Qantas
Qantas Airlines Limited (pengucapan bahasa Inggris: [ˈkwɔntəs]) adalah maskapai penerbangan nasional Australia. Nama aslinya "QANTAS", sebuah singkatan bagi "Queensland and Northern Territory Aerial Services". Akrab disebut "The Flying Kangaroo", maskapai ini berpusat di Sydney, dengan pangkalan utama di Bandar Udara Internasional Kingsford Smith, dan merupakan maskapai terbesar Australia. Qantas adalah maskapai tertua ketiga di dunia dan maskapai tertua yang beroperasi menggunakan nama aslinya. Tahun 2007, Qantas terpilih menjadi maskapai penerbangan terbaik kelima di dunia berdasarkan penelitian Skytrax, jatuh dari posisi kedua pada tahun 2005 dan 2006.[1] Sejarah PesawatPermulaanQantas didirikan di Winton, Queensland tanggal 16 November 1920 dengan nama Queensland and Northern Territory Aerial Services Limited[2] oleh Paul McGuiness, Hudson Fysh, Fergus McMaster dan Arthur Baird. Pesawat pertamanya berupa Avro 540K yang dibeli sebesar £1425. Pesawat ini memiliki kecepatan terbang 105 kilometer per jam (65 mph) dan mengangkut seorang pilot dan dua penumpang.[3] Seorang perintis berusia 84 tahun Alexander Kennedy adalah penumpang pertamanya, menerima tiket nomor satu. Maskapai ini mengoperasikan penerbangan surat udara yang disubsidi pemerintah Australia, menghubungkan ujung rel di barat Queensland. Antara 1926 dan 1928, Qantas membuat tujuh De Havilland DH.50 dan satu DH.9 di bawah lisensinya di hanggar Longreach.[4] Tahun 1928 sebuah pesawat Qantas sewaan melakukan penerbangan pertama Royal Flying Doctor Service of Australia, lepas landas dari Cloncurry.[5] Kapal terbang dan perang - 1934 hingga 1945Tahun 1934, QANTAS Limited dan Imperial Airways Britania (perintis British Airways) membentuk perusahaan baru, Qantas Empire Airways Limited. Setiap mitra memegang 49%, dengan dua persen di tangan penengah independen.[6] Maskapai baru ini mulai beroperasi bulan Desember 1934 terbang antara Brisbane dan Darwin menggunakan pesawat dua sayap DH.50 dan DH.61. QEA terbang ke luar negeri sejak Mei 1935, ketika penerbangan dari Darwin diperluas ke Singapura menggunakan de Havilland DH.86 Commonwealth Airliners. Imperial Airways mengoperasikan keseluruhan penerbangan ke London. Bulan Juli 1938, operasi ini digantikan oleh penerbangan kapal terbang mingguan menggunakan Shorts S.23 Empire Flying Boats. Penerbangan Sydney ke Southampton memakan sembilan hari, dengan penumpang menginap di hotel pada malam hari.[7] Satu tahun setelah penerbangan ini dioperasikan, rute ini menguntungkan dan 94% penerbangannya tepat waktu. Layanan ini berakhir setelah Singapura jatuh bulan Februari 1942. Serangan musuh dan kecelakaan menghancurkan setengah dari sepuluh pesawat, ketika kebanyakan armada diambil alih oleh pemerintah Australia untuk keperluan perang.[8] Layanan kapal terbang dilanjutkan dengan armada PBY Catalinas buatan Amerika bulan Juli 1943, dengan penerbangan antara Perth dan Ceylon (sekarang Sri Lanka). Ini menghubungkannya dengan penerbangan BOAC ke London, menyeimbangkan jalur komunikasi vital dengan Inggris. Sektor tanpa henti sepanjang 5.652 km ini adalah rute terpanjang yang diterbangkan maskapai pada masa itu, dengan waktu terbang rata-rata 28 jam. Penumpang menerima sertifikat keanggotaan "Order of the Double Sunrise" karena matahari terbit dua kali selama penerbangan. Penerbangan ini dilanjutkan hingga Juli 1945.[9] Tahun-tahun setelah perang - 1945 hingga 1959Setelah Perang Dunia II, QEA dinasionalisasikan, dengan pemerintah Buruh Australia yang dipimpin Perdana Menteri Ben Chifley membeli saham kedua maskapai Qantas Limited dan BOAC. Maskapai yang telah dinasionalisasikan menjadi normal pada waktu itu, dan Qantas melanjutkan pergerakannya. Setelah nasionalisasi, QEA memulai penerbangan pertamanya di luar Kerajaan Britania Raya — ke Tokyo melalui Darwin dan Manila dengan pesawat Avro Lancastrian.