Share to:

 

Kelenteng Tik Liong Tian

Tempat Ibadah Tridharma Tik Liong Tian
TITD Tik Liong Tian
Informasi umum
LokasiIndonesia Rogojampi, Banyuwangi, Jawa Timur
AlamatJalan Raya Nomor 69 Rogojampi, Banyuwangi - 68462
Mulai dibangun1915
Tanggal renovasi1. 1970
PemilikYayasan Tik Liong Tian Rogojampi
Data teknis
Jumlah lantai1
Desain dan konstruksi
Kontraktor utamaLin Jin Feng (Liem Kim Hong)

Tik Liong Tian atau Klenteng Rogojampi adalah sebuah rumah peribadatan Tridharma sekaligus wadah sosial bagi komunitas masyarakat China yang tinggal di Kota Rogojampi dan sekitarnya. Tempat Ibadah Tri Dharma (TITD) ini merupakan salah satu dari sembilan klenteng yang memuja Kongco Tan Hu Cin Jin atau Chen Fu Zhen Ren yang berpusat pada TITD Hoo Tong Bio Banyuwangi.

Etimologi

TITD merupakan singkatan dari Tempat Ibadah Tri Dharma atau secara umum disebut sebagai Klenteng. Nama Tik Liong Tian berasal dari logat Hokkien, sementara nama dalam bahasa nasional China yang ditulis berdasarkan romanisasi modern (Hànyǔ Pīnyīn) adalah Dé Lóng Diàn (Hanzi=德龙殿).

memiliki arti kebajikan, kebaikan, moralitas, etika, welas asih, kemurahan hati, karakter, baik. Lóng memiliki arti naga, imperial, marga. Diàn memiliki arti aula istana. Secara menyeluruh, Dé Lóng Diàn diterjemahkan sebagai Istana Naga Bajik.[1]

Sejarah

Lin Jin Feng beserta keluarga di depan TITD Tik Liong Tian sebelum direnovasi

Klenteng Tik Liong Tian dibangun oleh seorang pedagang bernama Lin Jin Feng (Hokkien= Liem Kim Hong) pada tahun 1915. Ia adalah pendatang di wilayah Rogojampi. Pada suatu hari, Lin bermimpi bahwa Chen Fu Zhen Ren berada di Watu Dodol. Ia mengunjungi Watu Dodol dan menemukan dua arca batu yang dipercaya merupakan patung dari Chen Fu Zhen Ren sendiri.[2][3]

Awalnya Lin meletakkan dua arca tersebut pada altar di rumahnya. Setelah memiliki cukup dana, ia kemudian membangun sebuah kuil kecil di belakang rumahnya dan meletakkan rupang Chen Fu Zhen Ren pada klenteng tersebut.[2] Pada tahun 1958, rumah dan kuil tersebut diserahkan secara langsung kepada Perhimpunan Warga China dan dibuka sebagai kelenteng umum.[3] Perhimpunan tersebut selanjutnya membentuk kepengurusan untuk menjalankan Klenteng. Klenteng ini direnovasi pertama kali pada tahun 1970.[2]

Semenjak awal kepengurusan, daftar nama ketua pengurus Kelenteng Tik Liong Tian hingga saat ini adalah sebagai berikut:[3]

Nomor Nama Periode
1 Alm. Liem Swie Giok 1958-1963
2 Alm. Liem Swie Hong 1963-1966
3 Alm. Hong Twan Kie 1966-1970
4 Alm. Oei Siong Khay 1970-1977
5 Alm. Tau Hid (Li Tiauw Xie) 1977-1998
6 Leman Christanto 1998-2011
7 Gunarso, S.E 2011-2013
8 Linggawati Wijaya 2014-sekarang

Fungsi sosial

TITD Tik Liong Tian digunakan sebagai tempat peribadatan Tridharma setiap tanggal 1 dan 15 penanggalan Imlek, dan juga pada hari-hari raya keagamaan lainnya. Selain itu, Tik Liong Tian juga memiliki berbagai bangunan tambahan seperti kantor sekretariat, aula, ruang belajar, dan parkiran dalam yang berubah fungsi menjadi tempat berlangsungnya berbagai kegiatan sosial serta kesenian lain seperti karaoke,[4] tarian,[5] arisan, pernikahan,[6] dan pendidikan bahasa mandarin serta budi pekerti.

