Share to:

 

Jalan RE Martadinata (Jakarta)

Pembangunan Stadion Internasional Jakarta, salah satu bangunan berstruktur di Jalan RE Martadinata pada September 2021.

Jalan RE Martadinata (sebelumnya bernama Priokweg)[1] adalah salah satu jalan utama Jakarta, Indonesia. Jalan ini menghubungkan Stasiun Tanjung Priuk dan Pademangan. Nama jalan ini diambil dari nama laksamana yang sekaligus pahlawan nasional Indonesia, R. E. Martadinata. Jalan ini dilintasi oleh KRL Commuter Line Lin Tanjung Priuk dan Jalan Tol Pelabuhan. Jalan ini membentang sepanjang 6,1 km dari Tanjung Priok, Tanjung Priok, Jakarta Utara sampai Pademangan Barat, Pademangan, Jakarta Utara. Jalan ini melintasi 6 kelurahan, yakni:

Jalan RE Martadinata dan aliran kanal Ancol ca 1930

Di jalan ini terdapat Jakarta International Stadium[2].

Jalan ini bersinggungan dengan Jalan Tol Pelabuhan dan akan dilakukan pembangunan Jalan Tol Pelabuhan II di jalan ini dan Jalan Lodan Raya[3]. Jalan ini merupakan salah satu titik kemacetan di Jakarta Utara.[4][5] Jalan ini rencananya akan ditata sebelum Asian Games 2018.[6] Jalan ini cukup sering tergenang banjir, dari banjir akibat luapan kali[7][8] dan banjir rob[9][10]. Selain itu, jalan ini sering amblas.[11][12][13] Jalan ini pun rawan akan kecelakaan lalu lintas,[14][15] salah satunya akibat ranjau paku[16].

Sejarah

Nama dan Kondisi Jalan

Jalan RE Martadinata sebelumnya bernama Priokweg. Dalam Bahasa Belanda, "Weg" berarti jalan, sehingga secara harfiah, Priokweg berarti "Jalan Priok", namun masyarakat pada saat itu menyebutnya "Jalan Ancol".

Jalan RE Martadinata (Priokweg) sebelumnya merupakan sebuah jalan tanah yang dikeraskan yang sudah ada sejak abad ke-19. Pada tahun 1920 jalan ini diperbaiki dan diperkeras dengan aspal secara bertahap. Perbaikan jalan Priokweg dirangkum dalam sebuah Publikasi Hindia Belanda pada tahun 1926. Perbaikan Jalan Priokweg memakan banyak biaya, sehingga pernah dinobatkan sebagai jalan dengan kualitas terbaik di dunia.

Setelah perbaikan, jalan Priokweg justru membawa bahaya, karena pada saat itu jalan Priokweg memiliki permukaan yang licin. Selain itu, suasana dari Jalan Priokweg masih sepi dan jarang ditemukannya rumah penduduk. Para pengendara yang melewati Priokweg khawatir akan terjadi sesuatu sehingga mereka mengendarai kendaraannya sekuat-kuatnya hingga berakibat kecelakaan. Akibat kecelakaan yang sering terjadi, masyarkat sering menyebut Jalan Priokweg sebagai "Jalan Maut".[1][17]

Mitos Jalan Priokweg

Pada rentang tahun 1920 hingga 1960, terdapat mitos yang berkembang yang dipercaya oleh masyarakat sekitar maupun yang pengendara yang melintasi Jalan Priokweg. Pengendara yang melewati jalan tersebut harus membunyikan klakson sebanyak tiga kali, terutama saat malam hari, dengan alasan untuk mengusir hantu atau setan yang ada di jalan tersebut pada malam hari. Karena jika pengendara tidak membunyikan klakson sebanyak tiga kali, maka pengendara tersebut dapat mengalami kecelakaan.

Untuk mengurangi kecelakaan yang disebabkan oleh mitos yang dipercayai masyarakat dan pengendara, komunitas Tionghoa yang berbasis di Glodok berinisiatif untuk membuat "Tepekong", sebuah tempat pemujaan kecil yang ditempatkan tidak jauh dari Jembatan Ancol yang terkenal dengan mitos "Si Manis Jembatan Ancol". "Tepekong" tersebut dibuat sekitar tahun 1960 yang berfungsi untuk menghindari kecelakaan yang disebabkan oleh roh halus maupun kejahatan yang ada disekitar Jalan Priokweg.[1]

Persimpangan

Jalan ini memiliki 4 persimpangan utama, yaitu:

