Merkubung
Merkubung (Macaranga gigantea) yang dikenal pula dengan sebutan tutup gede adalah sejenis tumbuhan penyusun hutan sekunder. Kayunya lunak mirip jeungjing (Albizia falcataria (L.) Fosberg).[4] Di pelbagai daerah di Indonesia, sebagaimana yang disebutkan K. Heyne dalam bukunya De nuttige planten van Nederlandsch Indië, merkubung juga dikenal dengan nama-nama seperti kayu kĕcubung, simbar kubang (Lamp.), sangkubang (Belitung), sĕrkubung (Palemb.), dahan kagurangěn, mahawénang, mawénang, samè, dan tula-tula (Alifuru Minahasa).[5] DeskripsiMerkubung termasuk pohon sub-kanopi,[2] tingginya mencapai 40 m dengan diameter 85 cm.[4] Batangnya bulat, halus, mirip jeungjing, namun berwarna abu-abu kotor, kadang berbanir meskipun tidak terlalu jelas kelihatan. Kulit luarnya agak tebal berdaging dan berwarna agak putih kekuningan. Daunnya tunggal, berukuran cukup besar, diameternya 100 cm, bertangkai panjang, dan berselang-seling. Daunnya bercangap 3, tepinya bergerigi, dan bagian atasnya rata/halus, hijau tua dan bawahnya hijau muda. Pangkal dan ujung daun tumpul. Tajuknya bulat melebar seperti payung.[2][4][6] Bunganya tersusun majemuk, berukuran lebih kecil dibandingkan dengan daunnya. Pada tiap tandan, bunga jantan dan betina tersusun di sana. Bunga betina lebih besar ketimbang jantan, warnanya relatif kekuningan. Bunga memliki daun pelindung yang berjumbai.[6] Buah merkubung termasuk buah kotak berukuran 7 mm, termasuk buah memecah, berwarna hijau-kuning-kecoklatan, bercangap 2,[2] dan terbagi atas 3 ruang.[4] Persebaran & habitatMerkubung didapati di kawasan Malesia. Dia tersebar hingga Muangthai dan Burma.[4] Tumbuh pula dari Semenanjung Malaysia, Sumatra, Borneo, (Serawak, Brunei, Sabah, Kalimantan Barat, Tengah, Timur, serta Selatan) dan Sulawesi. Koleksi merkubung biasanya didapati dari Kalimantan.[2][6] Di Sumatera Selatan, ia tumbuh di dataran rendah.[5] Merkubung tumbuh sebagai jenis pelopor/pionir setelah hutan primer ditebang dan dapat tumbuh bertahan di belukar tua, dan bahkan hutan primer. Pertumbuhan merkubung cepat, dalam waktu enam bulan tingginya mencapai 5-6 m. Tumbuh pula di tempat yang tidak terurus, wilayah terbuka dan hutan dipterokarpa hingga ketinggian 600 mdpl. Umum pula ditemukan di hutan sekunder. Sering ditemukan di tepi-tepi bukit berbatu dan tanah liat.[2][4] KegunaanKayu merkubung memiliki BJ. 0,37, dengan kelas kekuatan V dan kelas keawetan III-IV. Sangat baik digunakan sebagai papan, kotak, alat pelampung, gagang cangkul, dan kayu bakar.[4][6] Gom yang dikeluarkan berwarna hitam-kecokelatan dan dimanfaatkan sebagai perekat. Mengering apabila sudah terkena udara. Kulit akar digunakan sebagai obat di pedalaman Kalimantan Tengah. Tak hanya itu, di daerah itu daunnya yang besar digunakan pula sebagai pembungkus makanan.[5] Di Simalur, kulit kayu merkubung dicampur dengan kulit Bruguiera dipakai sebagai bahan penyamak dan pewarna.[4] Referensi
|