Gerbangkertosusila
Gerbangkertosusila (akronim dari Gresik-Bangkalan-Mojokerto-Surabaya-Sidoarjo-Lamongan) atau disebut juga Surabaya Raya atau Kawasan Metropolitan Surabaya adalah sebuah aglomerasi metropolitan di Provinsi Jawa Timur, Indonesia. Wilayah aglomerasi Gerbangkertosusila yang berpusat di Kota Surabaya ini merupakan wilayah metropolitan terbesar kedua di Indonesia setelah Jabodetabek yang berpusat di Jakarta dan wilayah aglomerasi terbesar di wilayah Indonesia Timur. Istilah ini dapat juga digunakan untuk mengacu pada kawasan yang lebih luas seperti pada Perpres Nomor 80 Tahun 2019 yang menggunakan istilah akronim Gerbangkertosusila untuk kawasan Gresik–Bangkalan–Mojokerto–Surabaya– Sidoarjo–Lamongan.[1] DefinisiGerbangkertosusila mencakup 7 wilayah administrasi, 6 di antaranya berada di Pulau Jawa, 1 di Pulau Madura, dan satu pulau tersendiri yang berada di bawah administrasi Kabupaten Gresik, yakni Pulau Bawean.
Dasar HukumPembentukan Satuan wilayah Pembangunan (SWP) Gerbangkertosusila sendiri, menurut Perda Provinsi Jawa Timur No.4/1996 tentang RTRW Provinsi Jawa Timur dan PP No.47/1996 tentang RT/RW Nasional, bertujuan untuk mewujudkan pemerataan pembangunan antar daerah.[2] DemografiSebagai kawasan metropolitan terbesar kedua setelah Jabodetabek, Gerbangkertosusila mempunyai penduduk terbanyak kedua setelah Jabodetabek.
Sumber: Badan Pusat Statistik Provinsi Jawa Timur[3] DinamikaDengan perkembangan yang sangat pesat, yang meliputi jumlah penduduk dan ekonomi dari wilayah urban metropolitan Gerbangkertosusila, maka munculah berbagai wacana untuk mengembangkan wilayah sendiri menjadi Daerah Khusus Metro Surabaya, setingkat dengan provinsi dan terpisah dari wilayah Provinsi Jawa Timur, yang dipimpin oleh seorang gubernur. Pemisahan ini bertujuan untuk mengurangi kesenjangan antara Gerbangkertosusila dengan daerah lainnya di Jawa Timur, terlebih telah ditunjang dengan Jembatan Suramadu yang menghubungkan Surabaya dengan Bangkalan (Madura), maka makin banyak pula pihak yang menginginkan wilayah metropolitan Gerbangkertosusila sebagai wilayah provinsi sendiri dengan segera. Namun, wacana ini masih banyak yang memperdebatkannya, terutama di kalangan DPRD Jawa Timur, dikarenakan belum pernah dilakukan penelitian yang mendalam dan akurat di bidang sosial ekonomi dan kemasyarakatan yang membutuhkan dana yang sangat besar. Maka, Pakde Karwo sebagai gubernur Jawa Timur periode 2009 - 2014 menganggap pemekaran wilayah tidak mempunyai alasan kuat dan hanya akan menambah beban rakyat untuk biaya pemerintahan saja. Dalam menyusun rencana tata ruang (RTR), pemerintah mendapatkan bantuan dari pemerintah Jepang melalui JICA Study Team K. yang dipimpin oleh Nagayama. Pada pertemuan untuk melakukan penyusunan rencana tata ruang Gerbangkertosusila Deputi Kepala Bappenas bidang pengembangan regional dan otonomi daerah, Max Pohan, mengemukakan betapa pentingnya melakukan pembagian peran dan fungsi terhadap kota-kota satelit di Kawasan Gerbangkertosusila serta perlu dibuat green belt antara kota inti yaitu Surabaya dengan kota-kota satelitnya. Hal tersebut sangat penting agar dapat mencegah konurbasi seperti yang sekarang terjadi di Jabodetabekpunjur. Dalam melakukan pembagian peran dan fungsi, pemerintah tetap berusaha untuk memperhatikan kesesuaian RTR Kawasan Gerbangkertosusila dengan RTRW provinsi/kabupaten/kota yang ada wilayah tersebut, terutama yang telah diperdakan, serta masalah kelembagaan. Seperti halnya Surabaya yang telah menjadi pusat bisnis, perdagangan, industri, pendidikan kawasan Indonesia Timur dan mempunyai rumah sakit rujukan sekawasan Indonesia Timur yaitu RSUD dr. Soetomo Diarsipkan 2021-02-24 di Wayback Machine. Kini, dalam menanggapi perubahan, perkembangan dan tuntutan zaman, membuat pemerintah mulai memikirkan lagi kemampuan kawasan Gerbangkertosusila dalam memenuhi tugas yang bertujuan pemerataan pembangunan antar daerah khususnya di Jawa Timur dan umumnya kawasan Indonesia Timur. Demi meningkatkan kemampuan kawasan tersebut, pada tahun 2011, pemerintah sedang dalam proses menggagas Gerbangkertosusila Plus (GKS PLUS). Pemerintah memandang perlu adanya kawasan pendukung baru yaitu GKS PLUS demi meningkatkan daya dukung atau menyokong kebutuhan dari kota inti. Dalam usaha merealisaikan gagasan ini, maka proses penggagasan ini telah dipublikasikan oleh Sistem Informasi Tata Ruang Jawa Timur Diarsipkan 2012-07-06 di Wayback Machine. TransportasiTransportasi UdaraSebagai kawasan pusat perekonomian terbesar kedua di Indonesia, Gerbangkertosusila mempunyai dua bandar udara yang melayani penerbangan domestik dan internasional seperti Bandara Internasional Juanda di Kabupaten Sidoarjo dan Bandara Harun Thohir di Kabupaten Gresik.
Transportasi Laut
Transportasi DaratSuroboyo Bus
Trans Semanggi Suroboyo
Trans Jatim
Berikut ini adalah terminal bus utama yang melayani wilayah Gerbangkertosusila:
Jalan Tol
Jalan Nasional
Jalan By Pass
Jalan Lingkar
Transportasi RelKereta ApiDari segi perkeretaapian, wilayah Gerbangkertosusila melayani empat jalur lintas kereta api utama bagi kereta api antarkota berbagai tujuan menuju Malang, Jember, Banyuwangi, Jawa Tengah, DI Yogyakarta, Jawa Barat, serta DKI Jakarta, kereta api lokal dan komuter. Jalur lintas kereta api dilayani wilayah Gerbangkertosusila terbagi empat, yaitu:
Berikut ini adalah stasiun kereta api utama yang melayani wilayah Gerbangkertosusila:
KAI CommuterBerikut ini daftar kereta api lokal dan komuter KAI Commuter yang melayani wilayah Gerbangkertosusila:
Kereta BandaraDi kawasan ini direncanakan kereta bandara yang menghubungkan Bandara Internasional Juanda dengan Stasiun Surabaya Gubeng LRT GerbangkertosusilaDi kawasan ini direncanakan pengembangan LRT yang menghubungkan antar kota di kawasan Gerbangkertosusila. Lihat pula
Referensi
Pranala luar
|