Muhammad Ma Jian
Muhammad Ma Jian (6 Juni 1906 – 16 Agustus 1978) adalah cendekiawan muslim Tionghoa modern, yang berperan besar dalam menerjemahkan Al- Qur'an secara baik dan benar ke Bahasa Mandarin pada tahun 1950-an. Muhammad Ma Jian juga dikenal sebagai profesor di bidang Bahasa Arab dan studi Islam Universitas Peking pada tahun 1946.[1] Muhammad Ma Jian lahir dari keluarga petani Muslim di Desa Shadian, Gejiu, Provinsi Yunnan, tahun 1906 dan dibesarkan di kawasan Honghe Hani, yang mayoritas penduduknya beragama Islam. Dia sempat memperdalam ilmu Agama Islamnya dengan belajar di Universitas Al Azhar, Kairo, pada tahun 1931 dan selesai pada tahun 1939.[2] Semasa kuliah di Universitas Al Azhar, Ma Jian sangat produktif dalam menulis berbagai karya ilmiah tentang perbandingan pemikiran tradisional masyarakat Tiongkok dengan Islam.[2] Seusai belajar di Universitas Al Azhar, Kairo, Muhammad Ma Jian menulis beberapa buku dalam Bahasa Arab tentang Islam di Tiongkok, mengkaji perbandingan pemikiran Konfusius dan Islam, serta mengkaji kepercayaan dan mitos-mitos masyarakat Tiongkok dalam buku berbahasa Arab. Dia memulai dengan membuat dan menyempurnakan Kamus Bahasa Arab-Mandarin yang kemudian menjadi dasar baginya membuat terjemahan Al-Qur'an dalam Bahasa Mandarin.[1] Salah satu karya fenomenalnya adalah Kitab Suci Al-Qur'an dalam Bahasa Mandarin. Al-Qur'an terjemahan dalam Bahasa Mandarin karya Ma Jian hingga kini menjadi rujukan resmi lembaga akademi dan perguruan tinggi. Alquran terjemahan Mandarin Ma Jian ini juga menjadi versi resmi yang diterbitkan oleh percetakan Alquran terbesar di Madinah, Percetakan Al-Qur'an Raja Fahd hingga kini.[1] PendidikanMuhammad Ma Jian masuk pendidikan dasar pada usia 6 tahun dan menamatkan pendidikan menengahnya di Kumming, Ibukota Yunnan, pada usia 19 tahun. Dalam usia 20 tahun, Muhammad Ma Jian sudah mulai memperdalam ilmu Agama Islam dengan belajar kepada guru bernama Hu Songshan (1880-1955), salah satu imam komunitas Muslim Tongxin, di Provinsi Ningxia. Dia belajar Al-Qur'an dan berbagai ilmu agama selama lebih dari dua tahun.[2] Setelah itu pada tahun 1929 hingga 1931, Muhammad Ma Jian melanjutkan pendidikan tingginya, di Shanghai Islamic Normal School, dengan belajar khusus Bahasa Arab dan kajian Islam klasik. Ketika belajar di Shanghai Islamic Normal School, Ma Jian mengenal Rektor Sekolah Chengda, yakni Imam Ma Songting (1895-1992), di mana majalah berpengaruh sekolah tersebut, Yuehua, menurunkan laporan yang dikirimkan oleh orang-orang Yunnan yang tinggal pertama kali di Mesir dan kuliah di Universitas Al-Azhar, sehingga menginspirasi para siswa, termasuk Ma Jian, untuk kuliah di Mesir. Ma Jian kemudian melanjutkan kuliah di Universitas Al Azhar dari tahun 1931 hingga 1939.[3] Ma Jian bersama empat orang temannya, ditemani Ma Songting, kemudian berangkat untuk belajar di Universitas Al-Azhar, Kairo, Mesir, pada tahun 1932. Mereka tidak hanya ditemui oleh Rektor Al-Azhar, Muhammad al-Ahmadi al-Zawahiri, tapi juga Raja Fuad. Dalam pertemuannya tersebut, Raja Fuad berjanji akan melindungi para siswa selama belajar di Universitas Al-Azhar dan berjanji mengundang lebih banyak siswa asal Tiongkok untuk kuliah di masa mendatang. Raja Fuad juga mengirim dua orang syeikh Al-Azhar untuk mengajar di Chengda selama empat tahun sebelum terjadi invasi Jepang pada tahun 1937. Selain itu, Raja Fuad turut memberikan lebih dari 400 buku berbahasa Arab sebagai hadiah kepada Ma Songting, yang kemudian menjadi koleksi inti dari perpustakaan Chengda, bernama Fude (Fuad) untuk menghormati sang Raja yang meninggal pada April 1936.[3] KarierProfesorKepakarannya dalam bahasa Arab dan studi keislaman membuat Muhammad Ma Jian menjadi salah satu pengajar utama bahasa Arab dan Islam di Universitas Peking. Pada 1946, Ma Jian secara resmi diangkat menjadi profesor di bidang bahasa Arab dan studi Islam Universitas Peking.