[10] Pesawat ini juga digunakan dari Sydney ke London atas kerja sama dengan BOAC, tetapi kemudian digantikan oleh Douglas DC-4. Penerbangan ke Hong Kong dimulai pada waktu yang sama. Tahun 1948, maskapai ini mengambil pesawat pesanannya, Lockheed L049 Constellation. Tahun 1952, Qantas memperluas ke Samudera Hindia ke Johannesburg melalui Perth, Kepulauan Cocos dan Mauritius, menyebutnya Rute Wallaby. Sekitar tahun itu, Pemerintah Britania memaksa Qantas untuk membeli pesawat jet De Havilland Comet, tetapi Hudson Fysh meragukan ekonomi pesawat dan menolaknya. Jaringan ini memperluas ke Pasifik ke Vancouver melalui Auckland, Nadi, Honolulu dan San Francisco di awal 1954 ketika mengambil alih penerbangan British Commonwealth Pacific Airlines (BCPA).[10] Ini kemudian menjadi Rute Salib Selatan. Tahun 1956, Qantas memesan pesawat jet Boeing 707. Versi pendek khusus untuk Qantas adalah Boeing versi asli yang ditawarkan kepada berbagai maskapai. Boeing memanjangkan pesawatnya sepuluh kaki untuk pengguna lainnya, yang menghancurkan ekonomi untuk Qantas. Maskapai ini berhasil bernegosiasi dengan Boeing untuk memperoleh pesawat yang sebelumnya telah dijanjikan.[11] Tahun 1958, Qantas menjadi salah satu maskapai keliling dunia, mengoperasikan penerbangan dari Australia ke London melalui Asia dan Timur Tengah (Rute Kangguru) dan melalui rute Salib Selatan dengan Super Constellation.[12] Maskapai ini memperoleh pesanan Lockheed Electra turboprop-nya pada 1959. Era jet - 1959 hingga 1992Pesawat jet pertama dengan pendaftaran Australia (dan 707 ke-29) memiliki nomor registrasi VH-EBA dan dinamai City of Canberra. Pesawat ini dikembalikan kepada Australia dengan nomor VH-XBA[13] bulan Desember 2006 untuk pajangan di Qantas Founders Outback Museum di Longreach, Queensland.[14] Boeing 707-138 adalah versi pendek dari Boeing 707 yang hanya dioperasikan oleh Qantas. Penerbanga jet pertama oleh Qantas adalah pada 29 Juli 1959 dari Sydney ke San Francisco melalui Nadi dan Honolulu. Tanggal 5 September 1959, Qantas menjadi maskapai ketiga yang menerbangan jet melintasi Atlantik — setelah BOAC dan Pan Am, mengoperasikan London ke New York sebagai bagian dari penerbangannya dari Sydney.[15] Semua pesawat turbojet kemudian ditukar dengan mesin turbofan tahun 1961 dan berganti merek sebagai V jet dari kata Latin vannus yang berarti kipas angin.[16][17] Perjalanan udara tumbuh di awal 1960-an, sehingga Qantas memesan Boeing 707-338C. Tahun 1966, maskapai ini memisahkan bisnisnya dengan membuka Wentworth Hotel berkamar 450 di Sydney. Pada tahun yang sama, Qantas menaruh pilihan awal pada pesawat Concorde tetapi pesanan ini dibatalkan. Juga tahun 1966, rute keliling dunia lainnya dibuka, rute Fiesta. Sydney ke London melalui Tahiti, Mexico City, dan Bermuda. Tahun 1967, maskapai ini menaruh pesanan untuk Boeing 747. Pesawat ini dapat mengangkut 350 penumpang, perbaikan besar pada Boeing 707-138. Pesanan diletakkan untuk empat pesawat dengan pendiriman di 1971. Pengiriman terakhir membolehkan Qantas memesan versi -200B, yang memenuhi persyaratannya. Juga tahun 1967, Qantas Empire Airways mengubah namanya menjadi Qantas Airways, nama maskapai hari ini.[18] Ketika Siklon Tracy menyerang kota Darwin saat Natal 1974, Qantas mencetak rekor dunia untuk penumpang terbanyak yang diangkut satu pesawat ketika mereka mengevakuasi 673 orang dalam satu penerbangan Boeing 747. Mereka juga mencetak rekor mengangkut 327 orang pada Boeing 707 VH-EAH.