Xu Xi
Xu Xi 許素細 (dibaca Shu-Si) adalah seorang penulis yang lahir di Hong Kong tahun 1954 dari orang tua berkewarganegaraan Indonesia dan saat ini berdomisili di New York.[1][2][3][4] Xu xi adalah salah seorang penulis dari Hong Kong yang terkemuka. Latar belakang transnasional memberinya wawasan terhadap dampak perpindahan geopolitik dan akulturasi kebudayaan terhadap hidup seseorang yang menjadi inspirasi pada tulisan-tulisannya.[1] NamaNama cinanya adalah Xu Su xi (Mandarin) atau Hui So Sai (Kanton). Nama Xu xi merupakan nama pendeknya yang dipakai di media. Nama Xu xi ini sesuai dengan sistem hanyu pinyin/pinyin (sistem romanisasi resmi untuk bahasa Cina standar atau penyalinan satu abjad ke abjad yang lain dalam hal ini romanisasi untuk Cina Mandarin atau Putonghua yang adalah bahasa Cina resmi walaupun Xu lebih fasih berbahasa Kanton yang merupakan bahasa yang dipakai di kota kelahirannya Hong Kong).[1][5] Xu xi memiliki empat nama legal. Dalam salah satu sesi wawancaranya dengan Derek Alger dari Pif Magazine tahun 2003, Xu xi mengatakan kemungkinan dia satu-satunya penulis yang menerbitkan buku dengan empat nama. Keempat-empatnya nama asli dan bukan nama pena. Salah satu namanya adalah nama Indonesia, Sussy Komala. Saat ditanya mengapa dia memiliki begitu banyak nama, Xu xi menjelaskan bahwa ini semua karena adanya keterbatasan penulisan dalam bahasa Inggris. Di Cina, karakter nama seseorang bisa diucapkan dalam beberapa ejaan tergantung kepada dialeknya. Lebih lanjut dia mengatakan saat lahir nama asli yang diberikan oleh kakeknya adalah KHOUW, dari transliterasi Fujian karena asal keluarganya adalah dari Fujian; KOMALA adalah nama Indonesia legalnya karena saat itu di Indonesia sentimen anti Cina masih sangat kental sehingga mengharuskan Cina keturunan untuk memiliki nama Indonesianya sendiri. Nama ini biasanya berbunyi mirip dengan nama asli. CHAKO adalah nama Inggris legalnya. Nama ini dia buat bersama mantan suaminya yang merupakan gabungan dua suku kata pertama dari nama mereka. Xu xi menganggap CHAKO ini sebagai nama Amerika karena dengan nama itulah dia terdaftar sebagai warga negara Amerika. Dan Xu xi adalah nama Cina pemberian ayahnya yang mengikuti standar hanyu pinyin. Dengan Xu adalah nama keluarga karena dalam tata cara penamaan Cina, nama marga diletakkan di awal. Xu xi menuliskan segala kerumitan tentang urusan nama ini dalam esainya “By Any Other Name” di bukunya This Fish is Fowl: Essays of Being.[5][6][7] Kehidupan AwalXu xi lahir dari orangtua keturunan Cina berkebangsaan Indonesia. Walaupun lahir dan besar di Hong Kong, dia berkewarganegaraan Indonesia. Pada tahun 1987 saat berusia 33 tahun dia berpindah kewarganegaraan menjadi warga negara Amerika. Dalam satu wawancara dengan Lily Rimmer dari The Glass Magazine, Xu xi menjelaskan bahwa seumur hidup dia selalu ingin meninggalkan Hong Kong karena menyadari kalau Hong Kong adalah Cina dan dia tidak pernah percaya pada pemerintahan yang berlandaskan asas komunisme. Baginya, Hong Kong selalu memiliki independensi yang aneh karena tidak sepenuhnya independen dalam pemerintahan. Xu xi juga menjelaskan alasannya berpindah kewarganegaraan adalah bahwa pada tahun 80an, tidak banyak penulis Hong Kong yang menulis bukunya dalam bahasa Inggris.[7][8] Xu xi mulai menulis sejak berumur tujuh atau delapan tahun. Esai pertamanya terbit di rubrik anak sebuah koran adalah tentang pemandangan pelabuhan Hong Kong di malam hari dalam kacamata anak berusia sebelas tahun.[8] Xu xi menyelesaikan gelar S1 fakultas sastra Inggris di New York College of Plattsburg pada tahun 1971-1974 melalui program beasiswa. Menurut pengakuannya, selama 12 tahun bersekolah, pelajaran bahasa Inggrislah yang paling menarik minatnya. Selesai S1, Xu xi kembali ke Hong Kong dan mulai meniti karier. Dia melepas kariernya untuk mengambil master seni rupa di Universitas Massachusetts Amherst pada tahun 1981-1984. Dalam wawancaranya dengan Derek Alger dari Pif Magazine, alasan dia melakukan ini adalah agar bisa bertemu dengan banyak penulis kreatif dan cara termudah untuk itu adalah lewat visa pelajar.