Ilmu perpustakaanIlmu Perpustakaan (Inggris: library science) atau "Perpustakaan dan Sains Informasi" atau Ilmu Informasi adalah bidang interdisipliner yang menggabungkan ilmu sosial, ilmu hukum, dan ilmu terapan untuk mempelajari topik yang berkaitan dengan perpustakaan. Ilmu perpustakaan ini mempelajari mengenai cara pengumpulan, pengorganisasian, pengawetan, dan penyebarluasan sumber informasi yang ada di suatu perpustakaan, serta berkaitan dengan nilai ekonomi dan politis dari informasi pada umumnya. Pada mulanya ilmu perpustakaan lebih membahas mengenai ilmu pengarsipan. Hal ini berkaitan dengan cara penataan sumber informasi dengan sistem klasifikasi perpustakaan dan teknologi untuk mendukung maksud ini. Topik ini juga berkaitan dengan bagaimana pengguna jasa informasi ini mengakses, menelusuri, dan memanfaatkan informasi. Dan satu aspek lagi yang tidak kalah penting adalah etika dalam penataan dan pelayanan informasi, serta status legal dari suatu perpustakaan sebagai sumber informasi. Secara akademis, mata kuliah dalam ilmu perpustakaan biasanya meliputi: manajemen koleksi, sistem informasi dan teknologi, kataloging, klasifikasi, cara pengawetan, referensi, statistika dan manajemen. Ilmu perpustakaan juga berkembang sejalan dengan perkembangan teknologi komputer, oleh karena itu topik tentang sistem informasi manajemen, manajemen basis data, arsitektur informasi, dan manajemen pengetahuan juga menjadi bagian mata kuliah penting dalam pembahasan ilmu perpustakaan menuju suatu perpustakaan digital. Ilmu Perpustakaan biasanya juga berhubungan dengan dokumentasi dan kearsipan. Ilmu ini juga dapat diterapkan dalam pengelompokan data. SejarahIlmu perpustakaan mulai ditetapkan sebagai disiplin ilmiah pada tahun 1880-an. Perintisnya adalah Columbia School of Library Economy. Pada tahun-tahun berikutnya, beberapa sekolah tinggi di Amerika Serikat juga mulai membuka program studi ilmu perpustakaan. Program studi jenjang pasca sarjana pertama untuk ilmu perpustakaan didirikan oleh Universitas Chicago pada tahun 1926. Ilmu perpustakaan kemudian berkembang di Amerika Serikat hingga diadakan berbagai riset. Pendidikan ilmu perpustakaan dikembangkan oleh Asosiasi Perpustakaan Amerika Serikat. Pada akhir abad ke-19 Masehi, pendidikan perpustakaan di Amerika Serikat mulai ditiru oleh para pustakawan di Eropa yang menempuh pendidikan ilmu perpustakaan di Amerika Serikat. Pada tahun 1877, terbentuk Asosiasi Perpustakaan di Inggris. Pendidikan formal untuk ilmu perpustakaan akhirnya dibangun di University College London dan di London School of Economics. Perkembangan Asosiasi Perpustakaan sempat terhambat akibat perbedaan standar teknis dalam hal penyusunan silabus. Pada tahun 1950-an, ilmu perpustakaan berkembang akibat keberadaan teknologi informasi yang memanfaatkan ilmu komputer, ilmu komunikasi, administrasi bisnis, matematika, mesin, psikologi, filsafat, dan bahasa. Ilmu perpustakaan modern kemudian menekankan pada pemanfaatan aplikasi teknologi modern yang menggabungkan antara sumber daya manusia dan komputerisasi. Pada awal abad ke-20 Masehi, Australia dan Selandia Baru mulai menerapkan model pendidikan ilmu perpustakaan di Amerika Serikat dan Inggris. Model pendidikan ini kemudian tersebar ke negara-negara Afrika Sub-Sahara dan Asia Selatan serta ke Kanada, Amerika Latin dan Amerika Selatan.[1] Penambahan kata informasi pada studi ini juga menyebabkan konsekuensi lainnya. Misalnya dimulai pada 1960an departemen-departemen ilmu perpustakaan mulai menambahkan kata informasi di belakangnya. Hingga pada 10 tahun terakhir di Amerika Utara dan Eropa, bergeser departemen-departemen mulai mengganti namanya menjadi Ilmu Informasi atau Studi Informasi saja. Di Indonesia, sekolah pustakawan dimulai di Universitas Indonesia yang membuka pendidikan pustakawan yang merupakan embrio dari Departemen Ilmu Perpustakaan dan Informasi, Fakultas Ilmu Budaya. TujuanTujuan dari Ilmu Perpustakaan dan Informasi (LIS) didefinisikan oleh Belkin (1977, hlm. 22): "Memfasilitasi komunikasi yang efektif dari informasi yang diinginkan antara penghasil dan pengguna manusia" (lihat Ingwersen, 1992, hlm. 11). Tujuan ini dapat dirinci lebih lanjut:
Pendidikan AkademikDi Indonesia terdapat sejumlah 55 perguruan tinggi yang menyelenggarakan pendidikan Ilmu Perpustakaan dan Informasi dengan berbagai jenjang mulai dari Diploma 3 (DIII), Sarjana Terapan (D-IV), Sarjana (S1), Magister (S2), dan Doktoral (S3)[3]. Nomenklatur resmi untuk program studi ini di Indonesia adalah Ilmu Perpustakaan dan Informasi[4] atau kerap digunakan juga Perpustakaan dan Sains Informasi [5] sebagai terjemahan langsung dari Library and Information Science (LIS). Di samping itu, terkadang program studi Kearsipan atau Manajemen Arsip dan Rekod Informasi dianggap satu rumpun atau sering dikaitkan dengan program studi ini. Nama-nama yang umumnya dikaitkan dengan bidang ini termasuk:
dan kombinasinya seperti:
Gelar yang diberikan untuk lulusan program studi ini beragam, tergantung kebijakan perguruan tinggi terkait. Beberapa contoh gelar yang diberikan S.IP. (Universitas Brawijaya), S.I.Ptk. (Universitas Terbuka), S.I. (sesuai peraturan Kepdirjen Dikti), S.Hum (Universitas Indonesia), dsb. Di antara perguruan tinggi yang menyelenggarakan pendidikan akademik bidang Ilmu Perpustakaan dan Informasi seperti dikutip dari laman BAN-PT adalah :
Jurnal IlmiahDaftar publikasi jurnal ilmiah bidang Ilmu Perpustakaan dan Informasi oleh perpustakaan atau perguruan tinggi atau lembaga riset lainnya, seperti yang terindeks GARUDA[6] dan terakreditasi SINTA[7], beberapa di antaranya:
Referensi
|