[19] Kemudian pada dasawarsa itu, Qantas memesan dua McDonnell Douglas DC-10 untuk penerbangan ke Wellington, Selandia Baru. Pesanan ini tidak dibatalkan, dan dua Boeing 747SP juga dipesan. Bulan Maret 1979, Qantas mengoperasikan penerbangan Boeing 707 terakhirnya dari Auckland ke Sydney, dan menjadi satu-satunya maskapai penerbangan di dunia dengan armada yang hanya berupa Boeing 747. Pada tahun yang sama Qantas memperkenalkan kelas bisnis — maskapai pertama di dunia yang memberlakukan hal itu.[20] Boeing 767-200 diperkenalkan tahun 1985,[20] untuk rute Selandia baru, Asia dan Pasifik. Pada tahun yang sama, Boeing 747-300 diperkenalkan, memiliki tingkat atas yang dipanjangkan. Armada Boeing 747 diperbarui sejak 1989 dengan tibanya Boeing 747-400. Pengiriman penerbangan pesawat pertama VH-OJA adalah rekor dunia, terbang 18.001 km dari London ke Sydney tanpa henti. Masih dalam warna pengirimannya yang asli. 747-400 terakhir, VH-OEJ diwarnai dengan skema warna khusus Wanula Dreaming. Tahun 1990, Qantas mendirikan Australia Asia Airlines untuk mengoperasikan penerbangan ke Taiwan. Beberapa Boeing 747SP dan Boeing 767 dipindahkan dari Qantas. Maskapai ini menghentikan operasinya tahun 1996.[21] Privatisasi - 1992 hingga 2006Pemerintah Australia menjual maskapai domestik Australia Airlines kepada Qantas bulan Agustus 1992, memberikan akses ke pasaran domestik nasional untuk pertama kalinya sepanjang sejarah. Pembelian ini meliputi perkenalan Boeing 737 dan Airbus A300 ke dalam armadanya — meskipun A300 kemudian dikeluarkan.[21] Qantas diprivatisasikan bulan Maret 1993, dengan British Airways memperoleh 25% saham maskapai senilai A$665 juta.[22] Setelah beberapa penundaan, sisa saham Qantas dilanjutkan tahun 1995. Penawaran saham umum dilakukan pada Juni dan Juli 1995, dengan pemerintah memperoleh A$1.45 miliar. Sisa sahamnya dibuang pada 1995-96 dan 1996-97.[23] Investor di luar Australia menaruh perhatian pada saham itu, mengunci 20% saham, bersama pegangan British Airways sebesar 25%, yang berarti, setelah memasuki bursa saham, Qantas dimiliki Australia 55% dan luar negeri 45%.[24] Secara hukum, Qantas harus dimiliki Australia setidaknya 51%, dan tingkat kepemilikan luar negeri diawasi. Tahun 1998, Qantas mendirikan aliansi Oneworld dengan American Airlines, British Airways, Canadian Airlines, dan Cathay Pacific. Aliansi ini melakukan operasinya bulan Februari 1999,[25] dengan Iberia dan Finnair bergabung pada tahun itu. Oneworld memasarkan dirinya pada pasaran perjalanan premium, menawarkan penumpang jaringan yang lebih besar daripada maskapainya sendiri. Maskapai anggota juga bekerja sama untuk menyediakan sinergi operasi untuk menjaga harga turun. Qantas memesan dua belas Airbus A380-800 dengan pilihan dua belas lainnya pada tahun 2000. Maskapai ini akan menjadi yang kedua (setelah pengguna pertama Singapore Airlines) yang menerima A380 dan dijadwalkan menerima empat pesawat pada akhir 2008 dan tujuh pada pertengahan 2009, setelah Airbus melaporkan penundaan pengiriman lebih lanjut. Qantas menukar 8 pilihan pada A380, menambah pesanan resmi menjadi 20 pada 29 Oktober 2006. Semua pesawat dikirim antara 2008 hingga 2015.[26][27] Pesaing domestik utama Qantas, Ansett Australia, bangkrut tanggal 14 September 2001.[28] Saham pasaran Qantas hampir mencapai 90%, dengan maskapai bertarif-rendah baru Virgin Blue memegang sisanya. Untuk menjadi yang terdepan, Qantas memesan Boeing 737-800 — memberikannya tak lebih dari tiga bulan kemudian.[29] Waktu-pendek yang tak biasa antara pemesanan dan pengiriman ini mungkin setelah serangan teroris di Amerika Serikat pada[ 11 September — kejatuhan pasaran penerbangan AS berarti American Airlines tidak lagi membutuhkan pesawat yang dipesan. Posisi pemesanannya diberikan kepada Qantas dengan pesawat dalam konfigurasi American Airlines untuk kepentingan penyewaan.