Kampanye militer Hanzhong
Kampanye militer Hanzhong adalah kampanye militer yang dilancarkan oleh Liu Bei dengan tujuan untuk mengambil alih wilayah Hanzhong dari musuhnya, Cao Cao. Kampanye militer ini berlangsung dari tahun 217 hingga 219 selama Zaman Tiga Negara. Walaupun pasukan Cao Cao sudah berada di Hanzhong tiga tahun sebelumnya berkat kemenangan mereka dalam Pertempuran Yangping, mereka secara perlahan dibuat letih oleh serangan-serangan yang dilancarkan oleh pasukan Liu Bei. Salah satu dari serangan tersebut mengakibatkan kematian Xiahou Yuan, salah satu jenderal terbaik Cao Cao, dan menjadi tamparan untuk moral pasukan Cao Cao. Akibat permasalahan logistik, Cao Cao terpaksa meninggalkan wilayah Hanzhong. Liu Bei berhasil memenangkan kampanye militer ini dan menduduki wilayah Hanzhong pada tahun 219. Kemudian, pada musim gugur, ia menyatakan dirinya sebagai "Raja Hanzhong". Kampanye ini merupakan kampanye militer terakhir Cao Cao yang melibatkan dirinya sendiri sebelum kematiannya pada Maret 220. Latar belakangPada tahun kedua puluh Jian'an (215),[1] Cao Cao menyerang Zhang Lu yang menduduki Hanzhong, mengalahkannya di pertempuran Yangping. Pada bulan Desember,[1] Zhang Lu menyerahkan Hanzhong kepada Cao Cao dan pasukannya menduduki Hanzhong.[2] Setelah itu, Cao Cao menunjuk Pu Hu, Du Huo dan Yuan Yue sebagai Administrator dari tiga komando Ba. Namun mereka dikalahkan oleh Huang Quan yang kemudian menguasai komando Badong, Baxi dan Ba.[3][4][5] Setelah Liu Bei mengetahui berita tersebut, dia segera merundingkan perdamaian dengan Sun Quan, yang berperang untuk Jingzhou, dan kembali ke Shu. Cao Cao meninggalkan Xiahou Yuan untuk mengawasi Zhang He, Xu Huang dan lainnya untuk menjaga Hanzhong; dia menunjuk perdana menteri, Shi Duxi, sebagai pangeran mertua dan panglima tertinggi, dan tinggal untuk mengawasi urusan Hanzhong. Meskipun Cao Jun kemudian menyerang Shu beberapa kali, Liu Bei mengambil tindakan pencegahan. PertempuranFase awal pertempuranPada Desember 217, Liu Bei mulai mengerahkan pasukan menuju ke Lintasan Yangping (陽平關) dan memerintah Zhang Fei, Ma Chao, Wu Lan, Lei Tong, dan Ren Kui untuk menyerang Kabupaten Wudu (武都郡) dan mereka berganisun di Kecamatan Xiabian (下辨縣). Pada masa ini, Leiding (雷定) dari kelompok etnis Di memimpin tujuh suku untuk bergabung dengan Liu Bei. Sedangkan di pihak Cao Cao, Xiahou Yuan mempertahankan Celah Yangping, Zhang He dan Xu Huang masing-masing menjaga Guangshi (廣石) dan Mamingge (馬鳴閣), sedangkan Cao Hong dan Cao Xiu memimpin pasukan terpisah untuk melawan Zhang Fei. Pada April 218, pasukan Zhang Fei dan Ma Chao bermarkas di Gushan (固山), di mana mereka menyebarkan berita bahwa mereka akan memblokade jalur mundur musuh. Cao Hong ingin menyerang Wu Lan di Kecamatan Xiabian, tetapi petugas lainnya mencurigai gerakan Zhang Fei. Cao Xiu berpikir jika Zhang Fei benar-benar berencana menutup rute mundur mereka, dia harus merahasiakan rencananya; sekarang setelah Zhang Fei terang-terangan mengungkapkan niatnya, mereka harus memanfaatkan kesempatan ini untuk berpura-pura mundur dan melakukan serangan frontal. Cao Hong menyetujui taktik Cao Xiu dan menyerang. Lei Tong dan Ren Kui terbunuh dalam pertempuran, sementara Wu Lan melarikan diri untuk bergabung dengan suku Di, di mana dia kemudian dibunuh oleh pemimpin Di, Qiangduan. Setelah bawahan mereka kalah, Zhang Fei dan Ma Chao menarik pasukan mereka.