10 Desember 2015 (sebagai PT Aplikasi Karya Anak Bangsa) 17 Mei 2021 (penggabungan Gojek dan Tokopedia) 9 November 2021 (sebagai PT GoTo Gojek Tokopedia)[1]
GoTo Gojek Tokopedia (atau GoTo) adalah perusahaan ekosistem digital berbasis teknologi yang beroperasi di Indonesia, yang dibentuk sebagai penggabungan antara Gojek dan Tokopedia. Berbasis di Jakarta. GoTo telah menjadi ekosistem terbarukan mewujudkan ketahanan identitas korporasi.
GoTo bermula sebagai perusahaan yang menyediakan layanan transportasi daring dengan nama badan hukum PT. Aplikasi Karya Anak Bangsa, yang menggunakan nama Gojek. Perusahaan kemudian berubah nama menjadi GoTo setelah bergabungnya Tokopedia, yang merupakan salah satu lokapasar daring terbesar di Indonesia, pada tahun 2021. GoTo menawarkan layanan-layanan seperti transportasi berbagi tumpangan (GoCar dan GoRide), layanan logistik on-demand (GoSend), dan lokapasar (Tokopedia). Selain itu terdapat Goto Financial yang membawahi pembayaran digital (GoPay), kasir berbasis komputasi awan (MokaPOS) dan gerbang pembayaran (Midtrans).
Pada tahun 2022, GoTo menjadi perusahaan Dekacorn pertama yang menjadi perusahaan terbuka di bursa efek kawasan Asia Tenggara,[2] dengan nilai penawaran umum sebesar Rp 15,8 triliun (sekitar US$1,1 miliar),[3] yang menjadikan IPO GoTo terbesar di Indonesia, ketiga di Asia, dan kelima di dunia, pada periode Januari-April 2022.[4]GoTo adalah salah satu dari lima perusahaan dengan kapitalisasi pasar terbesar di Bursa Efek Indonesia (BEI), dengan kapitalisasi pasar mencapai Rp 452 triliun per 11 April 2022.[5]
Sejarah
GoTo berawal dari perusahaan-perusahaan penyedia layanan berbasis digital asal Indonesia.
Gojek
Gojek berdiri pada tahun 2010 dalam bentuk pusat panggilan (call center) bagi pengemudi ojek roda dua di Jakarta, yang pada mulanya menangani 20 pengemudi ojek.[6] Dari pusat panggilan, Gojek kemudian beralih ke dalam bentuk aplikasi telepon pintar berbasis iOS dan Android, pada tahun 2015. Pada tahun yang sama, Gojek mulai mendapatkan dukungan pendanaan Seri A dari investor.[6] Pendanaan ini diterima dari NSI Ventures,[7] dan sejumlah investor, seperti Sequoia Capital, NTH Gemma Inc. dan NSI Moto Holdings Ltd.[1]
Pada tahun 2016, setelah menerima pendanaan dari KKR, Warburg Pincus, Farallon Capital, dan Capital Group Private Market,[8]Gojek resmi menjadi perusahaan unikorn pertama di Indonesia, yaitu perusahan rintisan dengan valuasi sekurang-kurangnya AS$1 miliar. Dalam periode ini Gojek mengalami pertumbuhan yang pesat, dengan jumlah pesanan yang mencapai lebih dari 300.000 pesanan per hari.[6]
Tokopedia
Tokopedia didirikan oleh William Tanuwijaya dan Leontinus Alpha Edison pada 17 Agustus 2009, sebagai lokapasar antarkonsumen (customer-to-customer marketplace). Setelah memulai bisnis lokapasarnya, Tokopedia kemudian mengembangkan berbagai layanan lainnya, termasuk di antaranya produk teknologi finansial pada tahun 2016, serta layanan gudang pintar bernama TokoCabang (kemudian berubah menjadi Dilayani Tokopedia), yaitu pusat pemenuhan (fulfillment center) untuk membantu pemrosesan transaksi lebih cepat dan dekat.