[30] Pada waktu yang sama, Virgin Blue mengumumkan perluasan besar bulan Oktober 2001,[31] yang berhasil mendorong kepemilikan saham domestik Qantas menjadi 60%. Untuk mencegah kehilangan saham pasar lainnya, Qantas menanggapinya dengan membentuk maskapai subsidiari bertarif rendah Jetstar. Hal ini telah menjaga ketetapan 65% saham bagi Qantas dan 30% untuk Virgin Blue dengan maskapai regional lainnya dari keseluruhan pasar. Qantas juga telah membuat maskapai internasional ekonomis yang difokuskan pada pasaran liburan, yang menggunakan nama bekas Australian Airlines. Maskapai ini berhenti mengoperasikan pesawatnya Juli 2006, dengan staf yang mengoperasikan penerbangan Qantas sebelum ditutup seluruhnya September 2007, dengan staf bergabung dengan basis Qantas baru di Cairns.[32] Qantas juga telah memperluas ke pasar perjalanan udara domestik Selandia Baru, pertama dengan pemegangan saham di Air New Zealand dan pengambilan alih Ansett New Zealand. Tahun 2001, Qantas berusaha dan gagal memperoleh persetujuan pembelian saham yang lebih besar (tapi masih kecil) di Air New Zealand. Sehingga Qantas melakukan persaingan pada rute trans-Tasman, memperkenalkan Jetstar ke Selandia Baru. British Airways menjual 18.5% sahamnya di Qantas bulan September 2004 seharga £425 juta, meskipun mempererat hubungan dengan Qantas.[33] Tanggal 13 Desember 2004, penerbangan pertama Jetstar Asia Airways dari hub Singapura-nya ke Hong Kong, menandakan masuknya Qantas ke adlam pasaran bertarif rendah Asia. Qantas memegang 44.5% saham maskapai ini.[butuh rujukan] Tanggal 14 Desember 2005 Qantas mengumumkan pemesanan 115 Boeing 787-8 dan 787-9 (45 pesanan, 20 pilihan dan 50 hak beli).[34] Pesawat ini akan membolehkan Qantas menggantikan armada 767-300-nya, menambah kapasitas dan membuat rute baru. Jetstar juga akan mengoperasikan 15 dari pesawat baru pada rute internasional.[35] Pengumuman ini datang setelah persaingan panjang antara Boeing dan Airbus untuk memenuhi kebutuhan maskapai untuk perbaruan armada dan rute masa depan. 787 pertama akan dikirim ke Jetstar bulan Agustus 2008, dengan 787-9 pada 2011. Tetapi tanggal 10 April 2008 Qantas mengumumkan bahwa pengiriman Agustus 787 ditunda selama 15 bulan dari tanggal pengiriman aslinya. Akibatnya, CEO Qantas Geoff Dixon menyatakan bahwa Qantas akan melakukan kerusakan yang dicairkan dari Boeing di bawah perjanjian pembelian itu, dan menggunakan dana tersebut untuk menutup biaya penyewaan pesawat alternatif. Qantas juga telah bernegosiasi mengenai penyewaan enam Airbus A330, menurut persetujuan Dewan, akan diserahkan pada penerbangan internasional Jetstar.[36] Meskipun Qantas tidak memilih Boeing 777-200LR, dikatakan bahwa Qantas masih mencari pembelian pesawat* yang mampu menerbangi rute Sydney-London tanpa henti.[37] Bulan Desember 2006, Qantas menjadi contoh tawaran gagal dari sebuah konsorsium yang menyebut dirinya Airline Partners Australia. Tawaran ini gagal pada April 2007, dengan konsorsium tak memperoleh persentase saham yang dibutuhkan untuk pengambilan alih. Qantas saat ini: 2007 hingga sekarangHub internasional utama Qantas adalah Bandar Udara Internasional Kingsford Smith Sydney dan Bandar Udara Melbourne. Tetapi, Qantas mengoperasikan beberapa jumlah penerbangan internasional ke dan dari Bandar Udara Brisbane, Bandar Udara Perth, Bandar Udara Changi Singapura, Bandar Udara Internasional Los Angeles dan Bandar Udara Heathrow London. Hub domestiknya adalah Sydney, Melbourne, Brisbane dan Perth, tetapi perusahaan ini juga memiliki peran besar di Adelaide, Cairns dan Canberra. Maskapai ini melayani banyak kota tujuan internasional dan domestik. Qantas memiliki keseluruhan Jetstar Airways, JetConnect (yang mengoperasikan penerbangan domestik Selandia Baru dan beberapa TransTasman), QantasLink (termasuk Airlink, Sunstate dan Eastern Australia Airlines), dan Express Freighters Australia.