[6] Di sisi lain, Liu Bei mengalami kesulitan melawan Xiahou Yuan di Lintasan Yangping. Diantara Mei sampai Agustus 218, Liu Bei mengirim Chen Shi untuk menyerang Mamingge, namun ia dikalahkan Xu Huang dan beberapa pasukan Chen Shi yang mundur jatuh dari tebing.[7] Liu Bei secara pribadi memimpin serangan terhadap Zhang He di Guangshi tetapi tidak mampu mengalahkan musuhnya.[8] Ia kemudian mengirimkan surat kepada Zhuge Liang di Provinsi Yi untuk mengirimkan bala bantuan dari Chengdu. Zhuge Liang bimbang dan berkonsultasi dengan Yang Hong (楊洪) yang berkata:
Zhuge Liang menerima saran Yang Hong dan mulai mengirim bala bantuan kepada Liu Bei agar ia bisa lanjut melawan Cao Cao. Kembalian keadaanPada Oktober 218, Cao Cao pindah dari Ye menuju Chang'an dekat Hanzhong agar bisa mengkordinasi pertahanan Hanzhong dari serangan Liu Bei. Namun, Cao Cao tertimpa masalah internal dari kudeta sampai pemberontakan lokal. Saat bersamaan, Liu Bei dan Xiahou Yuan telah terjebak dalam kebuntuan selama setahun. Pada Februari 219, Liu Bei memutuskan untuk memecahkan kebuntuan itu dengan menyebrang Sungai Mian (沔水) yang berada di selatan Jalur Yangping dan bergerak maju menuju Hanzhong melalui pegunungan. Pasukan Liu Bei kemudian membangun benteng di Gunung Dingjun. Sebagai balasan, Xiahou Yuan dan Zhang He memimpin pasukan untuk mencari dataran yang lebih tinggi dan membangun benteng di Lembah Zouma (走馬谷). Pada malam hari, Liu Bei mengikuti rencana Huang Quan dan membakar pagar kamp musuh. Xiahou Yuan memimpin pasukan untuk mempertahankan sisi selatan sambil mengirim Zhang He untuk menjaga sisi timur. Liu Bei melancarkan serangan langsung terhadap Zhang He dan Zhang mulai goyah, jadi Xiahou Yuan mengirimkan setengah pasukannya untuk mendukung Zhang. Saat itulah Fa Zheng berkata pada Liu Bei bahwa waktu menyerang sudah dekat. Walaupun pasukan pimpinan Xiahou Yuan lebih hebat dan sudah berpengalaman, Huang Zhong memerintah pasukannya untuk membunyikan gendang perang dengan keras sampai "mengejutkan surga", berteriak sampai "menggeser gunung", dan turun menuju ke garis musuh. Huang Zhong berhasil membunuh Xiahou Yuan, membelahnya tepat di bawah bahunya. Zhang He dan pasukannya mundur dan membangun benteng di bagian utara Sungai Han.[10][11][12][13] Karena komandan perang Xiahou Yuan gugur dibunuh Huang Zhong, badai masalah terjadi. Guo Huai dan Du Xi mengumpulkan kembali pasukan mereka yang terpencar dan (tidak secara resmi) menunjuk Zhang He sebagai komandan perang menggantikan Xiahou Yuan. Zhang He menerima usulan tersebut dan menjadi komandan perang, memberi perintah dan menstabilisasi moril pasukan. Keesokan harinya, Liu Bei berencana untuk menyeberangi Sungai Han dan menyerang Zhang He, yang menurut petugasnya mereka kalah jumlah, dan menyarankan kepada Zhang He untuk mendirikan kamp di sepanjang tepi Sungai Han.