Para pengungsi Yazidi beroleh dukungan dari International Rescue Committee. Seorang anggota U.S. Mt. Sinjar Assessment Team disapa oleh penduduk setempat di dekat daerah Sinjar, Irak. Tumpukan air di dalam sebuah pesawat C-17 Globemaster III sebelum ada bantuan kemanusiaan yang dilakukan berupa penerjunan dari udara oleh Angkatan Udara Amerika Serikat (Gambar dari atas, kiri dan kanan).
Penyiksaan imaniah, penjual belian manusia dan pemaksaan penggantian agama[7]
Negara Islam Irak dan Syam, NIIS, atau ISIS telah diakui sebagai pelaku oleh PBB berkenaan dengan tindakan pembasmian terhadap suku Yazidi di Irak.[1][8][9] Tindakan pembasmian kesukuan tersebut sudah berakibat buruk berupa pengenyahan dengan paksa, pelarian dan pengasingan efektif dari suku Yazidi dalam meninggalkan tanah keturunan leluhur mereka di Irak bagian utara serta adanya penculikan wanita-wanita Yazidi dan pembunuhan besar-besaran yang sekurang-kurangnya 5.000 warga Yazidi yang telah dibunuh[10] selama peristiwa yang disebut sebagai "kampanye pengislaman secara paksa"[11][12] sedang dicoba diperlancar di daerah Irak sebelah utara oleh Negara Islam Irak dan Syam sejak tahun 2014.
Penyiksaan pihak NIIS kepada suku Yazidi memeroleh keuntungan dengan adanya perhatian dari antarbangsa lalu itu menyebabkan adanya campur tangan oleh AS di Irak yang dimulai dengan serangan udara dari AS terhadap NIIS. Selain itu, negara Inggris, AS dan Australia melakukan penerjunan dari udara untuk suku Yazidi yang telah melarikan diri ke jajaran pegunungan lalu pasukan Peshmerga menerima persediaan senjata guna melindungi suku Yazidi di samping pasukan Partai Pekerja Kurdistan dengan Satuan Perlindungan Rakyat. Tindakan dari NIIS yang menentang jumlah penduduk suku Yazidi telah mendapatkan hasil yang kira-kira berjumlah 5.000 pengungsi serta beberapa ribuan pengungsi meninggal dibunuh dan diculik.[13]
Latar Belakang
Kepercayaan orang-orang Yazidi ialah monoteis yang tidak meragukan adanya malaikat burung merak serta itu merupakan akidah gnostik yang kuno. Negara Islam Irak dan Syam yang menyatakan diri secara resmi bersama para ekstrimis lain berkecenderungan dalam memandang bahwa malaikat burung merak merupakan Lucifer yang berhati dengki atau setan dan mengecapi orang-orang Yazidi sebagai penyembah setan.[14][15]
Pada bulan Agustus 2014, sebanyak lebih dari 300 kaum Yazidi yang kehidupannya terancam lalu dipaksa memilih menganut agama Islam Sunni atau maut.[16]
Penetapan sasaran oleh kaum Sunni terhadap Yazidi
Zaman Ottoman
Pada tahun 1640, 40.000 pasukan Ottoman telah menyerang masyarakat setempat Yazidi di sekitar Gunung Sinjar hingga mengakibatkan 3.060 masyarakat Yazidi mati terbunuh sewaktu pertempuran, pasukan Ottoman melakukan penggerebekan lalu membakar 300 desa milik kaum Yazidi serta membunuh 1.000–2.000 orang Yazidi yang telah mencari tempat perlindungan di dalam gua-gua yang berada di sekitar kota Sinjar.[17]
Pada tahun 1892, suatu operasi militer berupa kewajiban tugas militer besar-besaran dan rencana pembunuhan kaum Yazidi telah diperintahkan oleh Sultan Abdul Hamid II sebagai sebuah peranan dari pengadaan operasi militernya demi pengislaman kekaisaran Ottoman yang mana sasarannya juga ditujukan kepada bangsa Armenia dengan orang-orang Kristen.[18]
Zaman Penyerbuan Ke Irak 2003
Sejak bulan April 2007, sebuah otobus telah dirampas. Penumpang beragama Islam dan Kristen sempat diberitahukan untuk turun, sisanya yaitu 23 penumpang Yazidi yang dibawa ke arah suatu letak di Mosul sebelah timur dan dibunuh.