[38] Qantas memiliki 4.2% saham di Air New Zealand, tetapi dijual pada 26 Juni 2007 seharga $NZ119 juta. Qantas memiliki 49% saham maskapai internasional Fiji, Air Pacific. Juga 50% saham Australian Air Express dan Star Track Express (perusahaan pengangkutan),[39] dengan 50% lainnya di perusahaan yang dimiliki Australia Post. Sejak privatisasi 1993, Qantas telah menjadi salah satu maskapai paling menguntungkan di dunia.[40] Menempati peringkat ke-5 sebagai maskapai terbaik di dunia dalam 2007 World Airline Awards (dengan survei Skytrax) jatuh dari posisi kedua tahun 2005-6.[41] Qantas telah melakukan perluasan Jetstar, dengan peluncuran penerbangan internasional (sebagai tambahan dari penerbangan trans-Tasman dan Jetstar Asia) menuju kota-kota liburan seperti Bali, Ho Chi Minh City, Osaka dan Honolulu dimulai November 2006. Di beberapa rute seperti Sydney-Honolulu, Jetstar akan mengoperasikan penerbangan Qantas tetapi banyak rute masih baru bagi jaringan mereka. Basis bertarif rendah Jetstar membolehkan rute sebelumnya yan tak menguntungkan atau bersilang dioperasikan dengan keuntungan yang lebih besar. Boeing 747, yang mendominasi seluruh armada Qantas pada awal 1980-an, dan dimana Qantas mengoperasikan 34 pesawat, akan dikeluarkan oleh maskaapi pada tahun-tahun mendatang. 747-300 berusia 23 tahun, yang mengoperasikan rute domestik padat antara kota Perth di Australia Barat, dan dua kota terbesar di Australia Sydney dan Melbourne; akan dikeluarkan pada awal 2009. Pesawat akan digantikan oleh Airbus A330. Seri 747-400, yang merupakan pesawat utama maskapai, mengoperasikan rute internasional terpenting, akan dikeluarkan di awal 2013. 747-400 akan digantikan oleh Airbus A380. Qantas juga mempertimbangkan Airbus A350 untuk menggantikan 747-400 dengan tambahan A380; Boeing 787 juga akan mengambil alih beberapa rute.[42] Qantas akan mengambil kiriman dua Airbus A380 pertamanya pada Oktober 2008 dan mengoperasikannya tanpa henti dari Bandar Udara Melbourne ke Bandar Udara Internasional Los Angeles.[43] Jet ketiga dan keempat akan beroperasi ke London Heathrow pada Rute Kangguru. Qantas telah menerima Airbus A380 pertamanya (VH-OQA) yang mendarat di Bandar Udara Internasional Kingsford Smith Sydney pada tanggal 21 September 2008 pagi, setelah menempuh penerbangan pengiriman dari pabrik Airbus di Toulouse, Prancis melalui Singapura. .[44] Aktivitas promosiQantas menggunakan animasi kecil pada situs webnya untuk mengumumkan secara resmi bahwa mereka akan memberikan layanan internet dalam pesawat pada armada A380-nya.[45] Qantas juga mengumumkan bahwa mereka sedang mencoba penggunaan telepon genggam di salah satu Boeing 767-nya. Ini akan membolehkan pengguna mengirim surat-e dan pesan teks dalam pesawat, tetapi tidak mengizinkan panggilan telepon ketika dalam pesawat.[46] Qantas juga telah meluncurkan Online Chenck-in (OLCI) untuk penerbangan domestik Australia. Pengguna sekarang dapat masuk log di Qantas.com 24 jam sebelum pesawat berangkat, memilih kursinya dan mencetak tiket pesawat, membolehkan mereka mendaftar bypass di terminal.[47] Maskapai ini baru saja memperkenalkan kembali handuk muka hangat untuk kelas ekonomi pada semua penerbangan jarak jauh. Qantas bertanggung jawab untuk beberapa kampanye pemasaran yang berhasil dalam sejarah Australia[butuh rujukan], dengan banyak kampanye periklanan yang menampilkan paduan suara anak-anak "I Still Call Australia Home" oleh Peter Allen, dan berlatar belakang wilayah-wilayah yang menarik. Kampanye sebelumnya ditujukan pada penonton televisi Amerika menampilkan seekor koala Australia, yang memprotes Qantas karena membawa turis yang menghancurkan kehidupannya yang damai (kutipannya: "I hate Qantas"). Qantas adalah sponsor utama "Qantas Wallabies", tim Rugby Union nasional Australia, Mereka juga mensponsori dan memiliki hak kaus pada Socceroos, tim sepak bola nasional Australia. Logo perusahaan