[1] Hasil KaryaMuhammad Ma Jian menulis buku hasil karyanya yang berjudul Overview of the History of Islam in China and Conditions of Muslims Therein, yang diterbitkan oleh Salafi Publishing House, pada tahun 1934. Buku ini adalah volume pertama dari presentasi panjang tentang sejarah Muslim Tiongkok yang diterjemahkan dalam Bahasa Arab.[3] Setahun kemudian, penerbit yang sama kembali menerbitkan buku hasil terjemahan Muhammad Ma Jian, berjudul Konfusian Analects, yang membuat masyarakat Muslim Arab memahami sumber pemikiran dari tradisi masyarakat Tiongkok. Ma Jian juga menerjemahkan Risalat al-Tawhid dan Tafsir al-Manar, yang masing-masing ditulis oleh Muhammad Abduh, meski buku kedua diselesaikan oleh murid Muhammad Abduh, yakni Rashid Ridah.[3] Ma Jian juga menulis buku tentang kajian perbandingan pemikiran Konfusius dan Islam, kajian tentang kepercayaan dan tradisi-tradisi masyarakat Tiongkok ke dalam buku berbahasa Arab, menyempurnakan Kamus Bahasa Arab-Mandarin, menerjemahkan Al-Qur'an dalam Bahasa Mandarin, menerjemahkan sejumlah besar karya ilmiah Tiongkok klasik ke dalam Bahasa Arab sebagai rujukan akademisi, banyak memperbaiki literatur kajian Islam yang tidak sesuai dengan ajaran Islam yang telah berkembang di berbagai lembaga akademik di Tiongkok, menerjemahkan berbagai buku Islam kontemporer yang telah menjadi kajian banyak para pemikir dunia Islam dan barat saat itu, seperti ‘Sejarah Filsafat Islam’ dan banyak buku kajian Islam dari para orientalis yang kemudian disempurnakannya dalam menjadi lebih baik.[1] Ma Jian mulai menerjemahkan Kitab Suci Al-Qur'an ke dalam Bahasa Mandarin pada tahun 1939, dibantu oleh Ha Decheng hingga sang imam meninggal tahun 1943.[3] Al-Qur'an terjemahan Ma Jian ini kemudian menjadi versi resmi yang diterbitkan oleh percetakan Alquran terbesar di Madinah, yakni Raja Fahd Al-Qur'an Printing Press.[1] Pada era tahun 1950-an, Ma Jian menerjemahkan konstitusi Tiongkok ke dalam Bahasa Arab dan konstitusi Mesir ke dalam Bahasa Mandarin guna memperkuat hubungan antara partai nasionalis Mesir dan komunis Tiongkok. Dia juga menerjemahkan dan menyebarluaskan deklarasi dukungan resmi Pemerintah Tiongkok atas perjuangan anti imperialisme yang dilakukan Mesir tahun 1956 dan Lebanon tahun 1958.[4] Ma Jian juga sering kali menulis artikel yang membela Islam dan mempromosikan pemahaman bersama antara penduduk Muslim dan Non-Muslim di koran The People's Daily.[4] Pada tahun 1981, China Social Science Press menerbitkan Kitab Suci Al-Qur'an yang telah diterjemahkan dalam Bahasa Mandarin oleh Ma Jian, yang kemudian juga diterbitkan oleh Percetakan Al-Qur'an Raja Fahd.[5] Pada tahun 1987, Kementerian Agama Arab Saudi menyetujui hasil karya terjemahannya, yang dikenal sebagai Jian Ma Yi Ben, sebagai standar terjemahan bahasa Tionghoa untuk digunakan berbicara oleh masyarakat Muslim Tionghoa.[4] Karier PolitikKarier politik Muhammad Ma Jian sebagai aktivis Partai Komunis Tiongkok cukup baik. Ma Jian turut memberikan pengaruh penting terhadap pedoman kerja Partai Komunis Tiongkok terhadap Afrika dan Timur Tengah, selain Chinese Islamic Association (CIA) dan Chinese Islamic Institute (CII).[4] Ma Jian terpilih menjadi anggota dari Konferensi Konsultatif Politik Cina (Political Consultative Conference/CPCC) pada tahun 1949, menjad anggota Asosiasi Asia Afrika dan Anggota Tetap Chinese Islamic Association.[4] Berkat kemampuannya berbahasa Arab, Muhammad Ma Jian sering dipercaya sebagai penerjemah bagi pemimpin Komunis Tiongkok seperti Mao Zedong, Zhou Enlai, dan Liu Shaoqi.[1] Pada tahun 1959, Ma Jian menjadi salah satu peserta delegasi Tiongkok, yang menghadiri Konferensi Asia Afrika di Mesir.[4] Ma Jian tetap menjadi Deputi CPCC dan profesor di Universitas Peking hingga akhir hayatnya pada tahun 1979.[1] Daftar Referensi
Pranala luarAl-Qur'an terjemahan bahasa Mandarin Diarsipkan 2009-01-29 di Wayback Machine. |