Pemilihan umum Bupati Poso 2020
Pemilihan umum Bupati Poso 2020, secara resmi dikenal sebagai Pemilihan umum Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah Kabupaten Poso 2020 (sering disingkat menjadi Pilkada Poso 2020 atau Pilbup Poso 2020), dilaksanakan pada 9 Desember 2020 dalam rangka memilih Bupati dan Wakil Bupati Poso untuk periode 2021-2025. Pilkada ini merupakan pemilihan umum ke-4 yang digelar di Kabupaten Poso, sejak pemilihan bupati secara langsung oleh masyarakat pertama kali digelar pada 2005. Pilkada sebelumnya digelar pada tahun 2015, yang dimenangkan oleh pasangan calon Darmin Sigilipu dan T. Samsuri. Bupati petahana, Darmin, dapat mencalonkan untuk periode keduanya. Pasangan Verna-Yasin berhasil memperoleh suara terbanyak, dan ditetapkan oleh KPU Kabupaten Poso sebagai bupati dan wakil bupati terpilih. Sistem pemilihanPemilihan di Poso ini, sama seperti pemilihan kepala daerah serentak lainnya di seluruh Indonesia pada tahun 2024, mengikuti sistem pemenang undi terbanyak (first-past-the-post), yaitu pasangan calon dengan suara terbanyak akan memenangkan pemilihan, meskipun mereka tidak memenangkan mayoritas suara. Apabila hanya ada satu pasangan calon yang ditetapkan untuk maju (tanpa lawan), mereka masih diharuskan memenangkan suara mayoritas melawan opsi "kotak kosong". Jika pasangan calon gagal melakukannya, pemilihan akan diulang pada lain waktu. Peta politikPasca pemilihan umum legislatif 2019, ada sebelas partai yang mendapatkan kursi di DPRD Kabupaten Poso:
PersiapanPada tanggal 2 Agustus 2019, Ketua Komisi II DPRD Poso, Iskandar Lamuka mengumumkan bahwa pihaknya telah menerima proposal berupa pengajuan anggaran pemilihan kepala daerah (pilkada) dari KPU Kabupaten Poso. Mereka mengajukan proposal senilai Rp64.000.000.000,00 (enam puluh empat miliar rupiah), dengan rincian masing-masing Rp39.000.000.000,00 (tiga puluh sembilan miliar rupiah) untuk KPU Kabupaten Poso, dan Rp22.000.000.000,00 (dua puluh dua miliar rupiah) untuk Bawaslu Kabupaten Poso, dan Rp5.000.000.000,00 (lima miliar rupiah) untuk sektor keamanan. Nilai tersebut naik tiga kali lipat dari anggaran untuk Pemilihan Umum Kepala daerah Poso 2015 sebesar Rp23.000.000.000,00 (dua puluh tiga miliar rupiah).[5] Pada tanggal 9 Oktober, Ketua KPU Kabupaten Poso, Budiman Maliki menyebutkan bahwa alokasi anggaran penyelenggaraan pilkada di Poso mencapai Rp30.200.000.000,00 (tiga puluh miliar dua ratus juta rupiah) dari usulan awal sebesar Rp39.000.000.000,00 (tiga puluh sembilan miliar rupiah).[6] Sesuai tahapan, pembentukan Panitia Pemilihan Kecamatan (PPK), Panitia Pemungutan Suara (PPS), dan Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS), dilaksanakan sejak tanggal 1 Januari hingga 21 Juni 2020.[7] Sehari setelahnya, Budiman kembali mengingatkan kepada Bakal Calon bahwa tahapan awal pilkada serentak tahun 2020 sudah dimulai sejak akhir bulan September 2019, agar mereka sudah mulai bersiap untuk memenuhi Peraturan Komisi Pemilihan Umum (PKPU).[8] KPU Poso kemudian menggelar audiensi berupa sosialisasi pilkada kepada para mahasiswa dan pelajar di kota Poso pada tanggal 16 Oktober.[9] PencalonanCalon potensialCalon bupatiDarmin Sigilipu yang juga merupakan Bupati Poso petahana, sudah berulang kali menyatakan bahwa dirinya siap kembali mencalonkan diri untuk periode kedua.[10] Ketua DPD Partai Berkarya Kabupaten Poso, Andi Abdi, mengatakan bahwa Wirabumi Kaluti masih diharapkan oleh pendukungnya untuk maju mengikuti Pilkada Poso 2020, meskipun pernah gagal dalam pilkada sebelumnya.[11] Pada tanggal 1 November, Iskandar Lamuka selaku Ketua BPOKK Dewan Pimpinan Cabang (DPC) Partai Demokrat Kabupaten Poso, mengumumkan bahwa seluruh kader partainya memutuskan dengan suara bulat untuk mengusung Verna Gladies Merry Inkiriwang, anggota DPR-RI periode 2009 - 2014 dan 2014 - 2019 yang juga putri dari mantan Bupati Poso, Piet Inkiriwang dalam Pilkada Poso 2020. Alasan mereka memilih Verna adalah karena tingkat elektabilitasnya yang tinggi dibandingkan kandidat lainnya.