Pendanaan awal Tokopedia didapatkan dari Indonusa Dwitama pada tahun 2009, dilanjutkan dengan sejumlah pemodal ventura lainnya seperti East Ventures (2010),[9] Cyber Agent Ventures (2011),[10] Netprice (2012),[11] dan SoftBank Ventures Korea (2013).[12] Pada tahun 2014, Tokopedia menjadi perusahaan teknologi pertama di Asia Tenggara yang menerima investasi sebesar US$100 juta dari Sequoia Capital dan SoftBank Internet and Media Inc (SIMI).[13][14]
Pada tahun 2017, Tokopedia menerima investasi sebesar US$1,1 miliar dari Alibaba yang merupakan raksasa e-dagang asal Tiongkok.[15] Pada Desember 2018, Tokopedia kembali mengumumkan telah berhasil mendapat pendanaan senilai US$1,1 miliar dari sejumlah investor. Seri pendanaan tersebut dipimpin SoftBank Vision Fund dan Alibaba Group.[16] Valuasi Tokopedia setelah mendapatkan seri pendanaan ini diperkirakan mencapai US$7 miliar.[16]
Penggabungan Gojek dan Tokopedia
Pada 17 Mei 2021, Tokopedia dan Gojek mengumumkan resmi menggabungkan diri dan membentuk GoTo.[17] Selain menjadi singkatan dari nama kedua perusahaan, nama GoTo juga berasal dari kata "gotong royong".[18] Dalam proses merger ini, sebenarnya PT Tokopedia diakuisisi menjadi anak usaha perusahaan Gojek (PT Aplikasi Karya Anak Bangsa). PT Aplikasi Karya Anak Bangsa kemudian mengganti namanya menjadi PT GoTo Gojek Tokopedia.
Setelah Gojek dan Tokopedia bersatu, gabungan perusahaan tersebut diklaim memberikan dampak sekitar 2% kontribusi ke PDBIndonesia.[19]
Perusahaan Terbuka
Pada tanggal 15 Maret 2022, melalui paparan publik, GoTo mengumumkan rencananya untuk melakukan penawaran umum perdana saham (IPO) di Bursa Efek Indonesia (BEI). GoTo memaparkan rencana penghimpunan dana sebesar Rp15,2 triliun (setara US$1,1 miliar), sehingga berpotensi menjadi salah satu IPO terbesar dalam sejarah pasar modal di Indonesia.[20]
Pada tanggal 11 April 2022, perusahaan resmi melantai di Bursa Efek Indonesia melalui proses IPO dengan melepas 3,43% sahamnya ke publik dengan harga penawaran Rp338. IPO ini berhasil meraup dana Rp15,8 triliun.[21][22]
Produk dan Jasa
GoTo adalah perusahaan digital yang menawarkan produk dan jasa yang dibagi dalam tiga kategori utama, yaitu layanan atas permintaan (on-demand service), perdagangan elektronik (e-commerce), dan teknologi keuangan (financial technology).
Layanan on-demand
GoTo menawarkan layanan on-demand melalui Gojek, salah satu platform on-demand terbesar di Indonesia. Layanan yang ditawarkan oleh Gojek meliputi:
Layanan mobilitas: Transportasi berbagi tumpangan yang dapat dipesan melalui aplikasi Gojek. Layanan mobilitas bagi tumpangan tersedia dalam bentuk roda dua (dengan jenama GoRide), roda empat (GoCar), dan kerja sama dengan perusahaan taksi Blue Bird (Go Blue Bird).
Layanan pesan antar makanan: Layanan untuk memesan makanan dan minuman dari restoran mitra, melalui GoFood. Selain itu, terdapat pula layanan pesan antar untuk kebutuhan sehari-hari (GoMart), dan layanan dapur bersama (cloud kitchen).
Logistik: layanan pengiriman barang on-demand dengan menggunakan kendaraan roda dua dan berbagai jenis roda empat. Layanan logistik on-demand roda dua dan roda empat menggunakan jenama GoSend, dan layanan mobil boks dengan nama GoBox.
