Hermès
Hermès International S.A., atau hanya Hermès (/ɛərˈmɛz/ ⓘ AIR-mez, bahasa Prancis: [ɛʁmɛs] ( simak)), adalah sebuah produsen barang mewah asal Prancis yang didirikan pada tahun 1837. Perusahaan ini fokus memproduksi kulit, aksesoris, perabotan rumah, parfum, perhiasan, jam tangan, dan pakaian siap pakai. Logonya, yang telah dipakai sejak dekade 1950-an, menampilkan kereta Duc dengan kuda. Nadège Vanhee-Cybulski saat ini merupakan direktur kreatif Hermès.[2][3] SejarahAwal mulaThierry Hermès lahir di Krefeld, Jerman, sebagai anak dari seorang ayah berkebangsaan Prancis dan seorang ibu berkebangsaan Jerman. Keluarga ini kemudian pindah ke Prancis pada tahun 1828.[4] Pada tahun 1837, Hermès membuka sebuah workshop tali kekang kuda di Grands Boulevards, Paris, khusus untuk melayani aristokrat Eropa.[5][6] Ia berhasil membuat tali kekang kuda berkualitas tinggi untuk kuda penarik kereta,[7] sehingga berhasil memenangkan sejumlah penghargaan, termasuk juara pertama di kelasnya pada tahun 1855 dan kembali meraih juara pertama pada tahun 1867 di Expositions Universelles di Paris.[7][8] Anak Hermès's, Charles-Émile,[4] mengambil alih manajemen perusahaan ini dari ayahnya pada tahun 1880, dan memindahkan toko milik perusahaan ini ke 24 rue du Faubourg Saint-Honoré. Dengan bantuan anaknya, Adolphe dan Émile-Maurice, Charles-Émile memperkenalkan produk sadel dan mulai menjual produknya ke masyarakat umum.[7] Perusahaan ini pun berhasil menarik perhatian masyarakat kelas atas di Eropa, Afrika Utara, Rusia, Asia, dan Amerika. Pada tahun 1900, perusahaan ini menawarkan tas Haut à Courroies, yang khusus dirancang untuk pengemudi kuda, sehingga dapat membawa sadelnya lebih mudah. Era Hermès FrèresSetelah Charles-Émile Hermès pensiun, anaknya, Adolphe dan Émile-Maurice mengambil alih perusahaan ini dan mengubah namanya menjadi Hermès Frères. Kemudian, Émile-Maurice mulai memasang sadel pada czar asal Rusia.[4] Pada tahun 1914, terdapat sekitar 80 orang perajin sadel yang dipekerjakan oleh perusahaan ini. Émile-Maurice lalu mendapat hak eksklusif untuk menggunakan ritsleting pada barang berbahan kulit dan pakaiannya, sehingga perusahaan ini menjadi perusahaan pertama di Prancis yang produknya menggunakan ritsleting.[5] Pada tahun 1918, Hermès memproduksi jaket golf berbahan kulit pertamanya dengan ritsleting, untuk Edward, Pangeran Wales.[8] Karena perusahaan ini memegang hak eksklusif untuk menggunakan ritsleting, maka ritsleting pun dikenal di Prancis dengan nama fermeture Hermès (pengencang Hermès).[7] Selama dekade 1920-an, saat ia memimpin perusahaan ini sendirian, Émile-Maurice memutuskan untuk mulai memproduksi pakaian dan aksesoris.[5][6][9] Ia juga melatih tiga anak tirinya (Robert Dumas, Jean-René Guerrand, dan Francis Puech) agar dapat menjadi mitra bisnis. Pada tahun 1922, perusahaan ini memperkenalkan produk tas tangan berbahan kulit pertamanya, setelah istri Émile-Maurice mengeluh karena tidak dapat menemukan tas tangan yang ia suka. Émile-Maurice membuat tas tangan ini sendiri.[4] Pada tahun 1924, Hermès berekspansi ke Amerika Serikat dan membuka dua gerai di luar Paris. Pada tahun 1929, perusahaan ini meluncurkan produk pakaian couture pertamanya untuk wanita di Paris.[4] Selama dekade 1930-an, Hermès memperkenalkan sejumlah produk yang kemudian sangat diminati,[5] seperti tas kulit "Sac à dépêches" pada tahun 1935 (kemudian diubah namanya menjadi "tas Kelly" sesuai nama Grace Kelly) dan Hermès carrés (syal kotak) pada tahun 1937.[5] Syal kemudian menjadi bagian dari budaya Prancis.[6] Pada tahun 1938, perusahaan ini memperkenalkan produk jaket, pakaian, dan gelang "Chaîne d'ancre". Mulai titik ini, perancang Hermès mulai mengambil inspirasi dari lukisan, buku, dan objets d'art.