Share to:

 

Samantabhadra

Samantabhadra

Sanskerta:  Samantabhadra
অবলোকিতেশ্বর
Tionghoa:  普賢菩薩 pŭ xián pú sà
Jepang:  普賢菩薩 Fugen Bosatsu
Tibet:  ཀུན་ཏུ་བཟང་པོ། Kun-tu bzang-po
Vietnam:  Phổ Hiền Bồ Tát
Informasi
Dipuja oleh:  Mahayana, Vajrayana
Attribute:  Tindakan

Samantabhadra (Sanskerta; Devanagari: समन्तभद्र; IAST: samantabhadra; Tibet: ཀུན་ཏུ་བཟང་པོWylie: kun tu bzang po pr. Kuntuzangpo, berarti Keagungan Universal ; "Universal Worthy"), adalah seorang Bodhisattva dalam mazhab Buddhisme Mahayana yang berhubungan dengan pelaksanaan dan meditasi umat Buddha. Bersama-sama dengan Buddha Shakyamuni dan rekan Bodhisattva Manjusri, ia membentuk Trinitas Shakyamuni dalam Buddhisme. Ia merupakan pemimpi dari Sutra Teratai dan, menurut Sutra Avatamsaka, membuat sepuluh sumpah agung yang merupakan dasar landasan seorang bodhisattva. Di Cina, ia diasosiasikan dengan tindakan, yang mana bodhisattva Manjusri diasosiasikan dengan Kebijaksanaan. Di Jepang, bodhisattva ini sering dipuja oleh sekte Tendai dan Shingon, dan sebagai penjaga Sutra Teratai oleh sekte Nichiren.

Di mazhab Nyingma dari Buddhist Vajrayana, Samantabhadra sering dianggap sebagai Buddha mula-mula dalam persekutuan yang tidak terpisahkan bersama dengan pendampingnya Samantabhadri.

Samantabhadra biasanya ditampilkan dengan warna hitam. Topi Dorje Zahorma, sebuah bentuk topi spesial dari Dorje Zahorma yang merupakan ciri tradisi Chatral Rinpoche, dibubuhi dengan gambar Samantabhadra.[1]

Asal-usul

Samantabhadra, digambarkan dalam Bodhisattva dari Kebajikan Universal yang Memperpanjang Kehidupan (Bodhisattva of Universal Virtue who Prolongs Life), lukisan sutra abad ke-12, periode akhir Heian.

Samantabhadra adalah figur utama dalam Sutra Bunga Garland, terutama pada bagian terakhir, Sutra Gandhavyuha. Di penghujung Sutra Gandhavyuha, seorang murid, Sudhana bertemu dengan Bodhisattva Samantabhadra, yang mengajarkannya bahwa kebijaksanaan hanya ada untuk supaya dilakukan; bahwa hal tersebut hanya baik apabila menguntungkan semua mahluk hidup.

Dalam Sutra Teratai, ia digambarkan secara luas dalam epilog, Sutra Meditasi pada Bodhisattva Kebajikan Universal ( 普賢經 Tionghoa: Pǔxiánjīng, Jepang: Fugen Kyō), dengan penjelasan khusus mengenai visualisasi akan bodhisattva, dan kebajikan akan penghormatan kepadanya.[2]

Referensi

Bacaan lanjutan

  • Ancient Tibet: Research materials from the Yeshe De Project. 1986. Dharma Publishing, California. ISBN 0-89800-146-3
  • Dudjom Rinpoche and Jikdrel Yeshe Dorje. The Nyingma School of Tibetan Buddhism: its Fundamentals and History. Two Volumes. 1991. Translated and edited by Gyurme Dorje with Matthew Kapstein. Wisdom Publications, Boston. ISBN 0-86171-087-8

Pranala luar

Kembali kehalaman sebelumnya