Dari kiri atas ke kanan bawah: inskripsi Sutsilva pada sebuah rumah di Andeer, inskripsi rumah Sursilva di Trun, tanda berbahasa Rumantsch Grischun di Taman Nasional Swiss, Sgraffito Vallader di Guarda.
Bahasa Romansh dikategorikan sebagai C2 Provincial menurut SIL Ethnologue, artinya bahasa ini digunakan di berbagai wilayah ataupun bahasa yang dituturkan pada tingkat antar-provinsi
Logo Wikipedia dalam bahasa Romansh yang berisi transkripsi "Wikipedia" (atas) ke dalam ortografi masing-masing dan slogan "Ensiklopedia Bebas" (bawah) yang diterjemahkan ke dalam bahasa tersebut.
Perhatian: untuk penilai, halaman pembicaraan artikel ini telah diisi sehingga penilaian akan berkonflik dengan isi sebelumnya. Harap salin kode dibawah ini sebelum menilai.
Cari artikel bahasaCari berdasarkan kode ISO 639 (Uji coba)Kolom pencarian ini hanya didukung oleh beberapa antarmuka
Halaman bahasa acak
Bahasa Romansh (bahasa Romansh: rumantsch (bantuan·info)
, rumàntsch, romauntsch (bantuan·info)
atau romontsch (bantuan·info)
) adalah salah satu bahasa yang termasuk dalam rumpun bahasa Roman yang dituturkan di bagian tenggara Swiss, yaitu di kanton Graubünden (Grisons atau Grigioni). Bahasa Romansh telah diakui sebagai bahasa nasional Swiss sejak tahun 1938 dan sebagai bahasa resmi bersama dengan bahasa Jerman, Prancis, dan Italia sejak tahun 1996. Bahasa ini kadang-kadang dikelompokkan bersama dengan bahasa Ladin dan Friulian dalam rumpun bahasa Rhaeto-Roman, meskipun hal ini masih diperdebatkan.
Bahasa Romansh adalah turunan dari bahasa Latin umum dari masa Kekaisaran Romawi, yang pada abad ke-5 Masehi menggantikan bahasa Keltik dan Raetik, meskipun bahasa Romansh mempertahankan sejumlah kecil kata-kata dari bahasa-bahasa tersebut. Bahasa Romansh banyak dipengaruhi oleh bahasa Jerman dalam kosakata dan morfosintaksis. Bahasa ini secara bertahap berubah seperti sekarang selama berabad-abad, digantikan dengan dialek Alemannik dan Bavaria. Tulisan paling awal yang mengidentifikasi bahasa Romansh berasal dari abad ke-10 atau ke-11, meskipun karya-karya besar tidak muncul hingga abad ke-16 ketika beberapa variasi tulisan daerah mulai berkembang. Pada abad ke-19 wilayah yang menggunakan bahasa ini mengalami penyusutan, tetapi muncul kebangkitan dalam sastra dan permulaan pergerakan bahasa untuk menghentikan penurunan bahasa Romansh.
Pada sensus tahun 2000 di Swiss, 35.095 orang (27.038 orang di antaranya tinggal di kanton Graubünden) menyebutkan bahasa Romansh sebagai bahasa "perintah terbaik" dan 61.815 orang menyebutkan sebagai bahasa yang "lazim dituturkan".[8] Pada tahun 2010, Swiss beralih ke sistem tahunan yang menggunakan kombinasi antara data warga munisipal dan sejumlah survei.[9] Berdasarkan sistem tahunan ini, jumlah orang yang berumur 15 tahun ke atas yang melaporkan bahasa Romansh sebagai bahasa utama mereka adalah 36.622 pada tahun 2012.[1] Karena dituturkan oleh sekitar 0,9% dari 7,7 juta jiwa penduduk Swiss, bahasa Romansh menjadi bahasa nasional Swiss yang paling sedikit digunakan dalam hal jumlah penutur dan bahasa paling banyak dituturkan kesebelas di Swiss secara keseluruhan.[10] Wilayah bahasa dan jumlah penutur bahasa Romansh terus-menerus menyusut, meskipun penggunaan bahasa ini masih kuat di daerah-daerah tertentu.