E-Commerce
GoTo menawarkan layanan e-commerce melalui Tokopedia. Tokopedia mengklaim telah menjangkau 99% kota di seluruh Indonesia, dengan 865 juta produk terdaftar, dan sekitar 12 juta penjual terdaftar.[23] Layanan yang ditawarkan Tokopedia meliputi:
Lokapasar (marketplace): menghubungkan para mitra pedagang dengan konsumen.
Toko resmi (official store): diluncurkan sebagai fasilitas bisnis-ke-konsumen (business-to-consumer) berupa perusahaan-perusahaan nasional dan internasional.
Dagang instan (instant commerce): melalui nama Tokopedia NOW!, layanan belanja kebutuhan sehari-hari yang dikirimkan dalam waktu kurang dari dua jam.
Logistik dan pemenuhan: menyediakan pilihan produk dan layanan yang tersedia paling dekat untuk konsumen, mendukung pengiriman yang cepat dan murah.
Financial Technology
GoTo menawarkan layanan financial technology melalui GoTo Financial. Layanan yang ditawarkan GoTo Financial mencakup:
Pembayaran bagi konsumen (consumer payments): dengan nama GoPay, layanan ini menyediakan opsi pembayaran bagi konsumen untuk berbagai transaksi, baik di dalam ekosistem GoTo (misalnya untuk pembelanjaan di Tokopedia atau Gojek), serta di gerai luring.
Layanan keuangan: berbagai layanan keuangan nonbank untuk konsumen, termasuk GoPayLater Akhir Bulan dan GoModal.
Solusi bisnis: layanan point of sale atau pengelolaan transaksi melalui Moka dan GoBiz.
Sistem pembayaran: layanan sistem pembayaran/payment gateway Midtrans, menyediakan layanan untuk memfasilitasi merchant untuk menerima berbagai macam pembayaran online seperti Credit/Debit Card, GoPay, QRIS, Bank Transfer, Virtual Account, dan masih banyak lagi.
Korporasi
Kinerja Usaha
Pada tahun 2021, GoTo mencatatkan nilai transaksi bruto sebesar Rp461,6 triliun, meningkat 40% dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Jumlah tersebut menghasilkan pendapatan bruto sebesar Rp17 triliun, atau tumbuh 44% dibandingkan dengan tahun sebelumnya.[24]
Dari nilai transaksi yang dicatatkan, sebesar Rp230,6 triliun dihasilkan dari bisnis e-dagang (Tokopedia), dengan pertumbuhan sebesar 46% dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Layanan teknologi finansial menghasilkan nilai transaksi bruto sebesar Rp214,9 triliun, sementara layanan atas permintaan sebesar Rp50,3 triliun.[24]
Aksi Korporasi
Pada bulan November 2021 GoTo mengumumkan penggalangan dana pra-IPO yang menghimpun US$1,3 miliar dari sejumlah investor global, termasuk di antaranya Abu Dhabi Investment Authority (ADIA), Avanda Investment Management, Fidelity International, Google, Permodalan Nasional Berhad (PNB), Primavera Capital Group, SeaTown Master Fund, Temasek, Tencent, dan Ward Ferry.[25]
Pada bulan November 2021, GoTo melalui salah satu anak usahanya mengumumkan pembentukan ventura bersama dengan PT Karya Baru TBS, bagian dari PT TBS Energi Utama Tbk (TOBA). Ventura bersama yang dinamakan Electrum ini menggagas kolaborasi strategis dalam pengembangan ekosistem motor listrik di Indonesia.[26]
Pada bulan Februari 2022, GoTo melalui salah satu anak usahanya PT Aplikasi Multimedia Anak Bangsa (AMAB) meluncurkan perusahaan ventura bersama dalam bisnis permainan digital bersama dengan PT Telkomsel Ekosistem Digital, dengan nama PT Games Karya Nusantara (Majamojo).[27]
2023 GoTo batal IPO luar negeri, bertahan dengan kondisi kas yang meyakinkan.[28]
Keberlanjutan
GoTo telah menyatakan komitmen keberlanjutannya melalui Komitmen Tiga Nol (Three Zeroes), yang terdiri dari:[29][30]