Pada bulan Agustus 2007, dua masyarakat Yazidi yang berada di daerah Qahtaniya, Irak (tepat di sebelah selatan kota Sinjar) di dekat kota Mosul ditabrak empat kendaraan yang membawa dua ton bahan peledak yang berakibat 336–500 orang meninggal dunia dan 1.500 orang alami luka. Pelakunya belum diketahui, tetapi AS menyangka bahwa Al-Qaeda ialah tersangka utama karena memiliki jaringan yang merebak ke banyak tempat serta memiliki sifat dasar yang melakukan pengeboman secara terkoordinasi.[19]
Sejak 3 Agustus 2014, para militan NIIS mulai menyerang dan telah mengambil alih kota Sinjar di Irak bagian utara dengan daerah-daerah sekitarnya.[20] Kota tersebut berada di bawah kendali orang Kurdi serta dihuni oleh kebanyakan orang Yazidi.
Laporan telah disampaikan baik dari orang-orang Yazidi maupun pihak NIIS yang menempatkan penyebaran berita di internet mengenai pelaksanaan hukuman mati dari para militan NIIS sehingga berujung kepada kaburnya 200.000 pemukim umum ke kota Sinjar yang di antaranya terdapat 50.000 orang Yazidi mampu meloloskan diri sampai di dekat pegunungan Sinjar. Orang-orang tersebut terjebak di gunung Sinjar dan menghadapi penghilangan air dan penderitaan kelaparan.[21][22][23]
Sejak 4 Agustus 2014, seorang amir Yazidi yaitu Tahseen Said membuat pokok persoalan berupa permintaan kepada pemimpin-pemimpin dunia dengan menyerukan sambung tangan untuk kepentingan kaum Yazidi dalam menghadapi serangan dari NIIS.[24]
Pembantaian besar-besaran, perbudakan seks dan desakan mengasingkan diri
Sejak 3 Agustus 2014, pasukan NIIS telah membunuh seorang pria yang berasal dari daerah Qahtaniyah. Sepuluh keluarga Yazidi yang melarikan diri diserang oleh NIIS lalu sebanyak 70 hingga 90 orang pria Yazidi ditembak NIIS di desa Qiniyeh.[25]
Pada 4 Agustus 2014, para pasukab NIIS menyerbu gunung Sinjar lalu membunuh 30 pria Yazidi dan lebih dari 60 pria Yazidi terbunuh di desa Hardan.[25] Pada hari itu juga, para pemuka kaum Yazidi telah menyatakan bahwa sekurang-kurangnya yakni 200 orang Yazidi dibunuh di Sinjar serta 60 sampai 70 orang terbunuh di dekat Jabal Ramadi.[25]
Menurut laporan dari orang Yazidi yang masih bertahan hidup bahwa dari tanggal 3 dan 6 Agustus, lebih dari 50 pria Yazidi meninggal dibunuh di dekat desa Dhola, 100 orang di desa Khana Sor, 250 hingga 300 orang di daerah Hardan, lebih dari 200 orang berada di jalan raya penghubung daerah Jazira dan Adnandiya serta puluhan orang berada di dekat desa Asy-Syimal dan di jalan raya penghubung desa Matu ke gunung Sinjar.[25]
Pada 10 Agustus 2014, pemerintah Irak bersama yang lain menyatakan bahwa para pejuang NIIS mengubur wanita dan anak-anak Yazidi hidup-hidup dalam jumlah yang belum diperhinggakan di Irak bagian utara pada suatu penyerangan yang menewaskan 500 orang dari yang sepantasnya itu digambarkan sebagai pembasmian kesukuan (atau genosida).[7][26][27][28][29] Mereka yang sudah meloloskan diri dengan cara melintasi sungai Tigris lalu menuju wilayah-wilayah yang dikendalikan oleh orang-orang Kurdi di Suriah sejak 10 Agustus 2014 telah menyampaikan paparan mengenai urutan waktu kejadiannya saat mereka telah menengok masing-masing dari mereka juga telah berupaya melepaskan diri hingga kemudian meninggal dunia.[20][30][31][32][33][34][35][36][37]
