Share to:

 

Hipotesis Wiseman

Hipotesis Wiseman (bahasa Inggris: Wiseman hypothesis, kadang disebut "tablet theory" atau "Teori Tablet") merupakan sebuah teori mengenai pengarang dan penyusun Kitab Kejadian yang menyatakan bahwa Musa menyusun Kitab Kejadian dari lempengan-lempengan (tablet) yang diwariskan turun-temurun melalui Abraham dan para leluhur lain. Asalnya dikemukakan oleh P. J. Wiseman (1888–1948) dalam tulisannya New discoveries in Babylonia about Genesis (1936) dan diterbitkan ulang oleh putranya, Donald Wiseman, sebagai Ancient records and the structure of Genesis: A case for literary unity pada tahun 1985. Hipotesis ini menerima dukungan dari R. K. Harrison (1969) tetapi masih belum diterima luas di kalangan sarjana Alkitab.[1][2]

Sejarah

P. J. Wiseman

Air Commodore P. J. Wiseman adalah seorang perwira Britania yang pernah mengunjungi banyak tempat penggalian arkeologi aktif selama bertugas di Timur Tengah. Ia menemukan bahwa setiap lempengan tablet catatan kuno umumnya diakhiri dengan suatu "Kolofon" yang mempunyai format sangat khusus. Kolofon ini terdiri dari 3 bagian:

  1. "Ini adalah catatan sejarah/kitab/silsilah dari ..."
  2. Nama penulis atau pemilik lempengan, dan
  3. Tanggal atau tarikh (misalnya "pada tahun terjadinya gempa bumi besar," atau "pada tahun ke-3 raja ..." dan seterusnya.

Wiseman mengamati bahwa dalam Kitab Kejadian terdapat 11 frasa yang memiliki format kolofon yang serupa, yang sejak lama sudah diidentifikasi sebagai "bacaan-bacaan toledot" (kata bahasa Ibrani untuk "silsilah" atau "generasi"). Kitab Kejadian ini umumnya dibagi secara tematis menurut baris-baris yang mengandung "toledot".[3] Hal baru yang dikemukakan oleh Wiseman adalah bahwa adanya kolofon ini menunjukkan bahwa Kitab Kejadian dulunya merupakan koleksi dari lempengan tablet tanah liat yang ditulis dalam huruf kuno (misalnya kuneiform), sebagaimana lempengan-lempengan lain yang dilihatnya di Timur Tengah. Kemudian Musa menyunting isi lempengan-lempengan itu menjadi satu dokumen pada kertas perkamen atau papirus. Ini berbeda dengan pandangan tradisional yang menganggap Musa menulis Kitab Kejadian seluruhnya sendirian tanpa sumber-sumber luar maupun pandangan lain yang disebut "Hipotesis dokumen" bahwa Kitab Kejadian disunting jauh berabad-abad kemudian oleh para penyunting (redaktur) yang tidak dikenal.[4]

Dalam bukunya Creation Revealed in Six Days, P. J. Wiseman berpendapat bahwa hari-hari penciptaan melambangkan masa di yang dipakai Allah untuk menyatakan karya penciptaannya, dan bahwa Kejadian 1 "merupakan catatan tentang apa yang 'difirmankan Allah' mengenai hal-hal yang 'diciptakan Allah'... ini merupakan pernyataan-Nya kepada manusia mengenai tindakan penciptaan-Nya pada masa lampau."[1]

R. K. Harrison

Dukungan untuk Hipotesis Wiseman datang dari karya kritik tektual dan analysis sastra Alkitab Ibrani yang disarikan oleh R. K. Harrison dalam tulisannya Introduction to the Old Testament. Harrison menulis "Pendekatannya (Wiseman) memiliki keunggulan tertentu dalam mengkaitkan sumber-sumber kuno Mesopotamia yang melandasi kitab Kejadian dengan situasi kehidupan otentik Mesopotamia, tidak seperti upaya sekolah Graf–Wellhausen, dan menunjukkan bahwa metode penulisan dan penyuntingan yang digunakan dalam kitab Kejadian pada dasarnya selaras dengan proses-proses yang berlangsung di antara para jurutulis Babel kuno."[2]

Donald Wiseman

Donald Wiseman mencatat dalam kata pengantar edisi pembaruan buku ayahnya bahwa sejak buku itu pertama kali ditulis (tahun 1936) lebih banyak lagi kolofon yang ditemukan di antara teks kuneiform Babel[5][6] yang menekankan penggunaannya sebagai sarana penulisan. Teks-teks dari Siria dan Mesopotamia[7] menunjukkan kontinuitas tradisi pendidikan jurutulis dan praktik sastra selama lebih dari 2 milenium, memberikan titik-titik waktu yang pasti. Ia terutama menghargai implikasi teori ini untuk penggunaan tulisan pada masa awal. Kejadian 1-37 kemungkinan adalah suatu transkrip atau salinan dari catatan sejarah tertulis yang lebih kuno.[8]

Lempengan-lempengan dalam Kitab Kejadian

Formula kolofon dan toledot ini digunakan 11 kali di seluruh Kitab Kejadian. Begitu pentingnya frasa ini menurut penterjemah Septuaginta, sehingga mereka memberi nama seluruh kitab itu “Genesis” yaitu terjemahan bahasa Yunani untuk kata bahasa Ibrani “toledot”.[9] Berikut adalah pembagian kitab Kejadian atas sejumlah lempengan (tablet) dengan pembatasan kolofon menurut teori Wiseman.[10][11]

