Share to:

 

Mikrobioma

Joshua Lederberg adalah seorang ilmuwan yang memperkenalkan istilah mikrobioma pertama kali, dalam konteks mendeskripsikan kompleksitas ekologis dari mikroorganisme

Mikrobioma merujuk pada kumpulan mikroorganisme (seperti jamur, bakteri, dan virus) yang menetap di dalam tubuh manusia, hewan, tumbuhan, dan organisme lainnya. Istilah mikrobioma pertama kali diperkenalkan oleh Joshua Lederberg dalam konteks mendeskripsikan kompleksitas ekologis dari mikroorganisme, yang bisa bersifat komensal, simbion, atau patogen, yang secara langsung menghuni suatu area di dalam tubuh. Terminologi mikrobioma telah meraih penggunaan yang lebih meluas, merujuk kepada kelompok mikroorganisme yang secara khusus terkait dengan tuan rumah (kelompok) tertentu atau diperoleh dari lingkungan sekitarnya.[1]

Jenis-jenis mikrobioma

  1. Seni mikrobioma Manusia Buatan dengan Mikroba Hidup di Agar.
    mikrobioma Manusia : Pada manusia, istilah mikrobioma umumnya merujuk pada mikroorganisme yang menetap di atau pada bagian spesifik dari tubuh, seperti kulit atau saluran pencernaan. Komunitas mikroorganisme ini bersifat dinamis dan mengalami perubahan sebagai respons terhadap berbagai faktor lingkungan, seperti aktivitas fisik, pola makan, penggunaan obat-obatan, dan paparan lainnya.[2]
  2. Skema ini menggambarkan tanaman dan mikrobiota yang terkait dengan tanaman yang mengolonisasi berbagai ceruk di dalam jaringan tanaman. Semua bagian tanaman di atas tanah, yang dikenal sebagai filosfer, adalah habitat yang terus berkembang karena pengaruh radiasi ultraviolet (UV) dan perubahan kondisi iklim. Filosfer ini terutama terdiri dari daun. Bagian tanaman di bawah tanah, terutama akar, dipengaruhi oleh sifat-sifat tanah. Interaksi merugikan dapat mempengaruhi pertumbuhan tanaman melalui aktivitas patogen dari beberapa anggota mikrobiota (sisi kiri). Sebaliknya, interaksi mikroba yang bermanfaat mendukung pertumbuhan tanaman (sisi kanan).
    mikrobioma Tanaman : Pada tanaman hidup dalam keterkaitan dengan sejumlah mikroorganisme beragam yang secara kolektif dikenal sebagai mikrobioma tanaman. Mikroba ini dapat ditemukan baik di dalam (endosfer) maupun di luar (episfer) jaringan tanaman. Peranan mikroba dalam ekologi dan fisiologi tanaman sangatlah penting. Terdapat perkembangan yang signifikan dalam memahami struktur dan dinamika mikrobioma tanaman dalam beberapa tahun terakhir. Sejumlah faktor yang terkait dengan tuan rumah, mikroba, dan lingkungan memengaruhi komposisi dan keragaman mikrobioma tanaman.[3]
  3. mikrobioma Hewan : Komunitas mikroba yang hidup di dalam dan pada tubuh hewan (yaitu mikrobiomanya) memainkan peran penting dalam kesejahteraan inangnya. Mikroba ini berkontribusi terhadap kemampuan adaptasi dan kebugaran hewan dengan mengatur proses-proses terkait pencernaan, reproduksi, resistensi terhadap infeksi, dan banyak aspek lainnya. Namun, mereka juga dapat memberikan dampak negatif terhadap kesehatan hewan dengan menyebabkan infeksi dan penyakit. Penelitian yang semakin berkembang menunjukkan bahwa konsorsium mikroba yang menghuni berbagai bagian tubuh hewan, mulai dari usus hingga kulit, dapat memberikan informasi berharga dan mendukung praktik konservasi.[4]