Pada 15 Agustus 2014, di desa Kojo milik masyarakat Yazidi yang terletak di sebelah selatan kota Sinjar yaitu setelah seluruh penduduk diberi teguran terakhir oleh para pejuang NIIS untuk memilih beragama Islam atau mati dibunuh, lebih dari 80 orang meninggal akibat terbunuh.[38][39] Seorang saksi memberikan paparan bahwa orang-orang desa lebih dahulu berpindah ke agama lain dengan di bawah tekanan,[12] tapi apabila para penduduk desa tersebut menolak menukarkan agama mereka, semuanya diantar menggunakan oto pengangkut barang dengan berdalih berangkat ke daerah Sinjar lalu ditembak jatuh sepanjang perjalanan.[40] Menurut laporan dari salah seorang yang telah menyelamatkan diri saat diwawancarai oleh Kantor Komisaris Tinggi PBB untuk Hak Asasi Manusia (atau OHCHR), bahwa seluruh jumlah penduduk laki-laki Yazidi yang menghuni desa Khocho pada hari tersebut dikepung lalu ditembak pasukan NIIS sehingga menewaskan 400 orang serta 1.000 orang perempuan dan anak-anak dilarikan. Pada hari itu pula, sebanyak 200 orang Yazidi telah dilaporkan menjalani hukuman mati atas penolakan penukaran agama di sebuah penjara di daerah Tal Afar, Irak.[25]
Antara tanggal 24 Agustus dan 25 Agustus, 14 orang sesepuh penganut agama Yazidi telah menjalani hukuman mati dari NIIS.[25] Pada 1 September 2015, desa Shafrsky, Kharag, Hareko dan Kotan yang kebanyakan dihuni orang Yazidi ludes dilalap oleh si jago merah karena NIIS. Beberapa hari setelahnya, para pejuang Peshmerga mendapati sebuah kuburan besar-besaran berisikan jasad-jasad 14 pemukim umum yang berkemungkinan besar merupakan orang-orang Yazidi.[25]
Pada bulan Oktober 2014, sebuah laporan yang berasal dari PBB mengungkapkan suatu pernyataan bahwasannya NIIS telah membantai 5.000 pria Yazidi secara besar-besaran di Irak sebelah utara pada bulan Agustus 2014.[10]
Pada bulan Mei 2015, sebuah pernyataan telah diungkapkan oleh Partai Perkembangan Yazidi bahwasannya 300 orang Yazidi yang berada dalam penangkaran telah dibunuh oleh NIIS sejak Mei 2015.
Pada bulan Agustus 2016, sekurang-kurangnya telah ditemukan hingga 72 kuburan besar-besaran yang dilaporkan berisikan sekurang-kurangnya yakni 5.200 hingga melebihi 15.000 orang korban.[41]
Penerbangan ke pegunungan Sinjar dan didukung Partai Pekerja Kurdistan
Penyerbuan yang dilakukan NIIS di daerah Sinjar yang terletak di Irak bagian utara sejak 3-4 Agustus 2015 telah menyebabkan 30.000 hingga 50.000 orang Yazidi kabur ke pegunungan Sinjar karena takut akan dibunuh pihak NIIS. Mereka telah menghadapi ancaman kematian kalau tidak menyetujui berganti agama kepada Islam. Seorang wakil dari PBB telah mengatakan bahwa dukacerita kemanusiaan sudah berkembang di Sinjar.[42]
Pada 3 dan 4 Agustus 2015, dalam jumlah yang melebihi 14 orang Yazidi dari anak-anak, beberapa sesepuh dan orang-orang yang mengalami kelumpuhan wafat karena rasa lapar, penghilangan air dan suhu panas di pegunungan Sinjar[25] Mulai saat 6 Agustus 2015, 200 anak-anak Yazidi dari yang sebagaimana telah dilaporkan oleh orang-orang yang menyelamatkan diri bahwa mereka telah wafat saat sedang melarikan diri ke pegunungan Sinjar akibat rasa haus, penderitaan kelaparan, suhu panas dan penghilangan air.[25]
Lima puluh orang Yazidi yang dijebak oleh NIIS dalam serangan yang berlarut-larut di pegunungan Sinjar mampu meloloskan diri sehabis Peshmerga dan Partai Pekerja Kurdistan mampu mematahkan kepungan NIIS di pegunungan tersebut. Sebagian besar dari mereka telah diselamatkan para pejuang Partai Pekerja Kurdistan dan YPG.[43][44][45][46][47][48][49][50] Pengerjaan tindakan penyelamatan dari berbagai bangsa meliputi diterjunkannya persediaan-persediaan di pegunungan dan diungsikannya beberapa pengungsi dengan helikopter. Selama pengerjaan tersebut, satu helikopter milik Angkatan Udara Irak (bahasa Inggris: Iraqi Air Force, bahasa Arab: القوة الجوية العراقية) yang muatannya melebihi batas mengalami dentaman di gunung Sinjar sehingga membuat 20 orang mendapatkan luka-luka dan menewaskan seorang pilot.[51][52]
Pada 8 Agustus 2015, bantuan kemanusiaan dan perkemahan diberikan oleh Partai Pekerja Kurdistan untuk menampung sampai melebihi 300 pengungsi Yazidi.[50]
