MTU Aero Engines
MTU Aero Engines AG adalah sebuah produsen mesin pesawat terbang asal Jerman. Perusahaan ini sebelumnya dikenal sebagai MTU München. SejarahWalaupun Rapp Motorenwerke asal Munich, yang kemudian menjadi bagian dari BMW, telah memproduksi mesin pesawat terbang sejak tahun 1913, perusahaan ini menganggap bahwa mereka memulai sejarahnya pada tahun 1934, saat BMW Flugmotorenbau GmbH resmi dipisah dari BMW. Pemisahan tersebut digagas oleh Kementerian Dirgantara untuk menyembunyikan rencana persenjataan kembali dari Luftwaffe. Sebagai sebuah perusahaan tersendiri, Flugmotorenbau hanya terikat dengan aturan pengungkapan yang tidak terlalu ketat. Selain itu, BMW juga ingin mengurangi risiko dari keterlibatannya dalam rencana tersebut.[2] Pada tahun 1936, BMW membangun sebuah pabrik mesin pesawat di Allach dekat Munich, yang kini menjadi kantor pusat dari perusahaan ini. Pada tahun 1940, pabrik tersebut direnovasi besar-besaran agar dapat memproduksi mesin pesawat terbang BMW 801 dalam skala besar. BMW 801 kemudian dipasang pada pesawat tempur Focke-Wulfe FW 190 dan pesawat pengebom Dornier Do 217.[3] Pasca penyelesaian konflik pada bulan Mei 1945, pasukan Amerika menduduki pabrik Allach, sehingga produksi mesin pesawat terbang terhenti selama sepuluh tahun. Selama tidak memproduksi mesin pesawat terbang, pabrik tersebut difungsikan sebagai bengkel artileri dan kendaraan dari Angkatan Darat Amerika Serikat.[4] 1950-anPada tanggal 22 Januari 1954, BMW resmi memulai kembali pengembangan mesin pesawat terbang. Tiga tahun kemudian, pasca dicabutnya pelarangan produksi mesin di Jerman, perusahaan ini dapat memulai kembali produksi mesin pesawat terbang di Allach. Awalnya perusahaan ini fokus memproduksi mesin yang dilisensi dari perusahaan lain, terutama dari Amerika Serikat. Pada tahun 1959, BMW Triebwerkbau GmbH memproduksi mesin turbojet General Electric J79-11A untuk armada Lockheed F-104 Starfighter milik Angkatan Udara Jerman. 1960-anSelama dekade 1960-an, mesin turboprop Rolls-Royce Tyne juga diproduksi melalui perjanjian lisensi. Mesin tersebut pun digunakan pada sejumlah pesawat terbang milik Luftwaffe, seperti pesawat patroli maritim Breguet Atlantic dan pesawat angkut C-160 Transall.[5] Selain melisensi mesin pesawat terbang dari perusahaan lain, perusahaan ini juga menjalin kemitraan dengan sejumlah produsen mesin pesawat terbang lain asal Eropa untuk mengembangkan mesin pesawat terbang baru. Pada musim gugur tahun 1968, MAN Turbo dan Daimler-Benz membentuk sebuah perusahaan patungan dengan nama Entwicklungsgesellschaft für Turbomotoren GmbH untuk menggabungkan bisnis produksi mesin pesawat terbang milik mereka.[6][7] Pada bulan Juli 1969, perusahaan patungan tersebut digantikan oleh Motoren- und Turbinen-Union GmbH (MTU), yang mengambil alih bisnis produksi mesin pesawat terbang dan mesin diesel berkecepatan tinggi dari MAN Turbo dan Daimler-Benz.[6][7] MTU München fokus memproduksi mesin pesawat terbang, sementara MTU Friedrichshafen fokus memproduksi mesin diesel dan turbin gas. Pada tanggal 14 Oktober 1969, BMW bekerja sama dengan Rolls-Royce asal Britania Raya dan FiatAvio asal Italia dengan mendirikan Turbo-Union untuk mengembangkan dan memproduksi Turbo-Union RB199, sebuah mesin turbofan militer yang terutama ditujukan untuk dipasang pada Panavia Tornado, sebuah pesawat terbang serbaguna sayap sapuan yang diadopsi oleh sejumlah negara di Eropa, termasuk Jerman.