Cacing panah
Chaetognatha (berarti mulut sikat) atau lebih dikenal sebagai cacing panah adalah salah satu filum cacing laut pemangsa yang termasuk ke dalam kategori plankton.[1] 20% spesies cacing panah hidup di zona bentik dengan menempelkan tubuhnya ke bebatuan atau alga. Cacing panah dapat hidup di perairan tropis dan dangkal yang hangat maupun perairan kutub dan dalam yang dingin. Cacing panah biasanya memiliki tubuh transparan dan berbentuk torpedo. Namun, ada beberapa spesies yang hidup di laut dalam berwarna jingga. Panjang tubuh cacing panah berkisar antara 2–120 milimeter (0,1–4,7 in). Cacing panah terdiri dari lebih 120 spesies.[2] Bentuk tubuhTubuh cacing panah terdiri dari kepala, badan, dan ekor yang memiliki bentuk berbeda. Mulut ada di bagian kepala yang ditutupi oleh bulu-bulu kaku yang bisa dimekar-kuncupkan untuk memangsa. Seluruh spesies cacing panah adalah karnivora yang memangsa organisme planktonik juga larva ikan. Badan cacing panah terdiri dari dua pasang sirip untuk menjaga keseimbangan. Sementara sirip yang terdapat di dekat anus yang menutupi ekornya berfungsi untuk bergerak.[3] Dua spesies cacing panah yakni Caecosagitta macrocephala dan Eukrohnia fowleri mempunyai organ penghasil cahaya di dekat ekornya.[4][5] ReproduksiCaetognatha adalah hewan hermafrodit. Mereka mempunyai sel telur yang ada di rongga tubuh serta testis yang terdapat di dalam ekor. Sperma yang belum masak dilepas dan disimpan di rongga ekor. Selanjutnya, sperma akan berenang ke vesikula seminalis di mana terdapat spermatophore. Ketika musim kawin tiba, masing-masing individu akan menyuntikkan sperma ke tubuh pasangannya, saat vesikula seminalisnya pecah. Sperma akan masuk ke tubuh pasangannya hingga masuk ke pori-pori yang terhubung dengan saluran telur, tempat terjadinya pembuahan.[6] Telur cacing panah biasanya menempel pada alga, dan menetas menjadi seperti cacing panah dewasa, hanya saja ukurannya lebih kecil. Catatan kaki
|