Kegiatan sosial lain yang dilakukan adalah mengadakan pasar murah,[5][7] kirab ke klenteng lain,[8] donor darah,[9] dan kunjungan keagamaan dari biksu agama Buddha[10] serta guru agama Taoisme. Aula klenteng juga digunakan dalam kegiatan lintas agama.[11][12] Kegiatan festival keagamaan yang dilakukan juga meningkatkan perekonomian masyarakat sekitar, seperti tukang parkir, toko-toko yang menjual berbagai barang seperti mainan barongsai atau baju tradisional khas China, penjual makanan di sekitarnya, hingga kelompok kesenian daerah seperti wayang kulit.[5][7]

Pada puncak perayaan ulang tahun bertahtanya Yang Mulia Kongco Tan Hu Cin Jin ke-97, tanggal 21 Desember 2012, Ketua Umum TITD se-Indonesia, Ongko Prawiro, turut hadir mengikuti acara. Acara tersebut juga dihadiri jajaran Muspika Rogojampi, tokoh lintas agama, tamu perwakilan TITT lain dari luar kota, dan seluruh umat[5] dari Jawa Timur, Bali, dan Lombok.

Lokasi dan arsitektur

Sisi depan bangunan utama Kelenteng Tik Liong Tian, Rogojampi, menampilkan Men Shen dan Hu Shen

Jalan masuk menuju klenteng Tik Liong Tian terletak tepat di tepi Jalan Raya Rogojampi. Jalan masuk selebar sekitar empat meter dihiasi gerbang khas China berwarna merah dan kuning yang hampir tidak pernah ditutup. Gerbang masuk tersebut diapit oleh pertokoan dan tepat di seberang pasar besar Kota Rogojampi. Selain tulisan "TITD TIK LIONG TIAN" di sisi atas gerbang, tidak ada penanda lain lokasi klenteng sehingga relatif sulit untuk ditemukan.

Jalan masuk menuju lokasi bangunan klenteng adalah sekitar 100 meter diapit oleh rumah-rumah penduduk. Namun, luas area di bagian dalamnya sangat luas, meliputi tempat parkir kecil di depan bangunan aula, lapangan parkir mobil yang ditutup saat ada kegiatan seperti festival dan arisan, serta sebuah lapangan parkir di samping kelenteng, di sisi jalan raya. Kantor sekretariat dan perpustakaan terletak di sisi kanan klenteng, bangunan aula dan dapur di bagian belakang, bangunan pendidikan serta kamar penginapan terletak di seberang lapangan parkir bagian dalam.

Bangunan klenteng Tik Liong Tian berbentuk persegi panjang dengan sebuah pintu masuk utama serta tiga pintu masuk samping berukuran kecil. Sisi depan klenteng adalah halaman yang dilengkapi kursi serta payung kanopi, sebuah tungku untuk membakar kertas persembahan berbentuk pagoda, dan sepasang patung singa penjaga shishi. Teras bangunan digunakan untuk ritual sembahyang, ruangan di tengah merupakan ruang utama bagi Gongzu Chen Fu Zhen Ren bersama kedua pengawalnya, kolam di tengah yang dihiasi jembatan dikelilingi oleh altar dewa-dewi yang lain –termasuk altar untuk ketiga guru besar Buddha, Gong Fuzi, dan Laozi. Altar Chen Fu Zhen Ren dan kedua pengawal dihiasi patung serta dua buah batu berbentuk hampir persegi yang ditemukan di Watu Dodol.[2]

Kolam ikan yang juga berisi beberapa ekor kura-kura

Ciri khas paling menonjol dari TITD Tik Liong Tian adalah kolam ikan serta altar Hǔ Shén (Hanzi=虎神; lit. dewa harimau) tunggangan dewa rezeki Cai Shen Zhao Gong Ming. Kolam ikan yang tepat berada di bagian belakang ruangan utama tidak hanya digunakan untuk memelihara ikan, melainkan juga beberapa ekor kura-kura. Di tengah kolam terdapat sebuah jembatan; dua buah gunung buatan yang dihiasi patung naga, pavilun khas China, dan orang sedang memancing berada di kedua sisi jembatan tersebut. Pada ujung jembatan, diletakkan sepasang patung batu kecil peninggalan zaman kuno yang diperkirakan merupakan bekas hiasan talang air. Selain aus, salah satu patung tersebut juga rusak berat dengan kondisi tidak berkepala serta bagian tangannya hancur.

Altar Hǔ Shén pada mulanya berada di ruang tengah yang kini ditempati altar untuk Xuan Tian Shang Di, tetapi dipindahkan ke depan semenjak ada sumbangan awetan harimau dan macan tutul asli dari Jawa Barat. Kedua awetan macan tersebut ditutup dengan kotak kaca untuk menghambat kerusakan. Pembuatan awetan harimau sangat bagus sehingga kedua matanya seperti terus mengawasi kemanapun orang bergerak.