[14] Guo Huai merasa bahwa pasukan mereka menunjukkan kelemahan terhadap musuh dengan melakukan hal tersebut, ia mengusulkan untuk mendirikan kamp jauh dari sungai untuk memikat musuh agar menyeberangi perairan dangkal, di mana mereka melakukan serangan balik terhadap musuh.[15] Zhang He menerima usulan Guo Huai dan memindahkan bentengnya jauh dari sungai. Liu Bei curiga terhadap aksi Zhang He dan tidak menyebrangi sungai.[16] Saat Cao Cao menerima berita gugurnya Xiahou Yuan, ia memerintah Cao Zhen untuk memperkuat pasukannya di Jalur Yanping dan memerintah Xu Huang untuk menyerang seorang perwira dibawah Liu Bei, Gao Xiang. Xu Huang menang melawan Gao Xiang, sehingga membantu memulihkan moril pasukan Cao Cao secara singkat.[17] Fase akhirPada April 219, Cao Cao secara langsung memimpin pasukannya dari Chang'an menuju Hanzhong melalui Lembah Xie (斜谷). Liu Bei tetap tegar, berkata dipemikirannya "Walaupun Cao Cao datang, ia tidak bisa melakukan apa-apa. Saya pasti bisa menduduki Sungai Han." Jadi, Liu Bei memerintah pasukannya untuk bertahan, menolak untuk melawan Cao Cao di pertempuran sengit dan bertarung di perang gesekan sejak fase ini berlangsung. Semakin lama, lebih banyak pasukan Cao Cao yang gugur atau meninggalkannya.[18] Kemudian, saat pasukan Cao Cao sedang membawa persediaan melalui Beishan (北山), Huang Zhong membawa pasukan untuk merampok persediaan musuh, namun belum kembali tepat waktu. Zhao Yun memimpin 10 orang kavaleri untuk mencari Huang Zhong dan tidak sengaja bertemu dengan pasukan Cao Cao. Mereka dikelilingi musuh namun Zhao Yun berhasil kabur kembali ke bentengnya sambil bertarung keluar dari kelilingan musuh.[19][20] Sesampai disana, Zhang Yi awalnya memikir untuk menutup gerbang dan bersiap untuk perang. Namun, Zhao Yun memerintah pasukannya untuk menyimpan bendera, tidak memukul gendang perang, dan membuka pintu benteng.[21][22] Pasukan Cao Cao takut bahwa ada jebakan yang tersembunyi di benteng Zhao Yun dan banyak yang tidak berani masuk, maka mereka memutuskan untuk mundur. Zhao Yun yang melihat musuh mundur kemudian memerintah pasukannya untuk mengibarkan bendera perang dengan keras dan menembak panah ke arah pasukan Cao Cao yang mundur. Pasukan Cao Cao ketakutan dan saat melarikan diri mereka saling menginjak-injak, dan banyak di antara mereka yang tenggelam ke dalam sungai Han.[23][24] Liu Bei yang datang menyaksikan medan pertempuran terpukau dengan aksi Zhao Yun, berkata "Zilong benar benar penuh keberanian!" dan memberi penghargaan kepada Zhao Yun sebagai Jenderal Kekuatan Harimau (虎威將軍).[25][26] Karena pasukan Cao Cao telah mengalami kebuntuan melawan Liu Bei selama beberapa bulan dan menghadapi masalah logistik yang serius, ia menurunkan perintah "rusuk ayam" (雞肋). Tidak ada yang mengerti maksud perintah itu, kecuali penasihat Cao Cao Yang Xiu. Saat ditanya maksudnya, Yang Xiu menjelaskan bahwa rusuk ayam susah dimakan tapi sangat disayangkan jika dibuang, sama seperti kondisi Cao Cao saat itu: Ia tidak mungkin dapat mengalahkan Liu Bei, tetapi ia juga tidak mau mundur dari Hanzhong. Cao Cao sangat marah dengan penjelasan Yang Xiu sampai ia memerintah pasukannya untuk mengeksekusi Yang Xiu. Pada Juni 219, Cao Cao akhirnya mundur kembali ke Chang'an dan menyerahkan Hanzhong kepada