Klasifikasi linguistik
Bahasa Romansh adalah anggota rumpun bahasa Roman yang diturunkan dari bahasa Latin Umum, bahasa yang dituturkan pada Kekaisaran Romawi. Dalam rumpun bahasa Roman, bahasa Romansh bertahan karena lokasinya yang periferal, yang dimanifestasikan melalui beberapa ciri arkais. Ciri lain yang membedakan adalah kontak bahasa selama berabad-abad dengan bahasa Jerman, yang paling nyata terlihat adalah kosakata dan hingga tingkat sintaksis bahasa Romans yang lebih rendah. Dalam rumpun bahasa Roman, bahasa Romansh termasuk dalam cabang Gallo-Roman bersama bahasa Prancis, Oksitan, dan Lombard.
Permasalahan mengenai dapat tidaknya bahasa Romansh, Friuli, dan Ladin membentuk subkelompok sendiri yang disebut "Rhaeto-Romance" dalam Gallo-Roman adalah sebuah isu yang belum terpecahkan, yang dikenal sebagai Questione ladina. Beberapa ahli bahasa berpendapat bahwa ketiga bahasa itu berasal dari satu bahasa yang sama, yang kemudian terputus secara geografis oleh penyebaran bahasa Jerman dan Italia. Pendapat ini pertama kali dicetuskan oleh seorang linguis Italia, Graziadio Ascoli, pada tahun 1873.[11]
Dialek
Bahasa Romansh terdiri atas sekelompok dialek yang saling terkait erat, yang umumnya dibagi menjadi lima variasi yang berbeda, yang masing-masing telah mengembangkan suatu bentuk standar. Standar regional ini mengacu pada idiom-idiom dalam bahasa Romansh untuk membedakan mereka dari vernakular-vernakular lokal, yang disebut sebagai dialek.[12] Dialek-dialek ini membentuk kontinum dialek tanpa pembagian yang jelas. Secara historis wilayah tutur saling menyambung, tetapi kini terpecah oleh penyebaran bahasa Jerman, sehingga bahasa Romansh sekarang secara geografis dibagi menjadi setidaknya dua bagian yang tidak berdekatan.
1.Dialek Sursilva (berasal dari nama kawasan Surselva, yang nama kawasan ini sendiri berasal dari kata sur 'di atas' dan selva 'hutan') – dituturkan di lembah Vorderrhein (hujan depan), meliputi Lumnezia, Foppa, dan Cadi. Sursilva adalah dialek yang paling luas digunakan, yaitu oleh 17.897 orang di kawasan Surselva (54.8%) yang menyebut bahasa Romansh sebagai bahasa yang biasa dituturkan pada sensus Swiss tahun 2000.[13]
2.Dialek Sutsilva (berasal dari kata sut 'di bawah' dan selva 'hutan') – dituturkan di lembah Hinterrhein (hujan belakang), meliputi Plaun, Heinzenberg, Domleschg, dan Schams. Dialek ini paling sedikit digunakan, yaitu oleh 1.111 orang di wilayah historis (15.4%) yang menyebut bahasa Romansh sebagai bahasa yang biasa dituturkan.[13] Dialek ini telah punah di banyak wilayah historis sejak pergantian abad ke-20.