Lempeng No. Ayat-ayat Alkitab Ayat kolofon Bahasa Indonesia Bahasa Ibrani Transliterasi Ibrani
1 Kejadian 1:1–2:4 Kejadian 2:4 "Demikianlah riwayat (langit dan bumi ...)" אלה תולדות el'h tol'dot
2 Kejadian 2:5–4:26 Kejadian 5:1 "Inilah daftar keturunan (Adam)" זה ספר תולדת z'h s'f'r tol'd't
3 Kejadian 5:1–6:8 Kejadian 6:9 "Inilah riwayat (Nuh)" אלה תולדת el'h tol'd't
4 Kejadian 6:10–9:29 Kejadian 10:1 "Inilah keturunan (Sem, Ham dan Yafet,...)" ואלה תולדת w'-el'h tol'd't
5 Kejadian 10:1–11:9 Kejadian 11:10 "Inilah keturunan (Sem)" אלה תולדת el'h tol'd't
6 Kejadian 11:11–11:26 Kejadian 11:27 "Inilah keturunan (Terah)" ואלה תולדת w'-el'h tol'd't
7 Kejadian 11:28–25:11 Kejadian 25:12 "Inilah keturunan (Ismael)" ואלה תלדת w'-el'h t'l'd't
8 Kejadian 25:13–18 Kejadian 25:19 "Inilah riwayat keturunan (Ishak)" ואלה תולדת w'-el'h tol'd't
9 Kejadian 25:20–35:29 Kejadian 36:1 "Inilah keturunan (Esau)" ואלה תלדות w'-el'h t'l'dot
10 Kejadian 36:2–8 Kejadian 36:9 "Inilah keturunan (Esau)" ואלה תלדות w'-el'h t'l'dot
11 Kejadian 36:10–37:1 Kejadian 37:2 "Inilah riwayat keturunan (Yakub)" אלה תלדות el'h t'l'dot
12 Kejadian 37:2–50:26 (tidak ada) (tanpa kolofon)
Pernyataan yang mengikuti setiap kolofon merupakan permulaan lempeng berikutnya; misalnya Kejadian 2:4 merupakan akhir lempeng "penciptaan" dan sekaligus permulaan lempeng dari catatan Adam.

Penerimaan

Sarjana Alkitab Victor Hamilton menyatakan bahwa hipotesis Wiseman adalah "upaya teratur pertama untuk menantang hipotesis" kolofon sebagai pengantar. Hamilton menandai sejumlah isu yang berkaitan dengan "Wiseman-Harrison approach" ("pendekatan Wiseman-Harrison"). Pertama, "dalam lima tempat di mana suatu formula mendahului silsilah ..., sukar untuk tidak memasukkan kolofon dengan catatan yang mengikutinya." Kedua, pendekatan ini membutuhkan penjelasan "yang kurang mungkin" bahwa "Ismael bertanggung jawab untuk melestarikan riwayat Abraham", Ishak untuk riwayat Ismael, Esau untuk riwayat Ishak dan Yakub untuk riwayat Esau. Problem ketiga yang diidentifikasinya adalah kitab Kejadian bersifat naratif bukan biografi, sebagaimana dinyatakan dalam pendekatan itu.[12]

Buku

Lihat pula

Referensi

  1. ^ a b Wiseman 1958, hlm. 40.
  2. ^ a b Harrison 1969, hlm. 64. Lihat pula penjabaran Harrison mengenai penggunaan kolofon dalam Kitab Kejadian serta latar belakang arkeologi yang mendukung, pada halaman 543–552.
  3. ^ Batas pemisah itu adalah Kejadian 2:4; 5:1; 6:9; 10:1; 11:10; 11:27; 25:12; 25:19; 36:1; 36:9; 37:2
  4. ^ Wiseman 1958.
  5. ^ Hunger 1968.
  6. ^ Leichty 1964, hlm. 147-54.
  7. ^ terutama penemuan pada tahun 1975–76 dari Tell Mardih (Ebla) dan, dari seribu tahun kemudian, teks Akkadia dari Ras Shamra (Ugarit)
  8. ^ Wiseman 1985, hlm. 8,9.
  9. ^ Wiseman, Ancient Records, 60. Pertanyaan (1) “Mengapa orang-orang Babel tidak menggunakan kata 'toledot' dalam prasasti mereka?” Jawabannya adalah karena mereka tidak menggunakan bahasa Ibrani; (2) Apakah 'toledot' itu permulaan prasasti? Bukan. Permulaan prasasti adalah 'kolofon', bukan frasa 'toledot'. Perbedaan ini penting untuk diingat
  10. ^ Wiseman 1985, hlm. 79-80.
  11. ^ Hamilton 1990, hlm. 8–9, catatan: daftar yang dibuat pengarang ini agak berbeda dengan daftar yang dibuat P. J. dan Donald Wiseman mengenai pilihan permulaan dan akhir bagi lempengan-lempengan tersebut.
  12. ^ Hamilton 1990, hlm. 8-11.

Pustaka

Pustaka tambahan

Pranala luar

Kembali kehalaman sebelumnya