Rumpun bahasa Ryukyu Selatan
Semua rumpun bahasa Ryukyu secara resmi diberi label sebagai dialek-dialek bahasa Jepang oleh pemerintah Jepang meskipun tidak dapat saling dimengerti. Walaupun kebanyakan rumpun bahasa Ryukyu telah ditulis menggunakan aksara Han atau aksara Jepang, Kepulauan Yaeyama tidak pernah memiliki sistem penulisan dengan ciri lengkap. Penduduk pulau mengembangkan Kaidā glyphs sebagai metode sederhana untuk mencatat nama keluarga, barang, dan angka untuk membantu dalam akuntansi pajak. Sistem ini digunakan sampai pengenalan pendidikan bahasa Jepang pada abad ke-19. Bahkan kini, komunikasi dalam bahasa Yaeyama atau Yonaguni hampir secara eksklusif dilakukan secara lisan, dan komunikasi tertulis dilakukan dalam bahasa Jepang.[5] RekonstruksiBahasa Proto-Sakishima, bentuk awal bahasa purba rumpun bahasa Ryukyu Selatan, telah direkonstruksi oleh Bentley (2008).[6] Rujukan
|