Gudang Garam adalah sebuah produsen rokok yang berkantor pusat di Kediri. Untuk mendukung kegiatan bisnisnya, hingga akhir tahun 2022, perusahaan ini memiliki pabrik di Kediri, Gempol, Karanganyar, dan Sumenep, serta kantor perwakilan di Jakarta dan Sidoarjo.[1][2]
Sejarah
1956 - 1995
Perusahaan ini memulai sejarahnya pada tahun 1956 saat Tjoa Ing-Hwie atau Surya Wonowidjojo membeli lahan dengan luas sekitar 1.000 meter persegi milik Muradioso di Jl. Semampir II/l, Kediri. Di atas lahan tersebut, Tjoa Ing-Hwie lalu mulai memproduksi rokok sendiri, diawali dengan rokok kretek dari kelobot dengan merek Inghwie. Setelah beroperasi selama dua tahun, pada tanggal 26 Juni 1958, Tjoa Ing-Hwie mengganti nama perusahaannya menjadi Perusahaan Rokok Tjap Gudang Garam. Awalnya, perusahaan ini hanya mempekerjakan 50 orang.[3] Konon, nama "Gudang Garam" didapat oleh Tjoa Ing-Hwie dari mimpi.[4]
Pada tahun 1966, perusahaan ini telah menjadi produsen sigaret kretek tangan (SKT) terbesar di Indonesia, dengan ribuan karyawan dan kapasitas produksi 50 juta batang SKT per bulan.[4] Pada pertengahan dekade 1960-an, krisis politik Indonesia sempat membuat perusahaan ini kehilangan banyak karyawan, tetapi perusahaan ini berhasil bangkit kembali dalam waktu yang tidak terlalu lama.[5] Pada tahun 1969, badan hukum perusahaan ini diubah menjadi firma (Fa), dan pada tanggal 30 Juni 1971, badan hukum perusahaan ini kembali diubah menjadi perseroan terbatas (PT).[6] Pada tahun 1973, perusahaan ini mulai mengekspor produknya ke luar Indonesia.[7]
Berbeda dengan Bentoel Group yang telah mulai memproduksi sigaret kretek mesin (SKM) sejak dekade 1970-an, perusahaan ini masih setia memproduksi SKT,[8] dan baru mendatangkan mesin pembuat rokok pada tahun 1979. Mesin pembuat rokok tersebut kemudian berhasil menaikkan produksi perusahaan ini menjadi dua kali lipat, yakni dari 9 miliar batang/tahun menjadi 17 miliar batang/tahun.[9] Pada dekade 1980-an, perusahaan ini telah memiliki sejumlah pabrik dengan total luas mencapai 240 hektar dan dapat memproduksi rokok sebanyak 1 juta batang/hari. Omset perusahaan ini mencapai US$ 7 juta dan berhasil menguasai 38% pangsa pasar. Dengan cukai yang disetor ke negara mencapai Rp 1 miliar per tahun, perusahaan ini pun menjadi produsen kretek terbesar di Indonesia.[9][10] Karyawan perusahaan pada saat itu mencapai 37.000 orang serta memiliki helikopter pribadi.[11] Walaupun begitu, perusahaan ini tetap fokus memproduksi rokok dan kertas rokok.[12] Perusahaan ini kemudian juga mulai menyalurkan CSR, antara lain untuk mendukung pengembangan olahraga tenis meja.[13]
Sejak dekade 1970-an juga, dua orang putra dari Surya, yakni Rachman Halim dan Susilo Wonowidjojo, mulai aktif terlibat di perusahaan. Dua orang tersebut kemudian secara berturut-turut menjadi pimpinan perusahaan setelah Surya Wonowidjojo meninggal pada tahun 1985.[14] Pada tanggal 27 Agustus 1990, perusahaan ini resmi menjadi perusahaan publik, dengan melepas 57 juta saham di Bursa Efek Jakarta dan 96 juta saham di Bursa Efek Surabaya, dengan penawaran perdana pada harga Rp 10.250/lembar.[6][15] Mayoritas saham perusahaan saat itu dimiliki oleh keluarga mendiang Surya Wonowidjojo, yakni istrinya, Tan Siok Tjien dan putranya, Rachman Halim.[13] Kini, mayoritas saham perusahaan ini masih dikuasai oleh keluarga Wonowidjojo melalui PT Suryaduta Investama.[15]
1996 - sekarang