[12] Calon wakil bupatiFarid Podungge, Ketua Dewan Pimpinan Wilayah (DPW) Garda Pemuda NasDem Sulawesi Tengah, mendapatkan dukungan untuk maju sebagai bakal calon wakil bupati Poso dari Ahmad Ali yang juga merupakan Bendahara Umum Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Partai Nasdem sekaligus anggota DPR-RI yang mewakili Sulawesi Tengah. Ia juga mendapatkan dukungan dari Ketua Dewan Pertimbangan Partai Nasdem Provinsi Sulawesi Tengah sekaligus mantan Wali Kota Palu, Rusdi Mastura.[13] Dalam sebuah jumpa pers yang digelarnya pada tanggal 13 September, Darmin Sigilipu selaku petahana mengungkapkan tujuh nama sebagai bakal calon wakilnya dalam pilkada. Mereka adalah Amdjad Lawasa selaku mantan Sekretaris Daerah Provinsi Sulawesi Tengah, Kisman Lantang yang merupakan mantan Rektor Universitas Sintuwu Maroso, Suharto Kandar dari Golkar, Baharudin Sapi'i dari PPP,[14] Faidul Keteng yang juga Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Poso, Sukimin sebagai Kepala Bagian Dinas Keuangan Poso, serta Suratno yang juga Kepala Dinas Pertanian Poso.[15] Di sisi lain, Muhammad Syarif M. Ruum atau kerap disapa Ari Machmoed, pengusaha sekaligus mantan komisioner KPU Poso, menolak tawaran beberapa tim sukses untuk menjadi wakil Darmin. Ia lebih memilih mendaftar sebagai bakal calon bupati (balonbup) karena jabatan wakil bupati menurutnya tidak bisa mengambil kebijakan.[16] Pada tanggal 26 Oktober, Darmin memutuskan untuk menggandeng Amdjad Lawasa sebagai calon wakilnya. Pengalaman Amdjad dalam dunia birokrasi di Sulawesi Tengah menjadi alasan Darmin ketika memilihnya.[17] PendaftaranPartai politikPada tanggal 12 September, beberapa kandidat turut mendaftarkan diri. Sa'adon Lawira yang pernah menjadi Kepala Dinas Sosial Provinsi Sulawesi Tengah, mendaftar sebagai bakal calon bupati di Sekretariat Dewan Pimpinan Daerah (DPD) PDI-P Provinsi Sulawesi Tengah.[18] Sekretaris Badan Pemenangan Pemilu (BPP) DPD PDI-P Provinsi Sulawesi Tengah, Fandi William Songo, juga turut mendaftar.[19] Sonny Tandra dan Farid Podungge mendaftarkan diri sebagai bakal calon bupati (balonpub) dan bakal calon wakil bupati (balonwabup) melalui Dewan Pimpinan Cabang (DPC) PDI-P Kabupaten Poso dengan diwakili oleh tim sukses mereka.[20] Ari Machmoed mendaftarkan diri pada tanggal 18 September.[21] Yasin Mangun yang juga mantan ketua KPU Poso, mendaftarkan diri sebagai bakal calon wakil bupati melalui Badan Seleksi Dewan Pimpinan Cabang (DPC) Partai Gerindra Kabupaten Poso pada tanggal 29 September. Yasin sebelumnya juga telah mendaftar melalui PDI-P Poso.[22] Dua belas orang mendaftar melalui DPD Partai NasDem Poso dan ada tujuh orang yang mengembalikan formulir pendaftaran. Mereka adalah Darmin Sigilipu, T. Samsuri, dan Ari Machmoed sebagai bakal calon bupati, serta Amdjad Lawasa, Yufni Bungkundapu, Abdul Muthalib Rimi, dan Yisef Sefril Mosoe sebagai bakal calon wakil bupati. DPD NasDem Kabupaten Poso memberikan kesempatan berupa pemaparan visi dan misi bagi para bakal calon bupati dan calon wakil bupati yang digelar pada tanggal 28 Oktober. Di antara tujuh orang tersebut, baru Ari Machmoed dan Wakil Bupati Poso T. Samsuri yang mengikuti proses ini.[23] Pada tanggal 2 November, Herlina Lawodi yang merupakan anggota DPRD Poso dari Partai Golkar, turut mendaftarkan diri sebagai bakal calon bupati.[24] Langkah yang sama diambil oleh Suwardi Pantih, Rektor Universitas Sintuwu Maroso. Ia mendaftarkan diri sebagai bakal calon wakil bupati pada tanggal 4 November melalui Partai Golkar, menyebut mereka sebagai partai yang "berorientasi pada pembangunan".[25] KandidatPemilihan umum ini diikuti oleh tiga pasangan calon bupati dan wakil bupati.[26]
Hasil
Lihat pula
ReferensiCatatan kaki
Daftar pustaka
Sumber
Pranala luar |