui PT ANJ Agri Papua, perusahaan ini juga menyelesaikan pembangunan pabrik pati sagu di Papua. Pada tahun 2016, PT Kayung Agro Lestari mulai mengoperasikan pabrik minyak sawit di Kalimantan Barat. Pada tahun 2017, perusahaan ini mendivestasi saham PT Darajat Geothermal Indonesia dan PT Star Energy Geothermal Suoh Sekincau agar dapat lebih fokus di bisnis agroindustri. Perusahaan ini juga mendivestasi saham dari sejumlah perusahaan yang tergabung dalam M.P. Evans Group. Pada tahun 2017 juga, AJI HK Ltd. mengakuisisi 20% saham dari PT Gading Mas Indonesia Teguh. Perusahaan ini juga menjual 10,87% saham PT Agro Muko ke SIPEV. Pada tahun 2018, PT Gading Mas Indonesia Teguh mulai membangun pabrik rantai dingin di Jember. Setahun kemudian, perusahaan ini mendivestasi saham PT Puncakjaya Power dan saham dari semua perusahaan yang tergabung dalam M.P. Evans Group.[7] Pada tahun 2020, PT Putera Manunggal Perkasa mulai mengoperasikan pabrik minyak sawit di Papua Barat Daya. Setahun kemudian, PT Kayung Agro Lestari menggandakan kapasitas pabriknya menjadi 90 ton per jam. PT Gading Mas Indonesia Teguh juga mulai mengekspor edamame beku ke luar Indonesia. Pada tahun 2022, perusahaan ini menjual 5% saham PT Agro Muko. Setahun kemudian, PT Kayung Agro Lestari menyelesaikan pembangunan pabrik kompos.[3][4] Referensi
|