3.Dialek Surmira (berasal dari kata sur 'di atas' dan meir 'tembok atau dinding') – dituturkan di lembah Gelgia dan Albula, termasuk Surses dan Sutses
4.Dialek Putèr (rm.putèr (help·info) ; mungkin awalnya adalah sebutan untuk 'pemakan bubur', yang berasal dari kata put 'bubur'.[14]) – dituturkan di lembang Engadin Atas (Engiadin' Ota), di barat Zernez. Pada sensus tahun 2000, 5.497 orang yang tinggal di lembah Engadin Atas (30%) menyebut bahasa Romansh sebagai bahasa yang biasa dituturkan.[13]
5.Dialek Vallader (rm.vallader (help·info) ; berasal dari kata val 'lembah') – dituturkan di lembah Engadin Bawah (Engiadina Bassa) dan Val Müstair. Vallader adalah variasi bahasa Romansh paling banyak digunakan kedua, yaitu oleh 6.448 orang di lembah Engadin Bawah (79.2%) yang menyebut bahasa Romansh sebagai bahasa yang biasa dituturkan pada sensus tahun 2000.[13]
Selain lima dialek besar di atas, ada tambahan dua variasi yang sering dibedakan. Salah satunya adalah dialek dari Val Müstair, yang berkaitan erat dengan Vallader, tetapi sering dipisahkan dengan sebutan Jauer (berasal dari kata ganti pribadi jau 'aku').[15] Dialek yang kurang umum adalah dialek Tujetsch dan Val Medel, yang sangat berbeda dari Sursilva dan disebut sebagai Tuatschin.[15] Selain itu, variasi yang distandardisasi Rumantsch Grischun telah diperkenalkan sejak tahun 1982 untuk penggunaan lintas kawasan. Dialek dari Val Bregaglia biasanya dianggap sebagai variasi Lombard dan penuturnya menggunakan bahasa Italia sebagai bahasa tertulis, meskipun dialek ini memiliki banyak ciri yang sama dengan dialek Putèr dari bahasa Romansh.[16]
Sejarah
Asal mula dan perkembangan hingga masa modern
Bahasa Romansh awalnya berasal dari bahasa Latin yang dibawa oleh tentara, pedagang, dan pejabat Romawi menyusul penaklukan wilayah yang sekarang adalah Graubünden oleh Romawi pada 15 SM. Sebelum itu, penduduknya menggunakan bahasa Keltik dan Raetik (Raetik tampaknya banyak dituturkan di lembah Engadin Bawah). Jejak dari kedua bahasa tersebut pada umumnya ditemukan dalam toponimi, termasuk nama-nama desa, seperti Tschlin, Scuol, Savognin, Glion, Breil/Brigels, Brienz/Brinzauls, Purtenza, dan Trun. Selain itu, sejumlah kecil kata-kata dari bahasa pra-Latin masih digunakan dalam bahasa Romansh, terutama terkait hewan, tumbuhan, dan ciri-ciri geologis unik pada Alpen, seperti camutsch 'chamois' dan grava 'scree'.
Tidak diketahui seberapa cepat penduduk yang berbahasa Keltik dan Raetik mengalami Romanisasi setelah penaklukan Raetia. Beberapa linguist berasumsi wilayah tersebut mengalami Romanisasi dengan cepat setelah penaklukan oleh Romawi, sementara lainnya berpendapat bahwa proses tersebut belum berakhir hingga abad ke-4 atau ke-5, ketika banyak orang-orang Kelt dari utara yang telah mengalami Romanisasi menyeberang ke selatan untuk menghindari invasi suku Jermanik.[17] Proses itu benar-benar komplet dan bahasa-bahasa pra-Roman punah pada abad ke-5 atau 6, setelah Raetia menjadi bagian dari Kerajaan Ostrogoth. Sekitar tahun 537, Ostrogoth menyerahkan provinsi Raetia Prima kepada Kerajaan Franka, yang kemudian memiliki penguasa lokal yang disebut Keadipatian Chur. Tetapi, after setelah penguasa Victorid terakhir, Uskup Tello, mangkat sekitar tahun 765, Karel Agung menugaskan seorang adipati Jermanik untuk memerintah kawasan itu. Selain itu, Keuskupan Chur dipindahkan oleh Gereja Katolik Romawi dari Keuskupan Agung Milan ke Keuskupan Mainz tahun 843. Efek dari seluruh peristiwa di atas adalah reorientasi budaya mengarah ke utara yang menggunakan bahasa Jerman, terutama pihak elite yang berkuasa saat itu hampir seluruhnya bertutur bahasa Jerman.[18]
