Tes kehamilan adalah sebuah tindakan untuk mencari tahu tentang adanya tanda-tanda hormon yang berasal dari plasenta, pada darah dan pada urine perempuan, sehingga dapat dipastikan adanya proses kehamilan.[2]
Cara-cara tes kehamilan
Ada beberapa metode tes kehamilan sesuai dengan teknologi pada zaman masing-masing.[2]
Test Ascheim-Zondek: dengan menyuntikkan urin pagi seorang perempuan kepada 4 tikus putih dewasa, jika perempuan yang diambil urinnya itu hamil, maka indung telur pada tikus itu akan membengkak, jenuh darah dan mudah mengalami pendarahan.[2]
Test Friedman: menyuntikkan urin pagi kepada kelinci yang tidak hamil dan telah dikarantina selama tiga minggu, setelah itu kelinci dibedah dan diperiksa folikel yang berdarah, jika pecah, maka kehamilan perempuan positif.[2]
Test imunologik: mencampur urine dengan serum anti human chorionic gonadotropin dan antigen terdiri satu pertikel yang dilapisi human chorionic gonadotropin masing-masing satu tetes, digoyang-goyang dan ditunggu hingga setengah menit, Kemudian dua tetes antigen ditambahkan pada campuran pertama, digoyang-goyang lagi. Jika tidak terjadi gumpalan maka hasilnya positif dan sebaliknya.[2]
Test kodok jantan: Pastikan kodok jantan tidak mengandung spermatozoa, maka 5 ml urine wanita disuntikkan ke dalam kantong limfa kodok tersebut melalui dorsal, jika setelah satu jam diperiksa dan timbul cairan kloaka kodok jantan, maka hasilnya positif.[2]
Tes kehamilan urin mungkin positif pada sekitar 50% pasien dengan kehamilan ektopik.[3] Tes kehamilan serum lebih dapat dipercaya.[3] Pengurukan radioreseptor positif pada sekitar 90% perempuan ektopik.[3]
Rujukan
^Clark, Stephanie Brown. (2005).Jan Steen: The Doctor's Visit.Literature, Arts, and Medicine Database. diakses 27 Mei 2007.