[5] Pada dekade 1930-an, Hermès juga berekspansi ke Amerika Serikat dengan menawarkan produknya di sebuah department store Neiman Marcus di New York, namun tidak berlangsung lama.[6] Pada tahun 1949, bersamaan dengan peluncuran dasi berbahan sutra, Hermès juga mulai memproduksi parfum pertamanya, yakni "Eau d'Hermès". Sejak pertengahan dekade 1930-an, Hermès menunjuk pembuat jam tangan Swiss, Universal Genève sebagai perancang jam tangan ekslusif untuk Hermès, dan kemudian memproduksi serangkaian kronograf pria[10] (diproduksi dengan emas 18K atau baja nirkarat) dan jam tangan wanita bergaya Art Deco dengan emas 18K, baja, atau platinum. Kedua model ini diberi merek "Hermès" ataupun "Hermès Universal Genève", sementara pergerakan jamnya diberi merek "Universal Genève S.A.". Kemitraan ini berlangsung hingga dekade 1950-an.[11] Émile-Maurice kemudian menegaskan filosofi produk Hermès, yakni "kulit, olahraga, dan tradisi elegan murni."[7] Pasca Émile-Maurice HermèsRobert Dumas-Hermès (1898–1978), yang menggantikan Émile-Maurice setelah ia meninggal pada tahun 1951, berkolaborasi erat dengan saudara iparnya, Jean-René Guerrand.[5] Dumas menjadi orang pertama di luar keluarga Hermès yang dapat memimpin perusahaan ini, karena hubungannya dengan keluarga Hermès hanya melalui pernikahan. Sehingga ia mengadopsi nama Hermès pada nama belakangnya. Pada dekade 1950-an, perusahaan ini resmi mendaftarkan logo "kereta Duc dengan kuda" dan ciri khas kotak kertas berwarna jingganya.[5] Dumas kemudian memperkenalkan produk tas tangan, perhiasan, dan aksesoris. Ia juga sangat tertarik dengan syal berbahan sutra.[5] Sayangnya, selama pertengahan abad ke-20, produksi syal dihentikan.[6] World Tempus, sebuah portal web yang dibuat khusus untuk pembuatan jam, menyatakan: "Dihidupkan dengan tongkat ajaib milik Annie Beaumel, jendela gerai di [rue du] Faubourg Saint-Honoré pun menjadi teater penuh pesona dan [menjadikan gerai ini sebagai] tempat bertemunya para selebritas internasional di Paris."[5] Pada tahun 1956, Life menampilkan foto Grace Kelly, yang baru saja menjadi Putri Kerajaan Monako, dengan membawa tas "Sac à dépêches". Ia sengaja menempatkan tas tersebut di depan perutnya, untuk menyembunyikan kehamilannya. Kemudian, masyarakat mulai menyebut tas tersebut sebagai tas "Kelly", yang kemudian nama tersebut dipakai juga oleh Hermès, sehingga makin populer. Bisnis parfum resmi dipisah menjadi anak usaha pada tahun 1961, bersamaan dengan peluncuran wangi "Calèche", sesuai nama sebuah kereta kuda beroda empat, yang terkenal sejak abad ke-18, dan juga merupakan logo perusahaan ini sejak dekade 1950-an. (Pada tahun 2004, Jean-Claude Ellena menjadi penguji parfum di Hermès dan berhasil menciptakan sejumlah wangi yang populer, seperti jajaran wewangian Hermessence.)[4] Penurunan dan penyegaranWalaupun sempat meraih kesuksesan pada dekade 1970-an, dan mampu membuka gerai di sejumlah negara di dunia, Hermès mulai mengalami penurunan, jika dibandingkan dengan kompetitornya. Sejumlah pengamat industri menyebut bahwa penurunan ini disebabkan karena Hermès bersikeras memakai bahan baku alami, padahal kompetitornya telah mulai menggunakan bahan baku sintetis.[6] Bahkan selama dua minggu, tidak ada aktivitas apapun di ruang kerja Hermès, karena tidak adanya pesanan.[6] Parfum Hermès kemudian kembali laku di pasaran, kemungkinan karena masyarakat ingin kembali menggunakan bahan alami. Hal ini pun membuat Hermès kembali menjadi pemain besar di industri parfum. Jean-Louis Dumas, anak Robert Dumas-Hermès, resmi menjadi chairman perusahaan ini pada tahun 1978, dan meminta perusahaan ini untuk fokus pada produksi barang berbahan kulit dan sutra, serta pakaian siap pakai, dan menambah varian produk yang dibuat dengan teknik tradisional. Tidak seperti ayahnya, Jean-Louis memiliki hubungan darah dengan Keluarga Hermès melalui ibunya. Sering bepergian[4] dan kemudian menikahi Rena Greforiadès, ia lalu mengikuti program pelatihan di Bloomingdale's. Jean-Louis pun berperan penting dalam membalikkan keterpurukan Hermès.