Pada 20 Oktober 2015, 200 pejuang sukarela Yazidi yang masih tinggal untuk melindungi desa mereka bersama rakyat-rakyat awam (700 keluarga yang belum meloloskan diri) telah dilaporkan masih berada di daerah Sinjar serta dipaksa oleh NIIS untuk meninggalkan desa Dhoula dan desa Bork agar kekuasaan desa-desa tersebut bisa dimiliki NIIS, para pengungsi pun mencari tempat perlindungan di pegunungan Sinjar.[53]
Digolongkan Sebagai Pembasmian Kesukuan (Genosida)
Perlakuan kejam terhadap orang-orang Yazidi telah dipandang dengan sebagaimana mestinya sebagai pembasmian kesukuan (atau genosida) oleh Kantor Komisaris Tinggi PBB untuk Hak Asasi Manusia berdasarkan laporan pada bulan Maret 2015, terdapat banyak sekali kekejian seperti pemaksaan penukaran agama dan perbudakan yang berkaitan dengan perkelaminan yang menjadi sekelumit pengerjaan para tentara yang menggusarkan secara keseluruhan.[8][54]
Dibebaskannya Orang Yazidi Yang Dipenjarakan
Sejak bulan Januari 2015, lebih kurang 200 orang Yazidi telah dibebaskan oleh NIIS. Para perwira keprajuritan Kurdi tidak meragukan bahwa orang-orang tersebut dibebaskan karena mereka menyusahkan pihak NIIS. Pada 8 April 2015, 216 orang Yazidi yang kebanyakan merupakan anak-anak dan lanjut usia telah dibebaskan sesudah disandera hingga kira-kira delapan bulan. Pembebasan tersebut terjadi sehabis tindakan penyerbuan dari serangan udara yang dipimpin oleh AS dan tekanan dari angkatan darat Irak yang hendak menggasak ke sebelah utara untuk kembali merebut daerah Tikrit. Menurut seorang hulubalang Peshmerga di daerah Kirkuk bernama Jenderal Hiwa Abdullah, orang-orang tersebut yang telah dibebaskan memiliki kesehatan yang tak bagus yang ditandai dengan adanya penyiksaan dan tampak dimasabodohkan.[55]
Pada bulan Maret 2016, pasukan keamanan Irak telah sanggup membebaskan rombongan wanita Yazidi yang disandera oleh NIIS melalui suatu pengerjaan khusus di balik jajaran kewilayahan NIIS di kota Mosul berdasarkan atas pernyataan yang dimunculkan dari Menteri Pertahanan Irak.[56][57] Pada hari itu juga, rombongan gerilyawan dari Partai Pekerja Kurdistan telah sanggup membebaskan 51 orang Yazidi yang disandera oleh NIIS melalui suatu pengerjaan yang disebut dengan 'Tindakan Pembalasan Dendam Untuk Para Syuhada Dari Shilo'.[58] Tiga orang gerilyawan dari Partai Pekerja Kurdistan meninggal dunia selama tindakan tersebut.
Serangan bom terhadap masyarakat Yazidi pada tahun 2007 terjadi sekitar jam 19:20 waktu setempat pada 14 Agustus2007 yaitu ketika empat serangan bom bunuh diri yang terkoordinasi meledak di kota-kota yang kebanyakan dihuni orang-orang Yazidi yaitu kota Qahtaniyah dan kota Jazirah (atau kota Siba Syekh Khidir) yang letaknya berdekatan dengan kota Mosul. Organisasi Perkumpulan Bulan Sabit Merah Irak (bahasa Arab: جمعية الهلال الأحمر العراقي, bahasa Inggris: Iraqi Red Crescent Society) memerkirakan bahwa bom tersebut membuat 796 orang meninggal dunia dan 1.562 orang mengalami luka-luka,[60][62] terjadinya hal ini merupakan suatu serangan bom mobil yang paling mematikan dari Perang Irak. Peristiwa ini juga menjadi tindakan pengacauan keamanan paling mematikan yang kedua mengiringi peristiwa serangan pengacau keamanan pada 11 September 2001 di Amerika Serikat.
Saat berlangsungnya serangan tersebut dalam waktu beberapa bulan, ketegangan telah meluas di daerah Qahtaniyah yang terutama ialah antara orang-orang Yazidi dan orang-orang Islam Sunni, baik orang Arab maupun orang Kurdi.
^Evliya Çelebi, The Intimate Life of an Ottoman Statesman: Melek Ahmed Pasha (1588–1662), Translated by Robert Dankoff, 304 pp., SUNY Press, 1991; ISBN 0-7914-0640-7, pp. 169–171
^Edip Gölbasi, The Yezidis and the Ottoman State: Modern power, military conscription, and conversion policies, 1830-1909 (Master’s Thesis: Atatürk Institute for Modern Turkish History, 2008). See also: Nelida Fuccaro, 'Communalism and the State in Iraq: The Yazidi Kurds, c.1869-1940", Middle Eastern Studies, Vol. 35, No. 2 (April 1999), p. 6