Share to:

 

Ulangan 24

Ulangan 24 (disingkat Ul 24) adalah bagian dari Kitab Ulangan dalam Alkitab Ibrani dan Perjanjian Lama di Alkitab Kristen yang merupakan kitab ke-5 dan terakhir dalam kumpulan kitab Taurat yang disusun oleh Musa.[1][2]

Teks

Waktu

  • Kisah yang dicatat di pasal ini terjadi pada tanggal 1 bulan ke-11 tahun ke-40 perjalanan orang Israel dari tanah Mesir.[4] (~1407 SM)

Lokasi

  • Musa mengucapkan perkataan-perkataan ini kepada seluruh orang Israel di seberang sungai Yordan, di padang gurun, di Araba-Yordan, di tentangan Suf, antara Paran dengan Tofel, Laban, Hazerot dan Di-Zahab, sebelas hari perjalanan jauhnya dari Horeb sampai Kadesh-Barnea, melalui jalan pegunungan Seir.[5]

Struktur

Pembagian isi pasal (disertai referensi silang dengan bagian Alkitab lain):

Ayat 1

"Apabila seseorang mengambil seorang perempuan dan menjadi suaminya, dan jika kemudian ia tidak menyukai lagi perempuan itu, sebab didapatinya yang tidak senonoh padanya, lalu ia menulis surat cerai dan menyerahkannya ke tangan perempuan itu, sesudah itu menyuruh dia pergi dari rumahnya"[6]

Perceraian adalah akibat dari dosa umat manusia (bandingkan Matius 19:8). Pengarahan dalam Ulangan 24:1–4 merupakan garis pedoman yang diberikan Allah untuk mengatur perceraian dalam Israel kuno. Sejumlah hal menarik dalam ayat ini:

  1. Kata-kata "tidak menyukai lagi" mungkin mengacu kepada kelakuan yang memalukan atau amoral yang belum separah perzinahan; tidak bisa menunjuk kepada perzinahan, karena perzinahan dihukum mati, sedangkan perceraian tidak (bandingkan Ulangan 22:13–22).
  2. "Surat cerai" itu merupakan surat resmi yang diberikan kepada wanita supaya memutuskan ikatan perjanjian nikah, melindungi dan membebaskan dia dari semua tanggung jawab kepada mantan suaminya.
  3. Setelah menerima surat cerai, wanita itu bebas untuk menikah kembali; akan tetapi, dia tidak boleh kembali kepada suaminya yang semula jikalau pernikahan kedua juga berakhir (Ulangan 24:2–4).
  4. Apabila terjadi perceraian, itu merupakan tragedi (bandingkan Maleakhi 2:16; lihat pula Kejadian 2:24), tetapi bukan dosa jikalau dilandaskan pada dasar-dasar alkitabiah (lihat Matius 19:9; 1 Korintus 7:15). Allah sendiri menceraikan Israel karena ketidaksetiaan dan perzinaan rohani mereka (Yesaya 50:1; Yeremia 3:1,6–8).[7]

Ayat 13

"kembalikanlah gadaian itu kepadanya pada waktu matahari terbenam, supaya ia dapat tidur dengan memakai kainnya sendiri dan memberkati engkau. Maka engkau akan menjadi benar di hadapan TUHAN, Allahmu."[8]

Referensi silang: Keluaran 22:26
Tersirat dalam suatu tulisan kuno di luar Alkitab yang dikenal sebagai "Ostrakon Mesad Hashavyahu".

Ayat 16

Janganlah ayah dihukum mati karena anaknya, janganlah juga anak dihukum mati karena ayahnya; setiap orang harus dihukum mati karena dosanya sendiri.[9]

Referensi silang: 2 Raja–raja 14:5,6; 2 Tawarikh 25:4; Yeremia 31:29,30; Yehezkiel 18:20
Allah sendiri tidak menghukum mati anak-anak Korah, ketika Korah memberontak terhadap Musa dan penetapan Allah (Bilangan 26:11. Raja Amazia dari Kerajaan Yehuda melaksanakan perintah ini untuk mengampuni anak-anak dari pembunuh ayahnya (2 Raja–raja 14:5,6; 2 Tawarikh 25:4).

Lihat pula

Referensi

  1. ^ W.S. LaSor, D.A. Hubbard & F.W. Bush. Pengantar Perjanjian Lama 1. Diterjemahkan oleh Werner Tan dkk. Jakarta:BPK Gunung Mulia. 2008. ISBN 979-415-815-1, 9789794158159
  2. ^ J. Blommendaal. Pengantar kepada Perjanjian Lama. Jakarta:BPK Gunung Mulia, 1983. ISBN 979-415-385-0, 9789794153857
  3. ^ Ulangan 1:1
  4. ^ Ulangan 1:3
  5. ^ Ulangan 1:1–2
  6. ^ Ulangan 24:1
  7. ^ The Full Life Study Bible. Life Publishers International. 1992. Teks Penuntun edisi Bahasa Indonesia. Penerbit Gandum Mas. 1993, 1994.
  8. ^ Ulangan 24:13
  9. ^ Ulangan 24:16

Pranala luar

Kembali kehalaman sebelumnya