Pada tahun 1996, perusahaan ini mencatatkan penjualan sebesar Rp 9,6 triliun; dan pada tahun 2000, perusahaan ini berhasil mencatatkan penjualan sebesar Rp 15 triliun, dengan mempekerjakan 41.000 orang karyawan. Pada dekade 1990-an, perusahaan ini sempat menjadi perusahaan (konglomerasi) terbesar kelima di Indonesia.[16] Perusahaan ini tidak terlalu bergantung pada utang luar negeri, sehingga tidak terdampak krisis keuangan yang menimpa Indonesia pada akhir dekade 1990-an.[17] Perusahaan ini juga mampu menghadapi berbagai tantangan, seperti kehadiran BPPC yang pernah memengaruhi produksinya pada awal dekade 1990-an.[7] Pada tahun 2001, perusahaan ini telah memiliki enam pabrik dengan total luas 100 hektar dan mempekerjakan lebih dari 40.000 orang pekerja.[4]
Pada tahun 2017, perusahaan ini menguasai sekitar 21% pangsa pasar rokok nasional, dengan pabrik di Kediri, Sumenep, Karanganyar dan Gempol.[18] Pada tanggal 4 Agustus 2017, Japan Tobacco asal Jepang resmi membeli 100% saham PT Karyadibya Mahardika dan PT Surya Mustika Nusantara yang dipegang oleh perusahaan ini.[19] Pasca akuisisi tersebut, sempat tersiar rumor bahwa perusahaan ini akan digabung atau diakuisisi oleh Japan Tobacco, tetapi perusahaan ini selalu membantahnya.[20]
Pada tahun 2021, perusahaan ini mendirikan tiga anak usaha baru, masing-masing untuk berbisnis di bidang impor, distribusi, dan produksi rokok elektrik. Tetapi tiga perusahaan tersebut belum mulai beroperasi.[21] Pada tahun 2022, perusahaan ini mendirikan PT Surya Kerta Agung untuk berekspansi ke bisnis pengelolaan jalan tol.[22] Pada tahun 2022 juga, perusahaan ini menyuntikkan modal sebesar Rp 1 triliun ke PT Surya Dhoho Investama yang akan mengelola Bandara Dhoho di Kediri.[23]
Nama dan logo
Menurut sejarawan Dukut Imam Widodo, nama "Gudang Garam" yang disandang oleh perusahaan ini tercermin pada logo yang sampai saat ini masih digunakan. Logo tersebut didesain oleh Tjoa Ing-Hwie bersama salah satu karyawannya. Logo tersebut terlahir dari mimpi Tjoa Ing-Hwie yang melihat lima los gudang penyimpanan garam di dekat Stasiun Kediri.[24][25][26] Pintu dari gudang yang ada di logo tersebut ada yang dalam keadaan terbuka, setengah tertutup, dan tertutup, dibuat sebagai tanda bahwa Gudang Garam tidak akan pernah puas dan tidak akan pernah merasa di puncak.[3]
Gudang Garam Merah adalah merek sigaret kretek linting-tangan yang berkomitmen mempertahankan tradisi mengolah dan menikmati kretek di tanah air. Resep warisan yang menggunakan perpaduan tembakau dan cengkeh berkualitas yang diracik oleh tangan-tangan terampil menjadikan Gudang Garam Merah pilihan tepat bagi mereka yang mendambakan kretek berkualitas dengan cita rasa tinggi yang menghangatkan suasana.
Gudang Garam Deluxe
38 MG
2.7 MG
12's & 16's
Gudang Garam Deluxe adalah kretek premium yang terbuat dari rajangan tembakau terbaik serta cengkeh berkualitas tinggi. Gudang Garam Deluxe diformulasikan khusus bagi para perokok yang menginginkan cita rasa berbeda. Dijual dalam kemasan berisi 16 batang, dalam balutan bungkus bernuansa keemasan yang kian menegaskan eksklusivitasnya.
Gudang Garam Djaja
38 MG
2.4 MG
12's
Setiap batang kretek Gudang Garam Djaja merupakan karya budaya Indonesia. Paduan resep turun-temurun dalam olahan tembakau, cengkeh, dan bumbu spesial mampu memberikan kenikmatan dalam menjalani setiap tantangan kehidupan dengan sikap yang positif.
Taman Sriwedari
38 MG
2.7 MG
12's
Taman Sriwedari adalah merek kretek linting-tangan dari Gudang Garam yang tampil dalam bentuk serta kemasan yang unik. Meski tidak menyandang nama Gudang Garam, Taman Sriwedari memiliki cita rasa dan aroma mantap seperti semua produk kretek Gudang Garam lainnya.
Rokok kretek inovasi terbaru dengan tembakau yang padat merata untuk memberikan sensasi tarikan mantap dari ujung ke ujung. Patra juga dibalut dengan kemasan yang tangguh untuk menjaga kualitas rokoknya.
Surya Nusantara berasal dari tembakau dan cengkeh yang dipilih khusus untuk dimatangkan di bawah sinar matahari, diracik dengan saus rempah khas Nusantara. Inilah Sigaret Kretek persembahan Surya. Ahlinya Kualitas Rasa.