[5][8] BMW dan Rolls-Royce masing-masing memegang 40% saham Turbo-Union, sementara FiatAvio memegang sisanya.[9][10] 1980-anPada tahun 1985, Daimler-Benz mengakuisisi 50% saham perusahaan ini dari MAN, sehingga MTU kemudian diletakkan di bawah DASA. Pada tahun 1986, EuroJet Turbo GmbH didirikan untuk mengelola, mengembangkan, memproduksi, mendukung, memelihara, dan menjual mesin turbofan EJ200 untuk pesawat tempur Eurofighter Typhoon.[11] Pendiri Eurojet meliputi Rolls-Royce, MTU, Fiat, dan Sener.[12][13] Mesin EJ200 pun menggabungkan teknologi yang dimiliki oleh empat perusahaan tersebut.[14][15][16] Hingga akhir tahun 2006, Eurojet telah dikontrak untuk memproduksi 1.400 unit mesin untuk Eurofighter.[17] Pada bulan Juni 1989, MTU Turbomeca Rolls-Royce (MTR) didirikan sebagai bagian dari kerja sama antara pemerintah Prancis dan Jerman Barat untuk mengembangkan sebuah helikopter perang serbaguna, yakni Eurocopter Tiger. Peran MTR dalam kerja sama tersebut adalah mengembangkan dan memproduksi mesin MTR390 untuk dipasang di Tiger.[18] MTR pun dikelola secara bersama-sama oleh pegawai dari MTU, Turbomeca, dan Rolls-Royce.[19] Turbomeca berperan memproduksi kompresor, gearbox, aksesoris, dan sistem kendali, Rolls-Royce berperan memproduksi turbin tenaga, sementara MTU berperan memproduksi kombustor dan turbin bertekanan tinggi, serta merakit semua komponen mesin pada batch produksi pertama.[20] Pada awal tahun 2000, perusahaan ini mendapat kontrak senilai DM430 juta dari Kantor Pengadaan dan Teknologi Pertahanan Federal Jerman untuk memproduksi 320 unit mesin beserta cadangannya. Kontrak tersebut juga sekaligus menjadi izin bagi perusahaan ini untuk memproduksi MTU390.[20] 2000-anPada tahun 2000, DASA digabungkan dengan sejumlah perusahaan asal Eropa untuk membentuk European Aeronautics and Defense Systems (EADS). MTU pun dipisah dan tetap menjadi bagian dari DaimlerChrysler. Tiga tahun kemudian, MTU dijual ke Kohlberg Kravis Roberts (KKR). Pada tahun 2005, KKR melepas semua saham MTU ke bursa saham.[21] Pada tahun 2002, konsorsium Europrop International (EPI) dibentuk oleh MTU, Safran Aircraft Engines, Rolls-Royce, dan Industria de Turbo Propulsores.[22][23][24] EPI dibentuk untuk merancang, mengembangkan, memasarkan, memproduksi, dan menyediakan dukungan untuk mesin turboprop TP400-D6 yang akan dipasang pada Airbus A400M Atlas yang diproduksi oleh Airbus Defence and Space.[25][23][24][26] TP400 adalah mesin turboprop terkuat di dunia yang masih diproduksi hingga saat ini.[27][28] 2010-anPada tahun 2019, MTU mengumumkan bahwa Serbia akan menjadi lokasi dari pusat perbaikan mesin pesawat terbangnya, setelah MTU Aero Engines meneken sebuah nota kesepahaman dengan Kementerian Ekonomi Serbia. Pusat tersebut akan didirikan di Stara Pazova, dekat Belgrade.[29] Pada bulan Desember 2019, Safran dan MTU mengumumkan sebuah kesepakatan untuk mendirikan sebuah perusahaan patungan guna mengelola pengembangan, produksi, dan dukungan purnajual dari mesin pesawat terbang baru yang akan dipasang di Future Combat Air System.[30] ProdukSipilSumber:[31]
ReferensiRujukan
Bibliografi
Pranala luar
|