Pada saat itu, bahasa Romansh dituturkan di wilayah yang lebih luas, yang membentang ke utara ke daerah yang saat ini adalah kanton Glarus dan St. Gallen, ke Walensee di barat laut, dan Rüthi dan Lembah Alpine Rhine di timur laut. Di timur, bagian yang saat ini adalah Vorarlberg bertutur bahasa Romansh, karena merupakan bagian dari Tyrol. Daerah utara, yang disebut Raetia Bawah, mulai menggunakan bahasa Jerman pada abad ke-12[19] dan pada abad ke-15, Lembah Rhine di St. Gallen dan daerah-daerah sekitar Wallensee seluruhnya berbahasa Jerman.[18] Pergeseran ke bahasa Jerman itu disebabkan khususnya oleh pengaruh elite lokal dan imigran dari utara yang berbahasa Jerman.[20]
Jermanisasi Chur memiliki konsekuensi jangka panjang khusus. Meskipun kota ini sudah lama tidak lagi menjadi pusat budaya Romansh, bahasa lisan ibu kota Keuskupan Chur tetap bahasa Romansh hingga abad ke-15.[21] Setelah kebakaran dtahun1465 yang hampir menghancurkan kota, banyak pengrajin yang berbahasa Jerman dipanggil untuk membantu memperbaiki kerusakan dan kemudian menetap di sana. Hal ini menyebabkan bahasa Jerman menjadi bahasa mayoritas. Dalam sebuah kronik yang ditulis tahun 1571-1572, Durich Chiampell menyebutkan bahwa bahasa Romansh masih dituturkan di Chur kira-kira seratus tahun yang lalu, tetapi sejak itu dengan cepat bahasa Jerman diberikan akses dan sekarang bahasa Romansh tidak banyak dihargai oleh penduduk kota.[18] Banyak ahli bahasa menganggap beralihnya Chur ke bahasa Jerman sebagai peristiwa krusial. Menurut Sylvia Osswald, misalnya, hal itu terjadi justru pada saat diperkenalkannya media cetak yang dapat menuntun adopsi dialek bahasa Romansh dari daerah ibu kota itu menjadi bahasa tertulis umum bagi semua penutur bahasa Romansh.[22] Ahli bahasa lain, seperti Jachen Curdin Arquint tetap skeptis terhadap pendapat itu dan menganggap bahwa kawasan-kawasan yang berbahasa Romansh dalam berbagai variasi masih akan mengembangkan standar penulisan mereka sendiri secara terpisah.[23]
Pada kenyataannya, beberapa variasi bahasa Romans tertulis regional mulai muncul pada abad ke-16. Gian Travers menulis karya pertama yang masih bertahan dalam bahasa Romansh, Chianzun dalla guerra dagl Chiaste da Müs, dalam dialek Putèr. Puisi epos yang ditulis pada tahun 1527 ini menggambarkan perang Musso pertama, yang Travers sendiri ikut terlibat di dalamnya.[24] Travers juga banyak menerjemahkan drama-drama alkitab ke dalam bahasa Romansh, meskipun kebanyakan hanya judul-judulnya yang masih bertahan. Penulis lainnya, Giachem Bifrun, yang juga menggunakan dialek Putèr, menulis buku cetak bahasa Romansh pertama, sebuah katekismus yang diterbitkan tahun 1552. Pada tahun 1560 ia menerbitkan sebuah terjemahan Perjanjian Baru: L'g Nuof Sainc Testamaint da nos Signer Jesu Christ.
