Share to:

 

Juwairiyah binti al-Harits

Infobox orangJuwairiyah binti al-Harits

Edit nilai pada Wikidata
Nama dalam bahasa asli(ar) جويرية بنت الحارث‎ Edit nilai pada Wikidata
Biografi
Kelahiran608 Edit nilai pada Wikidata
Madinah Edit nilai pada Wikidata
Kematian1r April 676 Edit nilai pada Wikidata (67/68 tahun)
Madinah Edit nilai pada Wikidata
Tempat pemakamanJannatul Baqi Galat: Kedua parameter tahun harus terisi! Edit nilai pada Wikidata
Data pribadi
AgamaIslam Edit nilai pada Wikidata
Keluarga
Pasangan nikahMuhammad (627–632) Edit nilai pada Wikidata


Juwairiyah binti al-Harits al-Mushthaliqiyyah al-Khuza'iyyah (bahasa Arab: جويرية بنت الحارث المصطلقية الخزاعية) atau lebih dikenal dengan Juwairiyah binti al-Harits (lahir pada tahun 15 Sebelum H/608, wafat di Madinah pada tahun 56 H/676) adalah istri dari Nabi Muhammad ﷺ, dan termasuk dari Ibu Para Mukminin.

Nasab

  • Ayahnya: adalah seorang Sahabat Nabi yang mulia, dan merupakan Pembesar Bani al-Mushthaliq, namaanya al-Harits bin Dharar bin Habib bin 'A`idz bin Malik bin al-Mushthaliq bin Sa'id bin 'Amru bin Rabi'ah bin Haritsah bin Khuza'ah.

Menikah dengan Nabi Muhammad

Juwairiyah ditangkap pada hari Al-Muraisi' (Pertempuran Bani Al-Mustaliq) pada tahun kelima. Sebelumnya ia menikah dengan sepupunya Musafa' bin Safwan bin Abi Al-Shafar, yang terbunuh dalam pertempuran ini. Ia adalah seorang wanita cantik dan datang kepada Rasulullah meminta bantuannya untuk membebaskannya. Sayyidah Aisyah menggambarkan penampakan Juwairiyah di hadapan Rasulullah hari itu, dengan mengatakan:

Demi Allah, saat aku melihatnya di pintu kamar, aku merasa tidak suka padanya. Aku tahu, Nabi akan memandang kecantikannya seperti yang aku lihat.[1]

Ibadah

  • Telah menceritakan kepada kami Qutaibah bin Sa'id dan 'Amru An Naqid dan Ibnu Abu 'Umar -dan lafaz ini milik Ibnu Abu 'Umar- mereka berkata; telah menceritakan kepada kami Sufyan dari Muhammad bin ‘Abdurrahman -budak- keluarga Thalhah dari Kuraib dari Ibnu ‘Abbas dari Juwairiyah bahwasanya Nabi ﷺ keluar dari rumah Juwairiyah pada pagi hari usai salat subuh dan dia tetap di tempat salatnya. Tak lama kemudian Rasulullah ﷺ kembali setelah terbit fajar (pada waktu dhuha), sedangkan Juwairiyah masih duduk di tempat salatnya. Setelah itu, Rasulullah menyapanya: Ya Juwairiyah, kamu masih belum beranjak dari tempat salatmu Juwairiyah menjawab; Ya, Saya masih di sini, di tempat semula ya Rasulullah. Kemudian Rasulullah ﷺ berkata: Setelah keluar tadi, aku telah mengucapkan empat rangkaian kata-kata -sebanyak tiga kali- yang kalimat tersebut jika dibandingkan dengan apa yang kamu baca seharian tentu akan sebanding, yaitu Subhaanallahi Wabihamdihi 'Adada Khalqihi wa Ridha Nafsihi wa Zinata 'Arsyihi wa Midada Kalimatihi yang artinya Maha Suci Allah dengan segala puji bagi-Nya sebanyak hitungan makhluk-Nya, menurut keridlaan-Nya, menurut arasy-Nya dan sebanyak tinta kalimat-Nya)
  • Telah menceritakan kepada kami Abu Bakr bin Abu Syaibah dan Abu Kuraib dan Ishaq dari Muhammad bin Bisyr dari Mis'ar dari Muhammad bin 'Abdurrahman dari Abu Risydin dari Ibnu 'Abbas dari Juwairiyah dia berkata; bahwa suatu ketika Rasulullah ﷺ melewatiku ketika dia usai salat shubuh. -lalu dia menyebutkan redaksi yang serupa. Namun dia dengan menggunakan kalimat; Subhaanallah Wabihamdihi Subhaanallah 'Adada Khalqihi Subhaanallah Ridha Nafsihi Subhaanallah Zinata 'Arsyihi Subhaanallah Midaada Kalimaatihi. Yang artinya: Maha suci Allah sebanyak hitungan makhluk-Nya. Maha Suci Allah menurut keridlaan-Nya. Maha Suci Alloh menurut kebesaran arasy-Nya. Maha Suci Allah sebanyak paparan kelimat-Nya.

Keilmuan

Juwairiyah menghafal beberapa hadis, termasuk dua hadis yang terdapat di dalam Sahih al-Bukhari dan Shahih Muslim, selain itu juga terdapat di Sunan Abi Daud, Jami at-Tirmidzi, Sunan an-Nasa'i dan Sunan Ibnu Majah. Ia meriwayatkan hadis kepada Ibnu Umar, Ibnu Abbas, Ubaid bin as-Sabbaq, Mujahid, dan lain-lain.

Kematian

Ia hidup pada masa kekhalifahan Muawiyah, dan wafat di Madinah pada bulan Rabi'ul Awwal 53 H/676, dan disalatkan oleh Marwan bin Hakam, Gubernur Madinah dan dimakamkan di Jannatul Baqi.

Referensi

  1. ^ "Juwairiyah yang Membuat Aisyah Cemburu". Republika Online. Diakses tanggal 2024-10-28. 

Pranala luar


Kembali kehalaman sebelumnya