Liu Bei[27] dan memerintah putranya, Cao Zhang yang telat datang ke medan pertempuran untuk menahan Chang'an dari potensi serangan dari Liu Bei. DampakSebulan setelah menduduki Hanzhong, Liu Bei mengirim Meng Da untuk menyerang Kabupaten Fangling (房陵郡) melalui Kecamatan Zigui. Meng Da berhasil mengalahkan bupatinya, Kuai Qi (蒯祺), dan menduduki kabupaten tersebut. Kemudian, Liu Bei memerintah anak angkatnya, Liu Feng untuk menyerang Kabupaten Shangyong (上庸郡) melalui Sungai Mian (沔水) dan bupati Shangyong Shen Dan tunduk kepada Liu Feng. Sekitar Agustus 219, Liu Bei mendeklarasikan diri sebagai "Raja Hanzhong".[28] Pendudukan Hanzhong merupakan puncak pencapaian karir Liu Bei, bukan hanya karena Hanzhong merupakan lokasi strategis yang sangat penting, tetapi juga karena mengalahkan Cao Cao dari depan dengan kekuatan militer membuat pamor Liu Bei meroket. Hanzhong menjadi bagian penting dalam ekspedisi utara yang dilakukan oleh Zhuge Liang pada masa depan. Namun, karena sebagian besar wilayah di Hanzhong sudah dalam keadaan tanah kosong dan rumah-rumah kosong, populasi yang besar dan kekurangan sumber daya yang parah, Ekspedisi Utara ke Cao Wei tidak mungkin dilakukan dalam jangka pendek. Liu Bei kemudian menunjuk Wei Yan sebagai Prefek dan Gubernur Hanzhong. Wei Yan memindahkan Zitong dan beberapa penduduk Chengdu ke daerah Hanzhong (sekitar 100.000 rumah tangga), dan mereklamasi sejumlah besar lahan kosong untuk menanam makanan. Tentara melakukan kamp militer untuk mengatasi masalah pangan tentara, memerintahkan pembangunan kembali rumah-rumah sipil, membangun benteng pertahanan, memperbaiki tembok kota, dan membangun jalan papan. Walaupun Cao Cao kalah, ia memindahkan sebanyak 400,000 warga dan banyak sumber daya keluar dari Hanzhong dan ia melakukannya sebanyak tiga tahap. Pada migrasi pertama, setelah Pertempuran Yizhou, sekitar 200.000 penduduk kawasan Bajun dan 70.000 warga kawasan Wudu pindah ke kawasan Sanfu Chang'an dalam jumlah besar. Selama migrasi kedua, Cao Cao menyerang Zhang Lu yang menduduki Hanzhong, tapi Zhang Lu segera menyerah. Zhang Lu memimpin sekitar 50.000 anggota suku dan agama untuk pindah ke daerah Jingzhao. Setelah migrasi ketiga, setelah Pertempuran Hanzhong, Perdana Menteri Shi Duxi mengetahui bahwa Xia Houyuan dikalahkan dan tewas dalam pertempuran Gunung Dingjun. Mereka memaksa 80.000 penduduk Hanzhong pindah ke Luoyang dan Yecheng dalam keadaan darurat, dan memindahkan sejumlah besar biji-bijian, sumber daya, dan senjata ke daerah Fufeng Hanzhong. Biji-bijian dan rumput yang tidak dapat dievakuasi tepat waktu juga dibakar. Namun disisi lain, Cao Cao ketakutan bahwa Liu Bei akan menyerang Kabupaten Wudu, maka ia juga memerintah Inspektur Provinsi Yong Zhang Ji untuk memindahkan lebih dari 50.000 orang Di ke Kabupaten Fufeng dan Kabupaten Tianshui.[29] Berita kemenangan Liu Bei di Hanzhong sampai ke telinga Guan Yu yang menetap di Provinsi Jing. Melihat kemenangan di Hanzhong, Guan Yu ingin mengambil kesempatan untuk menyerang benteng pertahanan Cao Cao di Fancheng, menyebabkan mulainya pertempuran Fancheng pada Juli 219. Urutan pertempuranLiu Bei
Non-tempurCao Cao
Non-tempurReferensi
|