Logo Kangguru Qantas telah mengalami lima perubahan besar sejak perkenalannya tahun 1944.[48][49][50] Tahun 1986, logo ini diperbarui dengan menghilangkan sayap Kangguru. Tahun 2007 logo ini diperbarui kembali, untuk menyesuaikannya dengan perubahan bentuk ekor pesawat dan luas penyeimbang pada Airbus A380.[48][49] Versi keempat dan kelima logo dirancang oleh Hans Hulsbosch dan perusahaannya Hulsbosch Communications. Pada tanggal 27 Oktober 2016, Qantas meluncurkan livery dan logo baru untuk menyambut kedatangan armada baru mereka, Boeing 787 Dreamliner.[51] Peluncuran logo dan livery yang dirancang oleh desainer Marc Newson bersama biro desain Houston Group ini dilakukan di markas Qantas di Bandar Udara Internasional Kingsford Smith, Sydney.[50] Kota tujuanQantas terbang ke 81 kota di 5 benua dan telah mengumumkan rencana perluasan ke Amerika Selatan mulai 24 November 2008 dengan penerbangan 747-400 tanpa henti dari Sydney ke Buenos Aires. Juga terdapat rencana penerbangan ke Dubai tiga tahun setelah superjumbo A380 memasuki armadanya.[52] CityFlyerQantas memanfaatkan semua penerbangan langsung antara Adelaide, Brisbane, Canberra, Melbourne, Perth dan Sydney dengan menggunakan Qantas CityFlyer (slogan Works for me). CityFlyer menyatakan bahwa mereka memiliki lebih banyak penerbangan, pendaftaran online, hiburan dalam pesawat dan pemarkiran valet. Perjanjian CodesharePer Oktober 2016, Qantas memiliki kerja sama maupun perjanjian codeshare dengan maskapai berikut ini:[53]
Joint ventureSelain anggota Oneworld, Qantas juga melakukan joint venture dengan maskapai berikut ini: ArmadaPer Desember 2021, armada Qantas adalah sebagai berikut:[62][63]
Qantas dan subsidiarinya mengoperasikan lebih dari 220 pesawat, yang meliputi hampir 30 pesawat oleh Jetstar Airways dan 50 oleh berbagai merek QantasLink.[81] Kode pengguna Qantas untuk Boeing adalah 38. Kode ini muncul pada nomor model pesawat Boeing seperti B747-438.[82]
Qantas telah menamai pesawat mereka sejak 1926. Temanya meliputi dewa-dewa Yunani, bintang, tokoh penerbangan Australia, dan burung Australia. Sejak 1959, kebanyakan pesawat Qantas telah dinamai sesuai kota Australia. Airbus A380 akan dinamai sesuai Perintis Penerbangan Australia, dimulai dengan Nancy Bird-Walton. Qantas memiliki dua pesawat yang dicat dalam warna Aborigin Australia: Wunala Dreaming (Boeing 747-438ER VH-OEJ), dan Yananyi Dreaming (Boeing 737-838 VH-VXB). Keduanya mencolok, penuh warna, dirancang oleh Aborigin Australia.[83] Terdapat warna ketiga sebelumnya Nalanji Dreaming (Boeing 747-338 VH-EBU), tetapi pesawat ini dijual pada tahun 2007. PenghargaanPenghargaan Pelayanan[84]
Penghargaan Hiburan
Penghargaan Anggur
Qantas Frequent FlyerProgram Qantas Frequent Flyer mengharapkan kesetiaan pengguna. Poin diperoleh berdasarkan mil terbang, dengan bonus yang berbeda melalui kelas perjalanan dan dapat diperoleh pada maskapai Oneworld juga rekan-rekannya. Poin dapat ditukar untuk penerbangan atau perbaruan pada penerbangan oleh Qantas, maskapai Oneworld, dan rekannya. Rekan-rekan lainnya meliputi kartu kredit,[85] perusahaan penyewaan mobil, hotel dan sebagainya. Untuk bergabung dengan program ini, penumpang yang menetap di Australia atau Selandia Baru harus membayar biaya pendaftaran, dan menjadi Bronze Frequent Flyer (warga negara lain dapat mendaftar tanpa biaya). Semua akun dibiarkan aktif selama terdapat aktivitas poin sekali setiap tiga tahun. Penerbangan dengan Qantas dan maskapai rekannya memperoleh Status Credits — dan akumulasinya membolehkan perbaruan ke Silver Status (Oneworld Ruby), Gold Status (Oneworld Sapphire) dan Platinum Status (Oneworld Emerald).