  • Persimpangan Pintu Masuk Terminal Tanjung Priok dan Stasiun Tanjung Priuk
  • Persimpangan Jalan Ketel
  • Persimpangan Jalan Sunter Permai Raya
  • Persimpangan Jalan Ancol Timur
  • Persimpangan Jalan Budi Mulia
  • Persimpangan Jalan Gunung Sahari dan Jalan Lodan

Transportasi

Jalur Bus

Berikut ini adalah trayek bus yang melayani Jalan RE Martadinata

Jalur Kereta Api

Lihat juga

Referensi

  1. ^ a b c Jalan Paling Maut di Jakarta Tahun 1920-1960, diakses tanggal 2022-08-13 
  2. ^ Aryan, Muhammad Hanafi. "Jelang Grand Launching JIS, Warga Padati Jl RE Martadinata Ancol". detiknews. Diakses tanggal 2023-01-12. 
  3. ^ Azzahra, Tiara Aliya. "Pembangunan Tol Harbour Road II, Ini Rekayasa Lalin di Jl RE Martadinata Jakut". detiknews. Diakses tanggal 2023-01-12. 
  4. ^ Utama, Pradita. "Jalan RE Martadinata Jakut Macet Total". detiknews. Diakses tanggal 2023-01-12. 
  5. ^ Tobing, Yohannes (2022-08-02). "Truk Trailer Mogok di Jalan RE Martadinata, Lalin Arah Penjaringan Macet Total". SINDOnews.com. Diakses tanggal 2023-01-12. 
  6. ^ Hamonangan, Junianto (2018-06-29). "Jadi Kawasan Unggulan Jakarta Utara, Jalan RE Martadinata akan Ditata". Wartakotalive.com. Diakses tanggal 2023-01-12. 
  7. ^ Fajarta, Carlos Roy (2022-12-26). "Kali Ancol Meluap, Jalan RE Martadinata Tergenang : Okezone Megapolitan". megapolitan.okezone.com. Diakses tanggal 2023-01-12. 
  8. ^ Fajarta, Carlos Roy (2022-12-26). "Sebagian Ruas Jalan RE Martadinata di Jakarta Utara Tergenang akibat Kali Ancol Meluap". iNews.ID. Diakses tanggal 2023-01-12. 
  9. ^ Prihatini, Zintan (2022-12-22). "Banjir Rob Setinggi 10-15 Sentimeter di Jalan RE Martadinata Surut". KOMPAS.com. Diakses tanggal 2023-01-12. 
  10. ^ Tobing, Yohannes (2022-11-26). "Diterjang Banjir Rob, Lalu Lintas di Jalan RE Martadinata Jakut Tersendat". SINDOnews.com. Diakses tanggal 2023-01-12. 
  11. ^ Sembiring, Ira Gita Natalia (2020-12-02). "Jalan RE Martadinata Ambles, Ada Lubang Sedalam 1 Meter". KOMPAS.com. Diakses tanggal 2023-01-12. 
  12. ^ Purnamasari, Deti Mega (2022-04-13). "Terkikis Hujan dan Kerap Dilintasi Kendaraan Berat, 5 Titik Jalan Rusak di RE Martadinata Diperbaiki". KOMPAS.com. Diakses tanggal 2023-01-12. 
  13. ^ "Jalan RE Martadinata, Jakarta Utara Ambles 103 Meter". Tempo. 2010-09-16. Diakses tanggal 2023-01-12. 
  14. ^ Tobing, Yohannes (2022-10-30). "Gagal Nyalip, Angkot M15A Tabrak Pembatas Jalan di RE Martadinata : Okezone Megapolitan". megapolitan.okezone.com. Diakses tanggal 2023-01-12. 
  15. ^ Prihatini, Zintan (2022-10-26). "Truk Pengangkut Barang Terguling di Tanjung Priok, Sopir Bersikukuh Bukan karena Kelebihan Muatan". KOMPAS.com. Diakses tanggal 2023-01-12. 
  16. ^ Purnamasari, Deti Mega (2022-04-14). "Banyak Ranjau Paku di Jalan RE Martadinata, Warga: Tiap Pagi Ada yang Menebar". KOMPAS.com. Diakses tanggal 2023-01-12. 
  17. ^ Kautsar, Nurul Diva (2021-11-05). "Kisah Jalan R.E Martadinata Jakarta Utara, Sering Sebabkan Kecelakaan di Tahun 1920". merdeka.com (dalam bahasa in). Diakses tanggal 2023-01-12. 
  18. ^ Oktaviani, Tari (2023-01-03). "Rute Transjakarta 10K Tanjung Priok-Senen". KOMPAS.com. Diakses tanggal 2023-01-12. 
Kembali kehalaman sebelumnya