Share to:

 

1 Samuel 4

1 Samuel 4
Kitab Samuel (Kitab 1 & 2 Samuel) lengkap pada Kodeks Leningrad, dibuat tahun 1008.
KitabKitab 1 Samuel
KategoriNevi'im
Bagian Alkitab KristenPerjanjian Lama
Urutan dalam
Kitab Kristen
9
pasal 3
pasal 5

1 Samuel 4 (atau I Samuel 4, disingkat 1Sam 4) adalah bagian dari Kitab 1 Samuel dalam Alkitab Ibrani dan Perjanjian Lama di Alkitab Kristen. Dalam Alkitab Ibrani termasuk Nabi-nabi Awal atau Nevi'im Rishonim [נביאים ראשונים] dalam bagian Nevi'im (נביאים; Nabi-nabi).[1][2]

Teks

"Tabut Perjanjian direbut orang Filistin" lukisan Rudolf von Ems, 1350-1375. Weltchronik.

Waktu

Tempat

  • Pasal ini mencatat peristiwa yang terjadi di medan pertempuran dekat Afek dan Eben-Haezer, serta di Silo, tempat tinggal imam Eli beserta keluarganya di mana Samuel dibesarkan.

Struktur

Ayat 3

Ketika tentara itu kembali ke perkemahan, berkatalah para tua-tua Israel: "Mengapa TUHAN membuat kita terpukul kalah oleh orang Filistin pada hari ini? Marilah kita mengambil dari Silo tabut perjanjian TUHAN, supaya Ia datang ke tengah-tengah kita dan melepaskan kita dari tangan musuh kita."[3]

Israel menderita kekalahan karena kaum imam telah rusak dan umat itu tidak taat kepada perintah-perintah Allah. Mereka membawa tabut perjanjian ke medan pertempuran sambil mengira bahwa tabut tersebut akan memastikan kemenangan mereka; sebaliknya, mereka seharusnya bertobat dan memperbaiki cara hidup berdosa mereka jikalau merindukan berkat Allah.
Tabut perjanjian mewakili kehadiran Allah di Israel (bandingkan Keluaran 25:10–22; Bilangan 10:33–36). Umat itu mengira bahwa tabut perjanjian itu akan menjamin perkenan dan kuasa Allah tanpa syarat. Mereka tidak mengerti bahwa sebuah lambang dari hal-hal rohani tidaklah dengan sendirinya memastikan realitas dari apa yang dilambangkan itu. Allah tetap tinggal bersama umat-Nya hanya selama mereka berusaha untuk memelihara hubungan perjanjian dengan-Nya. Demikian pula, di bawah perjanjian yang baru, dibaptis dengan air dan mengambil bagian dalam Perjamuan Kudus tidak akan membawa keuntungan rohani kecuali seorang sungguh-sungguh tunduk kepada Tuhan dan jalan-jalan-Nya yang benar (bandingkan 1 Korintus 11:27–30).[4]

Kedua putra Eli mati pada hari tabut Allah dirampas oleh orang Filistin

Ayat 21

Ia menamai anak itu Ikabod, katanya: "Telah lenyap kemuliaan dari Israel" --karena tabut Allah sudah dirampas dan karena mertuanya dan suaminya.[5]
  • "Ikabod": artinya "tidak ada kemuliaan." Kemuliaan Israel adalah Allah dan manifestasi kehadiran-Nya di bumi di antara umat-Nya (lihat Keluaran 24:16). Janda Pinehas sudah sepantasnya cemas akan hilangnya kemuliaan Allah (1 Samuel 4:19–22), sama seperti orang percaya pada zaman Perjanjian Baru harus prihatin jikalau kehadiran, kekuasaan, kekudusan, dan karunia-karunia Roh Kudus tidak ada lagi.[4]

Catatan di luar Alkitab

Sejarawan Yahudi-Romawi abad ke-1 M, Flavius Yosefus (37-100 M), mencatat peristiwa-peristiwa dalam pasal ini dalam karyanya Antiquitates Iudaicae secara lebih singkat dengan sejumlah informasi tambahan:

  • Eli menyuruh putra-putranya agar jika pura-pura selamat ketika tabut dirampas jangan pernah kembali ke hadapannya.
  • Urutan para imam besar sejak Harun yaitu keluarga Eleazar: Pinehas, Abiezer, Bukki, Ozi; kemudian berpindah ke Eli, yang pertama dari keturunan Itamar, dan keluarganya sampai masa pemerintahan Salomo, di mana jabatan berpindah ke keturunan Eleazar lagi.[6]

Referensi

  1. ^ W.S. LaSor, D.A. Hubbard & F.W. Bush. Pengantar Perjanjian Lama 1. Diterjemahkan oleh Werner Tan dkk. Jakarta:BPK Gunung Mulia. 2008. ISBN 979-415-815-1, 9789794158159
  2. ^ J. Blommendaal. Pengantar kepada Perjanjian Lama. Jakarta:BPK Gunung Mulia, 1983. ISBN 979-415-385-0, 9789794153857
  3. ^ 1 Samuel 4:3
  4. ^ a b The Full Life Study Bible. Life Publishers International. 1992. Teks Penuntun edisi Bahasa Indonesia. Penerbit Gandum Mas. 1993, 1994.
  5. ^ 1 Samuel 4:21
  6. ^ Flavius Yosefus, Antiquitates Iudaicae, Volume V, Bab 11, alinea 1-5.

Lihat pula

Pranala luar

Kembali kehalaman sebelumnya