LG Chem
LG Chem Ltd. (Korea: LG화학), atau juga disebut LG Chemical, adalah perusahaan kimia terbesar di Korea[1] yang berkantor pusat di Seoul, Korea Selatan. LG Chem merupakan perusahaan kimia dengan total penjualan terbesar ke-10 di dunia pada tahun 2017.[butuh rujukan] Perusahaan ini didirikan dengan nama Lucky Chemical Industrial Corporation untuk memproduksi kosmetik. Perusahaan ini kini hanya melayani penjualan bisnis-ke-bisnis, setelah divisi produk ritelnya dipisah ke LG Household & Health Care. Perusahaan ini memiliki delapan pabrik di Korea Selatan serta 29 lokasi bisnis di 15 negara, yakni satu perusahaan induk di Tiongkok, 14 anak usaha yang berbisnis di bidang manufaktur, lima anak usaha yang berbisnis di bidang pemasaran, tujuh kantor perwakilan, dan dua pusat riset dan pengembangan.[butuh rujukan] Financial Times memberitakan pada tanggal 2 April 2017, bahwa LG Chem akan mulai memproduksi baterai di Tiongkok. Pada saat itu, Tiongkok menyumbang sepertiga dari total penjualan perusahaan ini.[2] Pada bulan April 2019, LG Chem menuntut SK Innovation atas tuduhan mencuri rahasia dagang untuk memproduksi baterai kendaraan listrik.[3] Area bisnis dan produkLG Chem memiliki tiga area bisnis utama, yakni:
Bahan kimia dan bahan dasarLG Chem merupakan pemasok petrokimia, mulai dari distilat dasar hingga polimer khusus. Perusahaan ini merupakan produsen plastik umum, seperti akrilonitril butadiena stirena (ABS),[4] stirena akrilonitril (SAN),[5] dan polivinil klorida.[6] Perusahaan ini juga memproduksi cairan dan bahan mentah, seperti plastisitor, aditif khusus, alkohol, poliolefin, asam akrilik, karet sintetis, stirenik, polimer performa, plastik rekayasa, elastomer, resin konduktif, dan bahan kimia lain. Bahan elektronik dan teknologi informasiLG Chem memasok film optis dan layar, polarisator, bahan sirkuit cetak, dan tinta bubuk. Perusahaan ini juga memasok polarisator LCD, yang merupakan sejumlah lapisan film yang diaplikasikan pada permukaan atas dan bawah dari panel TFT-LCD untuk mentransmisikan cahaya dari unit cahaya belakang melalui panel, serta film FPR 3D, yang memungkinkan tampilan tiga dimensi. Solusi energiLG Chem menyelesaikan pengembangan dan mulai memproduksi secara massal baterai ion litium pertama di Korea pada tahun 1999. Pada akhir tahun 2011, LG Chem merupakan produsen baterai terbesar ketiga di dunia dengan kapasitas produksi tahunan mencapai 1 milyar sel.[butuh rujukan] Perusahaan ini juga merupakan pemasok baterai otomotif untuk sejumlah kendaraan listrik, seperti Ford Focus, Chevrolet Volt, dan Renault ZOE. LG Chem Michigan adalah anak usaha LG Chem yang berkantor pusat di Holland, Michigan[7] dan mengoperasikan sebuah pabrik guna memproduksi sel baterai canggih untuk kendaraan listrik. Pabrik senilai US$303 juta tersebut memperoleh separuh modalnya dari dana stimulus Departemen Energi Amerika Serikat,[8] dan mulai memproduksi sistem baterai pada tahun 2013.[9] Pabrik tersebut dapat memproduksi cukup sel per tahun untuk membuat antara 50.000 hingga 200.000 paket baterai untuk mobil listrik dan hibrida, seperti Chevrolet Volt buatan General Motors,[10][11][12][13][14] Ford Focus Electric, dan kendaraan listrik plug-in mendatang dari produsen lain.[15] Unit riset dan pengembangan dari perusahaan ini, yang disebut LG Chem Power, berkantor pusat di Troy, Michigan.[16] LG Chem Power dan LG Chem Michigan dulu berasal dari satu perusahaan yang bernama Compact Power, Inc.[17] Chevrolet Volt dan Ford Focus Electric awalnya menggunakan sel yang diproduksi di Korea oleh LG Chem,[18][19] dan kemudian beralih ke sel yang diproduksi oleh LG Chem Michigan di Holland. Pada bulan September 2020, LG Chem mengungkapkan rencananya untuk memperdagangkan saham dari divisi energinya, dengan nama LG Energy Solution pada bulan Desember.[20] InsidenKebocoran gas VisakhapatnamPada tanggal 7 Mei 2020, sebuah kebocoran gas yang terjadi di pabrik milik LG Polymer di Gopalapatnam, dekat Visakhapatnam, menyebabkan 12 orang meninggal, 300 orang dirawat di rumah sakit, dan sekitar ribuan orang sakit. Hampir 3.000 orang pun dievakuasi dari desa yang berada di radius lima kilometer dari pabrik tersebut. Gas diduga mulai bocor sekitar jam 02.30, saat para pekerja sedang bersiap untuk membuka kembali pabrik tersebut setelah karantina wilayah yang diberlakukan akibat pandemi COVID-19 mulai dilonggarkan di wilayah tersebut.[21][22] Ledakan pabrik SeosanPada bulan 19 Mei 2020, sebuah bubuk katalis berbasis alkilaluminum meledak akibat tekanan tinggi saat berada di ruang pengemasan di pabrik LG Chem di Seosan. Ledakan tersebut pun menyebabkan bubuk piroforik menyebar di udara, dan menyebabkan kebakaran. Akibatnya, seorang periset berusia 39 tahun pun meninggal dan dua pekerja lain menderita luka bakar derajat kedua.[23][24][25] Referensi
Pranala luar |