Tungku pembakaran kertas berbentuk paviliun segi delapan

Di seberang pintu samping bagian belakang bangunan klenteng terdapat sebuah tungku pembakaran lain yang berbentuk paviliun bersegi delapan. Meskipun jauh lebih pendek daripada tungku di bagian depan, tetapi volume isinya lebih besar. Tungku itu dihiasi dengan lambang-lambang dari Ba Xian.

Daftar altar

Urutan altar

Nomor Altar Sing Bing Lokasi Keterangan
01 Thian (Tuhan Yang Maha Kuasa) Teras
02 Men Shen (Qin Shubao dan Yuchi Jingde) Teras Kanan dan kiri pintu masuk
03 Kong Co Tan Hu Cin Jin Ruang utama Altar utama (tengah)
04 Co Fu We (Pengawal Kiri) Ruang utama Altar kiri
05 Yu Fu We (Pengawal Kanan) Ruang utama Altar kanan
06 Xian Thian Xang Die Ruang utama Altar paling kanan
Sebelumnya merupakan lokasi altar Hou Shen
07 Hou Shen (tunggangan Zhao Gong Ming) Teras Altar kiri
Arca berupa awetan harimau dan macan tutul
Sebelum altar pindah, arca berupa dua buah patung harimau
Tian Di Lu Area kolam tengah Ujung jembatan
08 He He Erl Xian Area kolam tengah Ujung jembatan
09 Du Tie Kong, Du Tie Boo Area kolam tengah Di bawah altar He He Erl Xian
10 Sakyamuni (Buddha Gautama)
Buddha Oomithofo
Guan She Yin Phu Sha (Kwan She Im Poo Sat)
Mie Lek Fo (Bie Lik Hoed)
Hwie Tho Phu Sha (Wei Tho Jun Thian), Jia Lan Phu Sha
Ruang belakang tengah Altar tengah
11 18 Loo Han Ruang belakang tengah Altar kanan dan kiri
12 Thay Sang Lauw Cin, Kong Tik Cun Ong Ruang belakang kiri
13 Nabi Khong Hu Cu Ruang belakang kanan
14 Guan Khong (Hiap Thian Tay Tee) Area kolam tengah Sisi kiri kolam
15 Fuk Tek Chen Shen (Hok Tik Cing Sien) Area kolam tengah Sisi kanan kolam

Nama 18 Loo Han

Sayap kiri

  1. Nan To
  2. Tjiu Lie Pwan To Ka
  3. Lie Po To
  4. Mo Oh Kie Tjie Lo
  5. Mo Oh Ka Tan Yan
  6. Mo Oh Ka Yap
  7. Mo Oh Bak Kian Lian
  8. Sia Lie Hud
  9. Kang Liong Lo Han

Sayap kanan

  1. A Niauw Lauw To
  2. Po Kie Lo
  3. Mo Oh Kiap Pin Na
  4. Ka Liu To Ie
  5. Pin Thauw Lo Po Lo Twe
  6. Kiauw Fan Po The
  7. Lo Hiauw Lo
  8. Anan To
  9. Hok Ho Cun Cia

Galeri

Lihat pula

Referensi

  1. ^ MDBG. Akses= 4 April 2013. English-Chinese Dictionary
  2. ^ a b c d Claudine Salmon dan Myra Sidharta. 24 Juni 2000. "Kebudayaan Asia-Dari Kapten Hingga Nenek Moyang yang Didewakan: Pemujaan Terhadap Kongco di Jawa Timur dan Bali (Abad ke-18 dan 20)".
  3. ^ a b c anonim (Desember 2015). "Sejarah Kelenteng Tik Liong Tian". TriDharma Cemerlang, Edisi 4. 
  4. ^ TITD Tik Liong Tian. 1 November 2012. Akses= 4 April 2013. [1]
  5. ^ a b c d Kabarbanyuwangi. 27 Desember v2012. Akses= 4 April 2013. Ketua Umum TITD Indonesia Ongko Prawiro Ikut Hadir.
  6. ^ TITD Tik Liong Tian. 3 Maret 2012. Akses= 4 Maret 2013. [2]
  7. ^ a b TITD Tik Liong Tian. 22 Desember 2012. Akses= 4April 2013. [3]
  8. ^ TITD Tik Liong Tian. 12 Februari 2012. Akses= 4 April 2013. [4]
  9. ^ TITD Tik Liong Tian. 19 Januari 2012. Akses= 4 Maret 2013. [5]
  10. ^ TITD Tik Liong Tian. Akses= 4 April 2013. [6]
  11. ^ TITD Tik Liong Tian. 12 Februari 2012. Akses= 6 April 2013. [7]
  12. ^ Pemerintah Kabupaten Banyuwangi. 28 Juni 2011. Akses= 6 April 2013. Tokoh Lintas Agama Diminta Urun Rembug Pembangunan.

Pranala luar

Kembali kehalaman sebelumnya