Gudang Garam International adalah merek sigaret kretek asli Indonesia yang diluncurkan pada 3 November 1979 di Kediri, Jawa Timur. Kiprah panjangnya di industri kretek ditandai oleh sejumlah pencapaian antara lain menempati peringkat ke-2 untuk kategori sigaret kretek. Terbuat dari daun tembakau dan cengkeh berkualitas tinggi, Gudang Garam International dipersembahkan bagi para perokok dewasa yang menghargai seni menikmati sigaret kretek. Perpaduan antara teknologi tinggi dan formula campuran kretek yang diwariskan secara turun-temurun membuat Gudang Garam International mampu memberikan pengalaman merokok yang tak tergantikan bagi para penikmat kretek sejati.
Surya adalah perpaduan antara teknologi tinggi dan warisan tradisi mengolah kretek secara turun-temurun. Sebagai sigaret kretek mesin full flavor nomor satu di Indonesia, menggunakan resep andalan serta bahan baku tembakau dan cengkeh berkualitas tinggi, setiap batang rokok full flavor Surya mampu memberikan pengalaman merokok yang unik dan tak tergantikan. Surya tersedia dalam kemasan 12 batang (FSC (Bungkus Coklat) dan FSM (Bungkus Merah), kemasan 16 batang (FSC dan FSM), dan kemasan kaleng 50 batang (FSM). Surya merupakan pilihan terbaik bagi para penikmat kretek masa kini.
Surya Professional adalah rokok yang dibuat dari racikan tembakau dan cengkeh berkualitas, serta dibekali dengan saus ciri khas Gudang Garam. Karenanya, Surya Professional merupakan rokok yang memiliki kombinasi sempurna antara cita rasa yang mantap serta tampilannya yang modern. Surya Professional amat sesuai bagi para perokok muda profesional yang memiliki gaya hidup modern.
Gudang Garam Signature adalah rokok kretek full-flavor yang diracik dari paduan bahan terbaik dan diproses dengan teknologi terkini untuk kesempurnaan rasa dan aroma yang mantap. Pilihan terbaik untuk perokok muda professional yang mencari kombinasi kualitas dan gaya hidup masa kini.
Surya Exclusive
31 MG
2.2 MG
16's
Sebagai bentuk penghargaan bagi para penikmat kretek sejati, Surya Exclusive didedikasikan untuk mereka yang telah mencapai berbagai hal terbaik dalam hidup. Cita rasa full flavor yang berasal dari pilihan cengkeh dan tembakau nomor satu menjadikan Surya Exclusive pilihan tepat bagi mereka yang mendambakan pengalaman terbaik dalam menikmati kretek.
Rokok pertama di segmen Kretek Mid-tar yang mengusung teknologi Duo Filter. GG Move adalah sebuah perpaduan sempurna antara Normal Filter dan Hollow Filter, yang menjadikan hisapan lebih halus, tanpa menghilangkan rasa mantap.
Surya Pro Mild adalah merek sigaret kretek berskala nasional yang memiliki kandungan Tar dan Nikotin rendah. Dua tahun setelah diluncurkan pada tahun 2009, Surya Pro Mild sukses memposisikan diri dalam jajaran lima besar merek kretek dengan kategori rendah kandungan Tar dan Nikotin. Surya Pro Mild, kretek yang memberikan efek minimal dalam sensasi kenikmatan maksimal.
GG Mild adalah kretek mild premium yang memadukan cita rasa tembakau dan cengkeh terbaik Indonesia. GG Mild menghadirkan kenikmatan yang halus dengan tetap menyajikan ciri khas rasa Gudang Garam. Menyimbolkan gaya hidup yang modern, GG Mild ditujukan untuk mereka yang mencari kepuasan tertinggi.
GG Shiver adalah kretek mild premium dengan teknologi menthol fiber atau benang menthol. Perpaduannya dengan rasa mild yang halus menghasilkan sensasi dingin tak terbatas. GG Shiver diperuntukan bagi mereka yang mencari kepuasan sigaret rasa menthol.
Gudang Garam Signature Mild adalah sebuah masterpiece dari Gudang Garam yang menawarkan keunikan ukuran diameter batang yang besar di kategori Rokok Kretek Mild untuk memastikan sensasi kehalusan yang maksimal dengan citarasa khas Gudang Garam dan diproses dengan teknologi termutakhir. Sebuah kombinasi yang menjadikan produk ini sebagai pilihan terbaik bagi penikmat rokok kretek Mild.
^Riyanto, B. (2019). SIASAT MENGEMAS NIKMAT: Ambiguitas Gaya Hidup dalam Iklan Rokok Di Masa Hindia Belanda sampai Pasca Orde Baru 1925–2000. Yogyakarta: Lembaga Studi Realino. ISBN9786025607615.Parameter |url-status= yang tidak diketahui akan diabaikan (bantuan)