Mikrobioma Manusia

Pada manusia, terdapat sekitar 10-100 triliun mikroorganisme yang membentuk mikrobioma. Untuk setiap 10 miliar sel tubuh manusia, terdapat 10 sel mikroba yang hidup di dalamnya. Meskipun sel manusia mengekspresikan lebih dari 20.000 gen, total ekspresi gen dalam tubuh mencapai jutaan gen, sebagian besar diantaranya disumbangkan oleh mikroba. Istilah mikrobioma merujuk pada komunitas mikroorganisme yang berinteraksi dengan manusia, meskipun istilah mikrobiota juga sering digunakan secara bergantian. mikrobioma manusia terbesar terdapat di dalam usus, dengan bakteri yang mendominasi peran dalam bidang kekebalan tubuh, nutrisi, dan perkembangan manusia. mikrobioma juga berperan dalam mengatur berbagai proses biologis dan fisiologis tubuh. Ketidakseimbangan dalam sistem kekebalan tubuh dan regulasi inflamasi dapat menjadi penyebab penyakit dan kondisi non-penyakit menular. Mikroorganisme yang hidup di lingkungan bebas memiliki karakteristik yang ekstrem karena terpapar udara yang lembab, berbeda dengan mikrobiota yang hidup di mamalia. mikrobioma dalam tubuh manusia terdiri dari bakteri, eukariota, archaea, dan virus. Setiap individu memiliki variasi mikrobioma yang signifikan, yang berbeda dengan variasi genom manusia. mikrobioma memainkan peran penting dalam ilmu kedokteran, membantu dalam pengambilan keputusan terkait dengan penanganan masalah kesehatan.[5]

Manfaat mikrobioma bagi Manusia

mikrobioma merupakan faktor penting dalam proses perkembangan, sistem kekebalan, dan nutrisi manusia. Selain bakteri patogen, bakteri yang ada dalam tubuh manusia umumnya tidak merugikan, bahkan koloni bakteri tersebut cenderung menguntungkan. Penyakit autoimun seperti diabetes, rheumatoid arthritis, distrofi otot, multiple sclerosis, dan fibromialgia ternyata berkaitan dengan disfungsi mikrobioma. Mikroba dengan berbagai ekspresi gennya dapat meningkatkan risiko penyakit. Hal ini disebabkan oleh perubahan aktivitas gen dan proses metabolisme yang memicu respons imun abnormal terhadap zat dan jaringan yang sebelumnya normal dalam tubuh. Penyakit autoimun diduga ditularkan dalam keluarga tidak hanya melalui DNA orang tua, tetapi juga melalui pewarisan mikrobioma keluarga.[6]

Referensi

  1. ^ Sudarmono, Pratiwi P. (Agustus, 2016). "Mikrobioma: Pemahaman Baru tentang Peran Mikroorganisme dalam Kehidupan Manusia" (PDF). EJournal Kedokteran Indonesia. Vol.4 (No.2): 71. 
  2. ^ "Microbiome". www.genome.gov (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2024-06-02. 
  3. ^ Dastogeer, Khondoker M. G.; Tumpa, Farzana Haque; Sultana, Afruja; Akter, Mst Arjina; Chakraborty, Anindita (2020-09-01). "Plant microbiome–an account of the factors that shape community composition and diversity". Current Plant Biology. Plant Interactions with Microbes and Environment. 23: 100161. doi:10.1016/j.cpb.2020.100161. ISSN 2214-6628. 
  4. ^ "Into the Wild: Animal Microbiomes in Conservation". ASM.org (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2024-06-02. 
  5. ^ Sudarmono, Pratiwi P. (Agustus, 2016). "Mikrobioma: Pemahaman Baru tentang Peran Mikroorganisme dalam Kehidupan Manusia" (PDF). EJournal Kedokteran Indonesia. Vol.4 (No.2): 71. 
  6. ^ Sudarmono, Pratiwi P. (Agustus 2016). "Mikrobioma: Pemahaman Baru tentang Peran Mikroorganisme dalam Kehidupan Manusia" (PDF). EJournal Kedokteran Indonesia. Vol.4 (No.2): 73. 
Kembali kehalaman sebelumnya