[1][3][7][9] Sebelum sepenuhnya berkarier di bidang kepenulisan, Xu xi memiliki karier yang bagus di bagian pemasaran perusahaan internasional. Dia bekerja di Asia dan Amerika untuk beberapa perusahaan multinasional besar dan menjabat posisi manajemen di Dow Jones (Wall Street Journal Asia), Federal Express, perusahaan Leo Burnett dan Pinkerton's. Posisi bidang pemasaran lain yang dipegangnya adalah di maskapai Cathay Pacific, firma hukum Wall Street Milbank, Tweed, Hadley & McCloy dan PDT Architects di Cincinnati. Pada tahun 1998, setelah buku ketiganya terbit, dia melepaskan karier selama delapan belas tahunnya.[7][10][11] Dia juga sempat tinggal selama 7 tahun di pulau selatan Selandia Baru. Saat ini Xu xi berdomisili di New York dan bepergian ke berbagai penjuru dunia dalam hubungannya dengan dunia literasi.[5][12] Aktivitas LiterasiSelain tetap aktif menulis, sebagian besar waktu Xu xi digunakan untuk mengajar mulai dari kelas menulis hingga mengajar di universitas. Xu xi mengajar untuk beberapa kursus singkat seperti di konferensi menulis kreatif di Yale,[9] dan residensi menulis kreatif di Universitas Virginia negara bagian Arizona.[3] Pada tahun 2009 Xu xi menjadi pengurus Fakultas Seni Rupa Vermont College untuk pendidikan lanjutan master seni rupa jurusan menulis kreatif. Dia adalah wanita pertama dari etnis minoritas dan warga negara naturalisasi yang tidak lahir di Amerika yang menduduki jabatan ini.[1] Pada tahun 2010 dia menjabat sebagai kepala jurusan master seni rupa bidang menulis kreatif di Universitas Hong Kong. Program master ini adalah satu-satunya jurusan master menulis kreatif di Asia. Dan dengan kurikulum adaptasi dari Vermont College, berhasil menelurkan lulusan terbaiknya. Posisi ini dijabat Xu xi hingga tahun 2016 saat pihak universitas menutup jurusan ini tanpa alasan yang jelas. Ditutupnya jurusan ini sempat mematahkan semangat Xu xi. Dia kemudian menemukan terapinya di Authors at Large (AAL) yang dia bentuk bersama dengan Robin Hemley pada tahun 2016. AAL ini adalah proyek idealis yang sudah lama direncanakannya. Dimulai dari pertemuannya dengan Robin Hemley pada tahun 2002 di bar Foreign Correspondents Club Hong Kong. Pada tahun 2005 di tepi Sungai Sacramento mereka kembali membahas tentang keberlangsungan hidup komunitas penulis. Barulah pada tahun 2015, sepuluh tahun setelahnya mereka meresmikan AAL. Pada tahun 2016 mereka menawarkan retret menulis intensif pertama mereka di pulau pribadi Telunas Indonesia. Pesertanya adalah penulis dari Asia, Australia dan Amerika dan acara ini berlangsung sukses.[3][6][9][10][13] Sejak November 2017, Xu xi resmi menjabat sebagai kepala jurusan untuk program residensi master seni rupa di Vermont College.[14] Saat ini dia juga menjadi editor di Tupelo Press.[2][15] Karya
Nonfiksi[15]
PenghargaanPrestasi yang pernah didapatkannya antara lain penghargaan O. Henry Prize, penghargaan Cohen untuk fiksi pendeknya Ploughshares, penghargaan kontes cerita Harian Pagi Cina Selatan, program beasiswa fiksi NYFA; novelnya yang berjudul Habit of a Foreign Sky adalah salah satu finalis untuk penghargaan Man Asian Literary.[1][10][15][16] Xu xi adalah finalis penghargaan Hudson dan penghargaan Mary McCarthy untuk cerita pendek dalam kumpulan cerpen Access 13.[1] Hasil karyanya juga mendapatkan sambutan baik secara internasional: koleksi fiksi Daughters of Hui merupakan 10 besar buku penulis Asia dari Asiaweek pada tahun 1996; novelnya The Unwalled City adalah pilihan editor Pushcart dan masuk dalam 15 buku terbaik tentang Hong Kong oleh HK Magazine; esainya “The English of My Story” masuk daftar esai dan literatur nonfiksi terpilih dalam The Best American Essays pada tahun 2016.[15] Tulisannya juga diterbitkan dalam sejumlah jurnal dan antologi internasional. Pada tahun 2001, The New York Time menyebutnya sebagai “penulis pionir berbahasa Inggris dari Asia".[15] Robert Olen Butler, pemenang penghargaan Pulitzer tahun 1993 untuk kategori fiksi menyebut karyanya sebagai "beradab dengan cara yang indah baik dari sisi intelegensia maupun dari penulisannya".[13] Rujukan
Pranala luar |