Bahasa Romansh selama abad ke-19 dan ke-20
Ketika Graubünden menjadi bagian dari Swiss pada tahun 1803, kota ini memiliki jumlah penduduk kira-kira 73.000 jiwa dan sekitar 36.600 di antaranya penutur bahasa Romansh, banyak dari mereka yang monolingual, yang sebagian besar hidup di lembah-lembah berbahasa Romansh.[25] Batas bahasa dengan bahasa Jerman, yang sebagian besar telah stabil sejak abad ke-16, mulai bergerak lagi karena semakin banyak desa-desa yang beralih ke bahasa Jerman. Salah satu penyebabnya adalah masuknya Graubünden sebagai kanton Swiss, yang membawa penutur bahasa Romansh menjalin kontak yang lebih sering dengan penutur bahasa Jerman. Faktor lain adalah meningkatnya kekuasaan pemerintah pusat pada Graubünden, yang selalu menggunakan bahasa Jerman sebagai bahasa administratif.[26] Selain itu, banyak penutur bahasa Romansh bermigrasi ke kota-kota besar, yang menggunakan bahasa Jerman, sementara itu penutur bahasa Jerman mulai menetap di desa-desa berbahasa Romansh. Lebih jauh lagi, perubahan ekonomi mendorong desa-desa berbahasa Romansh terlibat lebih banyak dalam perdagangan dengan kawasan-kawasan berbahasa Jerman. Perbaikan infrastruktur yang membuat perjalanan dan kontak dengan kawasan lain jauh lebih mudah daripada sebelumnya juga ikut berpengaruh.[27]
Yang terakhir, pertumbuhan pariwisata mendorong munculnya kebutuhan akan bahasa Jerman dalam bidang ekonomi di banyak daerah, sementara sektor pertanian, yang merupakan ranah tradisional bahasa Romansh, menjadi kurang penting. Semua itu berarti bahwa pengetahuan bahasa Jerman menjadi lebih dibutuhkan bagi penutur bahasa Romansh dan bahwa bahasa Jerman semakin menjadi bagian dari kehidupan sehari-hari. Bagi sebagian besar pihak, bahasa Jerman dipandang bukan sebagai ancaman, tetapi sebagai aset penting untuk berkomunikasi ke pihak luar.[28] Masyarakat umum sering menuntut akses yang lebih baik untuk belajar bahasa Jerman.[26] Ketika sekolah umum mulai muncul, banyak kota memutuskan untuk mengadopsi bahasa Jerman sebagai media pengajaran, seperti dalam kasus Ilanz. Di kota itu bahasa Jerman menjadi bahasa pengantar di sekolah pada tahun 1833 ketika sebagian besar penduduk di kota itu masih bertutur bahasa Romansh.[29]
Penurunan bahasa Romansh selama abad ke-20 dapat dilihat dari hasil sensus Swiss. Penurunan persentase ini hanya sebagian yang disebabkan oleh Jermanisasi pada daerah-daerah yang berbahasa Romansh karena lembah-lembah yang berbahasa Romansh memiliki pertumbuhan penduduk yang secara keseluruhan lebih rendah daripada daerah-daerah lain di kanton.[30]
Jumlah penutur bahasa Romansh di Graubünden 1803-1980[31]
Tahun
Orang Romansh (jumlah absolut)
Bahasa Romansh %
Bahasa Jerman %
Bahasa Italia %
1803
36.700
50%
36%
14%
1850
42.439
47,2%
39,5%
13,3%
1880
37.794
39,8%
46,0%
13,7%
1900
36.472
34,9%
46,7%
16,8%
1920
39.127
32,7%
51,2%
14,8%
1941
40.187
31,3%
54,9%
12,8%
1960
38.414
26,1%
56,7%
16,1%
1980
36.017
21,9%
59,9%
13,5%
Namun, sejak pertengahan abad ke-19, timbul gerakan kebangkitan bahasa Romansh, yang sering disebut "renaisans Rhaeto-Romansh". Gerakan ini melibatkan peningkatan aktivitas budaya, serta pendirian beberapa organisasi yang didedikasikan untuk melindungi bahasa Romansh. Pada tahun 1863, upaya pertama dilakukan untuk mendirikan asosiasi untuk semua kawasan Romansh, yang berujung pada pendirian Società Retorumantscha pada tahun 1885.[32] Pada tahun 1919, Lia Rumantscha didirikan sebagai organisasi payung bagi berbagai komunitas bahasa regional. Selain itu, peran bahasa Romansh di sekolah diperkuat dengan menerbitkan buku sekolah bahasa Romansh pertama pada tahun 1830-an dan 1840-an. Awalnya, buku-buku itu hanya terjemahan dari edisi bahasa Jerman, tetapi pada akhir abad ke-19 diperkenalkan bahan ajar yang mengambil budaya Romansh setempat. Ditambah lagi dengan diperkenalkannya bahasa Romansh sebagai satu subjek di perguruan tinggi untuk guru pada tahun 1860 dan diakuinya bahasa Romansh sebagai bahasa resmi oleh kanton pada tahun 1880.[32]