Nol Emisi Karbon (Zero Emissions): mengupayakan bisnis GoTo menjadi netral karbon dan mengupayakan dekarbonisasi untuk emisi langsung dan tidak langsung. Untuk mewujudkan tujuan ini, GoTo mencanangkan transisi 100% kepada kendaraan listrik dan pemanfaatan energi secara efisien dalam kegiatan operasional perusahaan.[30] GoTo telah menjalankan uji coba kendaraan listrik dengan sejumlah mitra ventura bersama yang melibatkan 500 sepeda EV dan 14 stasiun perturakan baterai (battery swap) dan membeli sertifikat energi terbarukan.[29]
Nol Sampah (Zero Waste): mengurangi dan mengeliminasi sampah sampai dengan tempat pembuangan akhir dengan mendorong penggunaan kembali dan daur ulang.[30]
Nol Hambatan (Zero Barriers): menjadikan ekosistem GoTo inklusif dan membuka akses untuk semua pihak dapat berpartisipasi dalam kegiatan ekonomi.[30]
Penghargaan
Diversity and Inclusion 2.0, Glints Best Employers Award 2022[31]
Kontroversi
Gugatan Merek Dagang
GoTo digugat oleh PT Terbit Financial Technology lantaran kemiripan merek dagang.[32] Pihak tersebut mengaku merugi akibat nama mereka dipakai.[33] Namun, pihak GoTo menanggapi bahwa gugatan yang dilayangkan oleh mereka tidak berasalan, karena Perusahaan tersebut dinilai tidak aktif menggunakan dan memanfaatkan merek GoTo.[34] Gugatan tersebut telah ditolak pada bulan Juni 2022.[35][36]
Telkomsel
Pasca-IPO GoTo, Telkom Indonesia, yang lewat anak usahanya Telkomsel, mencatatkan rugi yang belum direalisasikan mencapai Rp881 miliar dari investasinya sebesar Rp6,3 triliun. Walaupun Telkom membantah kerugian, mengklaim sudah meraih untung Rp 2,5 triliun[37] dan menyebut banyak peluang dalam investasi dan kerjasama bersama GoTo, terdapat analis dan politisi yang menafsirkan adanya konflik kepentingan dalam investasi tersebut, antara Menteri BUMNErick Thohir dan saudaranya Garibaldi Thohir yang memegang sejumlah saham di GoTo.[38][39] Di sisi lain, terdapat pandangan adanya upaya politisasi terhadap investasi Telkomsel di GoTo.[40]
SoftBank
Kelompok investor aktivis Elliot Management mengkritik CEO Masayoshi Son karena Vison Funds berinvestasi dengan harga overvalued kurang menguntungkan menghasilkan kerugian dan menekan untuk melepas saham di GoTo dan perusahaan Decacorn lainnya berencana menjadi paus NASDAQ yang lebih transparan untuk investasi Facebook, Apple dan Amazon.[41]Ketidaksukaan Partai komunis Cina terhadap dugaan monopoli dan praktek anti persaingan memerintahkan unit SoftBank Alibaba Group yang memilik saham GoTo, lazada, Grab, Didi, Uber untuk mendivestasi perusahaan media South China Morning Post, Keuangan Ant Group dan lainnya.[42]
^Tokopedia. "Beranda". Tokopedia. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2023-07-31. Diakses tanggal 2022-08-11.
^ abGoTo Gojek Tokopedia (2022-05-31). "1Q 2022 & FY 2021 Results"(PDF). GoTo. Diarsipkan(PDF) dari versi asli tanggal 2022-06-16. Diakses tanggal 2022-08-11.
^Safitri, Kiki (14-11-2023). "GoTo Batal IPO Luar Negeri" (dalam bahasa Indonesia).Parameter |acces-date= yang tidak diketahui akan diabaikan (bantuan); Parameter |Last= yang tidak diketahui mengabaikan (|last= yang disarankan) (bantuan); Parameter |first1= tanpa |last1= di Editors list (bantuan); Periksa nilai tanggal di: |date= (bantuan)Pemeliharaan CS1: Bahasa yang tidak diketahui (link)
^"Exclusive: null". South China Morning Post (dalam bahasa Inggris). 2016-04-21. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2023-06-09. Diakses tanggal 2023-03-13.