Kloramfenikol
|
|
Nama sistematis (IUPAC)
|
2,2-dikloro-N-[(1R,2R)-1,3-dihidroksi-1-(4-nitrofenil)propan-2-il]asetamida[1]
|
Data klinis
|
Nama dagang
|
Erlamycetin, Pentamycetin, Chloromycetin, lainnya[2]
|
AHFS/Drugs.com
|
monograph
|
MedlinePlus
|
a608008
|
Data lisensi
|
US FDA:link
|
Kat. kehamilan
|
A(AU) C(US)
|
Status hukum
|
Harus dengan resep dokter (S4) (AU) ℞-only (CA) POM (UK) ℞-only (US)
|
Rute
|
Topikal (tetes mata), melalui mulut, IV, IM
|
Data farmakokinetik
|
Bioavailabilitas
|
75–90%
|
Ikatan protein
|
60%
|
Metabolisme
|
Hati
|
Waktu paruh
|
1,6-3,3 jam
|
Ekskresi
|
Ginjal (5-15%), feses (4%)
|
Pengenal
|
Nomor CAS
|
56-75-7 Y
|
Kode ATC
|
D06AX02 D10AF03 G01AA05 J01BA01 S01AA01 S02AA01 S03AA08 QJ51BA01
|
PubChem
|
CID 298
|
DrugBank
|
DB00446
|
ChemSpider
|
5744 Y
|
UNII
|
66974FR9Q1 Y
|
KEGG
|
D00104 Y
|
ChEBI
|
CHEBI:17698 Y
|
ChEMBL
|
CHEMBL130 Y
|
Data kimia
|
Rumus
|
C11H12Cl2N2O5
|
Massa mol.
|
323.1320 g/mol
|
SMILES
|
eMolecules & PubChem
|
InChI=1S/C11H12Cl2N2O5/c12-10(13)11(18)14-8(5-16)9(17)6-1-3-7(4-2-6)15(19)20/h1-4,8-10,16-17H,5H2,(H,14,18)/t8-,9-/m1/s1 Y Key:WIIZWVCIJKGZOK-RKDXNWHRSA-N Y
|
Kloramfenikol merupakan antibiotik yang ditemukan pada tahun 1947[3] dari kultur Streptomyces venezuelae yang tidak diproduksi secara sintetik. Kloramfenikol merupakan antibakteri pertama yang berspektrum luas, dengan mekanisme kerja menghambat sintesis protein dan bersifat bakteriostatik.[4]
Kegunaan (Indikasi)
Kloramfenikol biasa digunakan untuk mengobati diare yang disebabkan oleh infeksi bakteri. Kloramfenikol juga digunakan sebagai obat tetes mata untuk mengobati konjungtivitis.[5]
Dosis
Penggunaan oral, injeksi intravena, atau infus: 50 mg/kg bb/hari dibagi dalam 4 dosis (pada infeksi berat seperti septikemia dan meningitis, dosis dapat digandakan dan segera diturunkan bila terdapat perbaikan klinis).
Dosis anak: epiglotitis hemofilus, meningitis purulenta, 50–100 mg/kg bb/hari dalam dosis terbagi. BAYI di bawah 2 minggu: 25 mg/kg bb/hari (dibagi dalam 4 dosis); 2 minggu—1 tahun: 50 mg/kg bb/hari (dibagi 4 dosis).[6]
Efek Samping
Penggunaan kloramfenikol dapat menyebabkan kelainan darah yang reversibel dan ireversibel seperti anemia aplastik (dapat berlanjut menjadi leukemia), neuritis perifer, neuritis optik, eritema multiforme, mual, muntah, diare, stomatitis, glositis, hemoglobinuria nokturnal.[6]
Kontraindikasi
Kloramfenikol tidak boleh digunakan pada wanita hamil, menyusui, dan pasien porfiria.[6]
Peringatan
Hindari pemberian berulang dan jangka panjang. Turunkan dosis pada gangguan fungsi hati dan ginjal. Lakukan hitung jenis sel darah sebelum dan secara berkala selama pengobatan. Pada neonatus dapat menimbulkan grey baby syndrome. (Periksa kadar dalam plasma.)[6]
Referensi
- ^ "Chloramphenicol". PubChem. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2016-11-15.
- ^ Woods, Adrienne L. (2008). Delmar nurse's drug handbook (edisi ke-2009). Clifton Park, N.Y.: Delmar. hlm. 296. ISBN 9781428361065. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2016-03-05.
- ^ Oxford Handbook of Infectious Diseases and Microbiology. OUP Oxford. hlm. 56. ISBN 9780191039621.
- ^ C., Sweetman, Sean (2009). Martindale : the complete drug reference (edisi ke-36th ed). London: Pharmaceutical Press. ISBN 9780853698401. OCLC 317669736.
- ^ DrugBank, ed. (2017-09-01). "Chloramphenicol". DrugBank.
- ^ a b c d "5.1.8.1 Kloramfenikol | PIO Nas". pionas.pom.go.id. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2017-09-22. Diakses tanggal 2017-09-21.