[86] Qantas telah menghadapi kritik mengenai ketersediaan kursi bagi anggota yang menukar poin.[87] Tahun 2004, Australian Competition and Consumer Commission meminta Qantas menyediakan penyingkapan kepada anggota mengenai ketersediaan kursi frequent flyer.[88] Bulan Agustus 2007 CEO Qantas Geoff Dixon menanggapinya dengan mempertimbangkan perubahan signifikan terhadap program frequent flyer dan telah membicarakan penjualan berpotensi ke Aeroplan, perusahaan yang mengelola program frequent flyer Air Canada.[89] Bulan Maret 2008, seorang analis dari JPMorgan Chase & Co. menyatakan bahwa program frquent flyer Qantas dapat bernilai A$2 miliar (US$1.9 miliar), yang berarti seperempat jumlah nilai pasaran Qantas.[90] Qantas ClubQantas Club adalah lounge maskapai kelas bisnis resmi bagi Qantas dengan bandara di sekitar Australia dan dunia. Qantas Club menawarkan kenaggotaan dengan persyaratan bayar (satu, dua atau empat tahun)[91] atau dengan perolehkan status frequent flyer Gold atau Platinum. Keuntungan keanggotaan meliputi akses lounge, keutamaan pendaftaran, keutamaan penanganan bagasi, pengizinan bagasi tambahan. Chairman's Lounge adalah lounge khusus undangan, menawarkan fasilitas dan keuntungan yang lebih daripada Qantas Club. Fasilitas berbeda di setiap lounge, tetapi biasanya terdiri dari:[92]
Lounge ini juga meliputi steker listrik, telepon panggilan lokal gratis, televisi, dan ruang sunyi. Bulan April 2007, layanan internet nirkabel tersedia tanpa bayar. Sebagai bagian dari pembaruan produk, beebrapa lounge internasional diperbarui tahun 2007. Lounge kelas Pertama dan Bisnis baru dibuka di Bangkok dan Los Angeles, bersama dengan lounge Kelas Pertama baru di Sydney dan Melbourne, dirancang oleh Marc Newson. Akses loungeAnggota dibolehkan memasuki Qantas Clubs domestik ketika terbang dengan Qantas atau Jetstar bersama seorang tamu yang tidak bepergian. Secara internasional, tamu tersebut harus bepergian bersama anggota.[93] Ketika terbang dengan American Airlines, anggota memiliki akses ke lounge Admirals Club dan ketika terbang dengan British Airways, anggota dapat mengakses Terraces Lounge.[94] Pengguna Platinum Frequent Flyer dapat mengakses Qantas Club pada terminal domestik Australia kapanpun, tergantung mereka terbang pada hari itu.[95] Hiburan dalam pesawatHiburan dalam pesawat Qantas meliputi film, program TV Nine Network, berita, musik dan majalah berjudul The Australian Way juga program komedi dan berita pada penerbangan domestik. Di kebanyakan penerbangan, hiburan visual dapat dilihat melalui beberapa layar besar di pesawat dan bukan layar pribadi di belakang kursi di depan. Hubungan internet dalam pesawatPembatalan Boeing terhadap sistem Connexion by Boeing, yang merupakan satu-satunya sistem broadband dalam pesawat untuk penumpang, mengeluarkan alasan bahwa internet dalam pesawat tidak dapat disediakan pada pesawat generasi berikutnya seperti armada Airbus A380 dan Boeing Dreamliner 787 Qantas. Tetapi, Qantas mengumumkan pada Juli 2007 bahwa semua kelas penerbangan dalam armada A380-nya akan memiliki akses internet nirkabel juga akses surat-e dan pencarian web belakang kursi ketika mulai terbang pada Agustus 2008. Elemen terkait juga akan dimasukkan ke Boeing 747-400. Belum diungkapkan siapa penyedia layanan ini.[96] Percobaan telepon genggam dalam pesawatQantas menjadi maskapai pertama yang mencoba menggunakan telepon genggam selama penerbangan. Percobaan ini akan berlangsung selama 3 bulan menggunakan salah satu Boeing 767 Qantas. Selama percobaan, penumpang dibolehkan mengirim dan menerima pesan teks dan surat-e, tetapi masih dilarang membuat atau menerima panggilan. Bila percobaan ini berhasil, Qantas menjadi maskapai pertama yang membolehkan penumpang menggunakan telepon genggam dalam penerbangan. Registrasi pesawatnya VH-OGI. Qantas tidak membolehkan penumpang membuat atau menerima panggilan.[97] Kabin