Sekitar tahun 1880, seluruh daerah yang berbahasa Romansh masih saling berhubungan secara geografis. Tetapi pada akhir abad ini, yang disebut "jembatan bahasa Graubünden Tengah" mulai menghilang.[33] Dari Thusis, yang telah menjadi daerah berbahasa Jerman pada abad ke-16/17, lembah Heinzenberg dan Domleschg secara bertahap mengalami Jermanisasi selama dekade-dekade berikutnya. Pada sekitar pergantian abad, daerah pedalaman Heinzenberg dan Cazis menjadi berbahasa jerman, diikuti oleh Rothenbrunnen, Rodels, Almens, dan Pratval, membelah wilayah Romansh menjadi dua bagian yang secara geografis tidak terhubung. Pada tahun 1920-an dan 1930-an desa-desa yang tersisa di lembah itu mulai berbahasa Jerman, memperkuat pemecahan wilayah Romansh.[34]
Dalam rangka menghentikan penurunan bahasa Romansh, Lia Rumantscha mulai membangun sekolah-sekolah berbahasa Romansh yang melayani pendidikan selama seharian, yang disebut Scoletas, pada awal tahun 1940-an dengan tujuan mengenalkan kembali bahasa Romansh pada anak-anak. Meskipun Scoletas meraih beberapa keberhasilan, di empat dari sepuluh desa tempat Scoletas didirikan, anak-anak mulai berbicara bahasa Romansh pada sesama mereka sendiri dan anak-anak di empat desa lainnya memperoleh setidaknya beberapa pengetahuan tentang bahasa Romansh, program itu pada akhirnya gagal melestarikan bahasa Romansh di lembah.
Faktor kunci kegagalan Scoletas adalah ketidaktertarikan orang tua, yang motivasi utama mereka mengirim anak-anak mereka ke Scoletas tampaknya hanya agar anak-anak tersebut dijaga dan diperhatikan selama beberapa jam dan memperoleh makanan setiap hari, daripada ketertarikan untuk melestarikan bahasa Romansh.[35] Faktor lainnya adalah kurangnya jam pengajaran bahasa Romansh setelah anak-anak lulus dari sekolah dasar. Akibatnya, Scoletas terakhir ditutup pada tahun 1960-an, kecuali di Präz. Di Präz, Scoleta tetap dibuka hingga tahun 1979.[36]
Di daerah-daerah lain, seperti Engadin dan Surselva, tempat tekanan dari bahasa Jerman sama kuatnya, bahasa Romansh dipertahankan jauh lebih baik dan tetap menjadi bahasa lisan yang umum. Menurut ahli bahasa Mathias Kundert, salah satu faktor penting adalah prestise sosial yang berbeda dari bahasa Romansh. Di lembah Heinzenberg dan Domleschg, kaum elite telah berbahasa Jerman selama berabad-abad, sehingga bahasa Jerman terkait dengan kekuasaan dan pendidikan, meskipun kebanyakan orang tidak bertutur dengan bahasa Jerman, sedangkan bahasa Romansh dikaitkan dengan kehidupan petani. Sebaliknya, di Engadin dan Surselva, para elite sendiri berbahasa Romansh, sehingga bahasa Romansh "tidak hanya bahasa yang digunakan pada anak-anak dan sapi-sapi, tetapi juga bangsawan, pendeta, dan guru."[37] Selain itu, sekolah-sekolah berbahasa Romansh telah umum selama beberapa tahun sebelum bahasa Jerman menjadi sebuah kebutuhan, sehingga bahasa Romansh telah mapan sebagai media pendidikan.
Kontras dengan di Graubünden Tengah, di sini bahasa Jerman telah menjadi bagian sentral dari sekolah sejak awal dan hampir semua sekolah beralih sepenuhnya ke bahasa Jerman sebagai bahasa pengantar pada tahun 1900, bahkan memasuki tahun 1930-an anak-anak di banyak sekolah dihukum apabila berbicara dengan bahasa Romansh.[38] Di Engadine Atas, tempat faktor-faktor seperti meningkatnya mobilitas dan imigrasi oleh penutur bahasa Jerman lebih kuat, bahasa Romansh lebih mapan sebagai bahasa pendidikan dan administrasi, sehingga bahasa itu dipertahankan ke tingkat yang jauh lebih besar.
