Abu Ali Muhammad bin Al-Mustanir (Arab : أبو علي محمد بن المستنير), yang dikenal sebagai Quṭrub sang ahli tata Bahasa Arab dari Basrah, adalah seorang penyair, ilmuwan, sarjana tafsir Al-Qur'an dan filolog serta ahli bahasa terkemuka pada masanya. Ia menulis tentang berbagai macam subjek dan menulis Kitāb al-Muthallath[1] yang merupakan karya pertama, yang kemudian menghasilkan beberapa versi lanjutan dan diperluas. Ia wafat pada tahun 821/22 (206 H).[2]
Penamaan
Dia dipanggil qutrub berawal dari keseringan Sibawaih mendapatkan Abu Ali setiap kali keluar dari rumahnya untuk melaksanakan salat Subuh untuk menuntut ilmu, dengan harapan Abu Ali mendapatkan waktu private untuk belajar dan bertanya kepada Sibawaih. Lalu ia mengatakan: “Kamu itu seperti hewan melata malam yang selalu bergerak dan tak pernah istirahat (hewan Qutrub)”. Maka sejak itu Abu Ali mendapat julukan Qutrub dan lebih dikenal dengan panggilan tersebut. Dikenal oleh ahli bahasa sebagai orang pertama yang membuat tsulatsi yang dikenal dengan Tsulatsi Quthrub.[3]
Kehidupan
Quṭrub[4] sang Ahli Tata Bahasa, Abu 'Alī Muḥammad bin al-Mustanīr, dikenal juga sebagai Aḥmad bin Muḥammad, atau al-Ḥasan bin Muḥammad;[5] ia belajar di bawah bimbingan Sibawayh[6] dan para filolog Baṣrah, pesaing mazhab Kūfah. Quṭrub, dan kemudian putranya al-Ḥasan, mengajar putra-putra Abu Dulaf al-Qāsim bin Isa.[butuh rujukan]
Quṭrub adalah penduduk asli Baṣrah dan seorang mawlā (murid) Salim bin Ziād. Ahli ilmu kalam Muhammad bin Habib (w.859/860)[7] mengutip Quṭrub bersama Ibnu al-A'rābī, Abu 'Ubaydah, Abu al-Yaqẓān, dan lain-lain, yang merupakan ulama yang ahli dalam bidang silsilah, hadis, bahasa, puisi, dan suku.[7]ḥāfiẓ Baghdād Hārūn bin 'Alī al-Munajjim, dari keluarga Munajjim yang terkenal, memasukkan ayat-ayat Quṭrub dalam Kitāb al-Bārī miliknya.[5]
Qutrub mengajar anak Abu Dulaf Al-Qasim bin Isa, ia condong kepada faham Muktazilah karena beliau lahir dari keluarga berfaham Muktazilah, maka ketika menulis tafsir, ia enggan untuk memperkenalkannya ke khalayak umum karena takut dari tanggapan jelek masyarakat umum.[3]
Qutrub menyelisihi beberapa ahli nahwu dalam hal tujuan dari I’rab, menurut dia alif, wawu dan ya’ dalam mustanna dan jama’ sama dengan kedudukan fathah, kasrah dan dhammah dalam i’rab.[3]
Kitāb al-‘Ilal fī al-Nahwī (كتاب العلل في النحو) 'Huruf Lemah dalam Tata Bahasa';
Kitāb al-Adhdād (كتاب الاضداد) 'Anatomi';
Kitāb Khulq al-Faras (كتاب خلق الفرس) 'Penciptaan Kuda';
Kitāb Khulq al-Insān (كتاب خلق الانسان) 'Penciptaan Manusia';
Kitāb Al-Nihayah Fi Gharīb al-Ḥadīthwa'l-Athaar. (كتاب النهاية في غريب الحديث والآثار) 'Ekspresi Langka dalam hadis';[16]
Kitāb al-Radd ‘alā ‘l-Mulhidīn fī Mutashābu ‘l-Qur’ān (كتاب الردّ على الملحدين في متشابه القرآن) 'Sanggahan Kaum Mulhid, tentang penafsiran mutasyabih dalam Al-Qur’an';[17]
Kitāb al-Hamz (كتاب الهمز) 'Penulisan Hamzah';
Kitāb al-Fa‘ala wa-Af‘ala (كتاب فعل وافعل) 'Fa'ala dan Af'ala';
Nadīm (al-), Abū al-Faraj Muḥammad ibn Isḥāq Abū Ya’qūb al-Warrāq (1970). Dodge, Bayard, ed. The Fihrist of al-Nadim; a tenth-century survey of Muslim culture. New York & London: Columbia University Press.
^Quṭrub, Muḥammad ibn al-Mustanīr (2012), Kitāb al-Muthallath, Middle Eastern Manuscripts Online 2: The Ottoman Legacy of Levinus Warner (dalam bahasa Arab and Turki), Leiden University Library: Brill
^Al-Muthalath atau Ternary sebuah risalah filologis yang darinya Ibn al-Sīd al-Baṭalyawsī[10] Tibrīzi (Tauris) menulis versi yang diperluas. Juga dikaitkan dengan Abū al-Abbās Thalab. [11]
^Tiga konsonan, tiga titik, atau arti lain yang berhubungan dengan linguistik.