Stasiun Bareng
Stasiun Bareng (BAE) merupakan stasiun kereta api nonaktif yang terletak di Jekulo, Jekulo, Kudus; termasuk dalam Wilayah Penjagaan Aset IV Semarang. Dengan dibukanya stasiun yang dibangun oleh Samarang-Joana Stoomtram Maatschappij pada 19 April 1884,[3] diharapkan lalu lintas penumpang maupun barang menjadi lebih lancar. Awal pembangunan stasiun dan jalur kereta api ini dimaksudkan untuk menghubungkan kota-kota penting di sekitar Muria seperti Rembang, Juwana, Pati, Kudus, dan Demak ketika itu dengan Kota Semarang. Selain itu, juga terdapat beberapa pabrik gula di sekitar wilayah ini yang kesulitan mendistribusikan hasil olahan produk mereka. Semasa aktifnya, ada dua pabrik gula yang terkoneksi langsung dengan jalur kereta api Kudus–Juwana yakni; pabrik gula Rendeng yang saat ini masih beroperasi dan pabrik gula Tanjungmojo yang telah lama nonaktif sebelum kemerdekaan dan hanya menyisakan beberapa bekas rumah dinas pegawainya saja. Setelah dinyatakan nonaktif, bangunan halte ini sempat dialihfungsikan masyarakat sekitar. Setelah adanya penertiban aset-aset PT KAI, bangunan stasiun tidak dipakai lagi. Dahulunya, emplasemen stasiun ini memiliki dua jalur kereta api. Namun, kedua sepur ini telah lama dibongkar karena tertimbun aspal dan berubah menjadi jalan raya. Kondisinya pun semakin lama semakin rusak parah. Bekas ruang tunggu yang terbuat dari kayu bahkan, tinggal menunggu ajalnya saja. Sebab, genteng atap yang senantiasa melindunginya dari panas dan hujan banyak yang berjatuhan dan pecah. Dinding stasiun pun juga banyak yang mengelupas catnya. Meski lokasinya berada persis di pinggir jalan raya, tidak ada satu pun warga setempat yang mau merenovasi stasiun sehingga menambah suram nasib stasiun ini. Meski begitu, aset bangunan stasiun beserta tanahnya tetap dikuasai oleh PT KAI selaku pemilik lahan. Galeri
Referensi
|