^Hammarström, Harald; Forkel, Robert; Haspelmath, Martin, ed. (2023). "Romansh". Glottolog 4.8. Jena, Jerman: Max Planck Institute for the Science of Human History.Pemeliharaan CS1: Tampilkan editors (link)
Billigmeier, Robert Henry (1983), Land und Volk der Rätoromanen (in German), Huber Frauenfeld, ISBN 3-7193-0882-0 * Cathomas, Bernard (2012), Der Weg zu einer gemeinsamen romanischen Schriftsprache. Entstehung, Ausbau und Verbreitung des Rumantsch Grischun (in German), Chur: Bündner Monatsblatt 1/2012, ISSN1011-6885 * Cathomas, Regula (2008), Sprachgebrauch im Alltag – Die Verwendung des Rätoromanischen in verschiedenen Domänen: Wechselwirkungen und Einflussfaktoren (in German), Chur: Institut für Kulturforschung Graubünden, ISBN 978-3-905342-42-0 * Coray, Renata (2008), Von der Mumma Romontscha zum Retortenbaby Rumantsch Grischun: Rätoromanische Sprachmythen (in German), Chur: Institut für Kulturforschung Graubünden ikg, ISBN 978-3-905342-43-7 * Decurtins, Alexi (1993), Rätoromanisch I: Aufsätze zur Sprach-, Kulturgeschichte und zur Kulturpolitik (in German), Chur: Società Retorumantscha * Deplazes, Gion (1991), Die Rätoromanen: Ihre Identität in der Literatur (in German), Chur: Desertina, ISBN 3-85637-199-0 * Furer, Jean-Jacques (2005), Eidgenössische Volkszählung 2000 – Die aktuelle Lage des Romanischen (in German), Neuchâtel: Bundesamt für Statistik, ISBN 3-303-01202-4 * Gross, Manfred (2004), Romanisch – Facts & Figures (in German), Chur, ISBN 3-03900-034-9 * Grünert, Matthias; Picenoni, Mathias; Cathomas, Regula; et al., eds. (2008), Das Funktionieren der Dreisprachigkeit im Kanton Graubünden, Romanica Helvetica, 127 (in German), Tübingen: Narr Francke Attempto Verlag GmbH + Co. KG, ISBN 978-3-7720-8303-7 * Kraas, Frauke (1992), Die Rätoromanen Graubündens: Peripherisierung einer Minderheit (in German), Stuttgart: Franz Steiner Verlag, ISBN 3-515-06089-8 * Kundert, Mathias (2007), Der Sprachwechsel im Domleschg und am Heinzenberg (19./20. Jahrhundert) (in German), Chur: Kommissionsverlag Desertina, ISBN 978-3-85637-340-5 * Lechmann, Gion (2004), Rätoromanische Sprachbewegung – Die Geschichte der Lia Rumantscha von 1919–1996, Studien zur Zeitgeschichte, Band 6 (in German), Frauenfeld: Verlag Huber, ISBN 3-7193-1370-0 * Mützenberg, Gabriel (1974), Destin de la langue et de la littérature rhéto-romanes (in French), Lausanne: Editions L'Age d'Homme * Ricarda, Liver (1999), Rätoromanisch – Eine Einführung in das Bündnerromanische (in German), Tübingen: Gunter Narr, ISBN 3-8233-4973-2 * Ricarda, Liver (2009), Elmentaler, Michael, ed., Deutsch und seine Nachbarn (in German), Peter Lang, ISBN 978-3-631-58885-7 * Arquint, Jachen Curdin; Schläpfer, Robert, eds. (1984), Die viersprachige Schweiz (in German) (1 ed.), Zürich: Ex Libris * Schläpfer, Robert; Bickel, Hans, eds. (2000), Die viersprachige Schweiz, Sprachlandschaft, Band 25 (in German) (2 ed.), Aarau: Verlag Sauerländer, ISBN 3-7941-3696-9 * Stich, Dominique (2007), Parlons Romanche. La quatrième langue officielle de la Suisse (in French), Paris: L'Harmattan, ISBN 978-2-296-03416-7 * Treffers-Daller, Jeanine; Willemyns, Roland, eds. (2002), Language Contact at the Romance-Germanic Language Border, Multilingual Matters, ISBN 978-1853596278