Inisiatif Aborigin dan Pribumi Selat TorresQantas, melalui Program Aborigin dan Pribumi Selat Torres, telah membuat hubungan kuat dengan komunitas Australia asli. Tahun 2007, perusahaan ini telah menjalankan program selama sepuluh tahun dan 1-2% stafnya adalah Australia asli. Qantas mempekerjakan seorang Koordinator Kebudayaan penuh waktu, yang bertanggung jawab untuk program ini.[98] Qantas juga merupakan pendukung seni Aborigin. Tahun 1993, maskapai ini membeli lukisan - Honey Art dan Grasshopper Dreaming - dari wilayah gurun Australia Tengah. Tahun 2007, lukisan ini disewa permanen kepada Yiribana di Galeri Seni New South Wales. Tahun 1996, Qantas menyumbang lima lukisan kepada galeri tersebut. Qantas juga mensponsori dan mendukung pelukis Aborigin pada masa lalu.[98] Insiden maskapai penerbanganInsiden dan kecelakaan pesawatSering diklaim, khususnya pada film 1988 Rain Man, bahwa Qantas tidak pernah mengalami kecelakaan fatal.[99] Pernyataan ini hanya membenarkan fakta bahwa perusahaan tidak pernah kehilangan pesawat jet. Antara 1927 dan 1951, Qantas telah mengalami delapan kecelakaan fatal dengan kematian 62 orang. Setengah kecelakaan itu terjadi selama Perang Dunia II, ketika pesawat Qantas beroperasi atas Angkatan Udara Kerajaan Australia.
Pada tahun 2008, Qantas mengalami tiga insiden berturut-turut dalam waktu hanya dua minggu:[103]
Usaha pemerasanTanggal 26 Mei 1971, Qantas menerima panggilan telepon dari "Mr. Brown" yang mengaku terdapat bom pada jet-nya di Hong Kong dan ia meminta $500.000 dalam pecahan $20. Ia ditanggapi secara serius ketika ia menarik polisi ke sebuah loker bandara dimana bom aktif ditemukan. Perjanjian dibuat untuk membawa uang di depan kantor pusat maskapai di jantung distrik bisnis Sydney. Qantas membayar uang dan diambil, setelah itu Mr. Brown menelepon kembali, mengaku cerita 'bom dalam pesawat' adalah bohong. Tujuan awal pelaku disia-siakan oleh Kepolisian New South Wales, yang meremehkan masalah pada panggilan pertama, gagal melakukan pantauan yang cukup dalam pengambilan uang. Diperintahkan tidak menggunakan radio mereka (khawatir "disadap"), polisi tidak mampu berkomunikasi.[104] Diangkat dari kesaksian seseorang tak dikenal, polisi menangkap seorang Inggris, Peter Macari,[105] menemukan $138.000 tersembunyi di properti Annandale. Dihukum 15 tahun penjara, Macari hanya dipenjara 9 tahun sebelum dideportasi ke Britania. Sekitar $224.000 belum ditemukan. Telefilm 1985 "Call Me Mr. Brown" yang disutradarai Scott Hicks dan diproduseri Terry Jennings, terkait insiden ini. Tanggal 4 Juli 1997, perampasan sejenis digagalkan oleh polisi dan staf keamanan Qantas.[106] Kontroversi pelecehan seksBulan November 2005, diketahui bahwa Qantas (bersama Air New Zealand) memiliki kebijakan untuk tidak menempatkan penumpang lelaki dewasa di sebelah anak-anak yang tak dijaga. Ini membawa tuduhan bahwa maskapai menganggap semua lelaki berpotensi paedofila. Kebijakan ini berlaku setelah insiden tahun 2004 ketika Mark Wolsay, yang duduk di sebelah seorang anak kecil pada penerbangan Qantas di Selandia Baru, diminta menukar tempat duduknya dengan penumpang wanita. Seorang pramugari memberitahukannya bahwa "merupakan kebijakan maskapai bahwa hanya wanita yang dibolehkan duduk di sebelah anak-anak tak dijaga".[107] Cameron Murphy dari Dewan NSW untuk Kebebasan Sipil mengkritik kebijakan ini dan menyatakan bahwa "tidak ada dasar untuk larangan tersebut". Ia mengatakan salah menuduh semua lelaki dewasa membawa bahaya bagi anak-anak.[108] Kebijakan ini juga telah dikritik karena gagal membawa pelaku wanita ke dalam pertimbangan tersebut.[109] Catatan kaki
Pranala luarWikimedia Commons memiliki media mengenai Qantas.
|