[6] Dumas lalu mengajak Eric Bergère dan Bernard Sanz untuk menyegarkan produk Hermès, serta memperkenalkan produk yang unik, antara lain jaket sepeda motor python dan jin dengan motif seperti kulit burung unta, yang disebut sebagai "versi lebih manis dari Hermès." Pada laporan tahunan tahun 1978, saat Jean-Louis baru menjadi chairman, total penjualan Hermès hanya US$50 juta.[6] Namun pada tahun 1990, total penjualan Hermès telah mencapai US$460 juta, terutama karena strategi Dumas. Pada tahun 1979, ia meluncurkan dan mengiklankan kampanye yang menampilkan wanita muda yang menggunakan syal buatan Hermès. Tujuan dari kampanye ini adalah untuk memperkenalkan merek Hermès ke pangsa pasar baru. Salah satu pengamat mode menyebut: "Hermès berupaya mengubah citranya dari objek nostalgia para orang tua, menjadi barang impian para pemuda."[6] Walaupun begitu, upaya Dumas ini sempat memicu penolakan dari pegawai maupun pelanggannya. Pada dekade 1970-an juga, perusahaan ini mendirikan anak usaha La Montre Hermès di Bienne, Swiss untuk memproduksi jam tangan. Kemudian, selama dekade 1980-an, Dumas memperkuat hubungan perusahaan ini dengan para pemasoknya,[6] dengan membeli saham produsen perabotan kaca, perabotan perak, dan perabotan meja, seperti Puiforcat, St. Louis, dan Périgord.[6] PertumbuhanMulai dekade 1980-an, perabotan meja menjadi salah satu produk Hermès paling laku.[6] Secara umum, koleksi produk Hermès pada tahun 1990 telah mencapai 30.000 varian produk. Bahan baku baru yang digunakan oleh Hermès antara lain porselen dan kristal.[7] Hermès kemudian memindahkan workshop dan studio desainnya ke Pantin.[5] Pada bulan Juni 1993, Hermès resmi melantai di Paris Bourse. Pada saat itu, 425.000 lembar saham yang dijual masing-masing dengan harga FFr 300 (US$55 saat itu) menerima kelebihan pesanan hingga 34 kali lipat dari jumlah lembar saham yang tersedia.[6] Dumas mengatakan pada Majalah Forbes bahwa pelepasan saham ke masyarakat ini membantu mengurangi ketegangan di Keluarga Hermès, karena kini tiap anggota keluarga dapat menjual sahamnya tanpa perlu "berdebat dengan keluarga sendiri mengenai harga sahamnya ."[6] Hingga saat ini, Keluarga Hermès masih memegang sekitar 80% saham perusahaan ini, sehingga menempatkan Jean-Louis Dumas serta seluruh keluarganya di daftar milyarder Forbes.[6] Mimi Tompkins dari U.S. News & World Report menyebut Hermès sebagai "salah satu perhiasan paling dijaga di Paris." Pada tahun-tahun berikutnya, Dumas mengurangi jumlah gerai hasil waralaba Hermès dari 250 menjadi hanya 200, dan meningkatkan jumlah gerai milik sendiri dari 60 menjadi 100, agar dapat lebih mengendalikan penjualan produknya.[6] Tindakan inipun akan memakan biaya sekitar FFr 200 juta dalam jangka pendek, namun akan mendatangkan lebih banyak laba di jangka panjang. Memiliki anggaran investasi sekitar FFr 500 juta, Hermès pun membuka gerai pertamanya di Tiongkok pada tahun 1996, tepatnya di Beijing. Pada tahun 1997, Jean-Louis mempekerjakan perancang asal Belgia, Martin Margiela untuk mengawasi produksi pakaian siap pakai wanita. Pada akhir dekade 1990-an, Hermès terus mengurangi jumlah gerai hasil waralaba, dengan cara membelinya ataupun membuka gerai sendiri. Pada bulan September 1999, Jean-Louis membeli 35% saham rumah mode Jean-Paul Gaultier dengan harga FFr 150 juta.[6] Menjelang berakhirnya abad ke-19, perusahaan ini mendorong pelanggannya untuk faites nous rêver (bermimpi), dan memproduksi sejumlah pesanan yang unik jika dilihat dari sisi artistik. Referensi
Bibliografi
Pranala luar
|