Brahmavihāra
Brahmavihāra (Pali), cattāri brahmavihārā (Pali), atau appamaññā (Pali) merujuk pada empat sifat luhur yang patut dikembangkan dalam batin, yaitu cinta kasih (mettā), belas kasih (karuṇā), simpati (mudita), dan ketenangan (upekkhā). TheravādaMettāMettā adalah cinta kasih Universal. Cinta kasih yang tanpa pamrih dan ikhlas. Layaknya cinta seorang Ibu kepada anaknya/anak tunggalnya. Kalimat ini sebagaimana yang tertuang dalam syair Karaniya Metta Sutta, Syair Sutta Cinta Kasih.
KaruṇāKaruna merupakan sifat welas asih atau sifat yang timbul karena adanya perasaan iba. Sebagai contoh, saat Pangeran Siddharta sedang bermain dengan para sahabat-Nya di hutan. Di antara mereka adalah Pangeran Devadatta, sepupu Pangeran Siddhartha, yang memegang busur dan beberapa anak panah dalam kantung yang tergantung di punggungnya. Ketika Pangeran Siddhartha tengah beristirahat di bawah pohon menikmati kedamaian dan keindahan alam. Tiba-tiba, seekor angsa jatuh dari angkasa tidak jauh tepat di hadapan-Nya. Ia tahu bahwa Pangeran Devadatta telah memanah angsa itu. Pangeran Siddharta bangkit dan bergegas menolong si angsa. Pangeran Devadatta juga mengejar angsa itu, tetapi Pangeran Siddharta berlari lebih cepat darinya. Sebatang anak panah telah menusuk salah satu sayapnya; untunglah angsa itu masih hidup. Dengan lembut Ia menarik anak panah itu keluar dari sayapnya; lalu memetik beberapa tanaman obat, memeras, dan meneteskan getahnya pada luka si angsa untuk menghentikan pendarahan. Ia mengelus angsa tersebut dengan lembut dan menenangkan unggas yang ketakutan itu. Angsa itu didekap di dada-Nya supaya merasa hangat dan nyaman.[2] MuditaMudita sebagai sifat luhur ketiga bermakna turut berbahagia.
UpekkhāSifat luhur keempat, Upekkhā berarti keseimbangan batin. Sikap batin yang teguh dan seimbang.
Lihat pulaReferensi
|