Share to:

 

Kudubanjar, Kudu, Jombang

Kudubanjar
Peta lokasi Desa Kudubanjar
Negara Indonesia
ProvinsiJawa Timur
KabupatenJombang
KecamatanKudu
Kode pos
61454
Kode Kemendagri35.17.17.2007 Edit nilai pada Wikidata
Luas2,53 Km Persegi
Jumlah penduduk3222 Orang (Sensus 2010)
Kepadatan1288.8 per Km
Peta
PetaKoordinat: 7°25′45″S 112°19′6″E / 7.42917°S 112.31833°E / -7.42917; 112.31833

Desa Kudubanjar terletak di wilayah administrasi Kecamatan Kudu, Kabupaten Jombang, Provinsi Jawa Timur. Atau berada di letak astronomis 112,317921 Bujur Timur dan 07,4272621 Lintang Selatan dan berada di letak geografis dengan perbatasan, di sebelah utara berbatasan dengan Desa Sumbernongko (Kecamatan Ngusikan), di sebelah timur berbatasan dengan Desa Mernung, Desa Simowau, Desa Kemuning dan Desa Ketapang Kuning (Kecamatan Ngusikan), di sebelah selatan berbatasan dengan Desa Menturus (Kecamatan Kudu), serta di sebelah barat berbatasan dengan Desa Sumber Teguh (Kecamatan Kudu). Total luas tanah di Desa Kudubanjar keseluruhan adalah 2,53 Km², Desa Kudubanjar terdiri dari 4 (empat) dusun, dan terbagi menjadi 10 Rukun Warga serta 26 Rukun Tetangga. 4 dusun yang terdapat di Desa Kudu Banjar yaitu:

1. Dusun Kudu

2. Dusun Ketapang Lor

3. Dusun Banjarejo

4. Dusun Ketapang Kidul

Ditinjau dari komposisinya Dusun Kudu mempunyai penduduk terbanyak yang berada di 3 wilayah RW dan tersebar di 16 wilayah RT. Dan ditinjau dari wilayah dusun, dusun terluas adalah dusun Kudu yang berada di pusat pemerintahan Desa Kudubanjar. Keadaan tanah yang ada di Desa Kudubanjar subur, faktor penting yang mempengaruhi tingkat kesuburan tanah adalah aliran sungai yang cukup besar dan hasil letusan gunung Kelud yang dimungkinkan terbawa aliran air Sungai Brantas dan pecah ke utara hingga sampai ke Desa Kudubanjar.

Desa Kudubanjar terletak di wilayah dataran rendah yang menuju ke perbukitan yang terletak di utara, dengan iklim tropis sesuai dengan letak astronomis di atas dengan suhu rata-rata 35 °C. Desa Kudu Banjar memiliki cuaca yang sama dengan negara Indonesia yakni kemarau dan penghujan, musim kemarau terjadi pada antara April sampai Oktober, sedang musim penghujan terjadi pada antara Oktober sampai April. Namun seiring perkembangan zaman dan semakin memanasnya bumi karena efek Global Warming, maka musim mulai berubah tidak tetap, kemarau terjadi pada Juni Sampai Nopember sedang penghujan terjadi pada Desember sampai Mei. Curah Hujan di wilayah desa Kudubanjar memiliki catatan yang hampir sama dengan desa - desa lain di wilayah Kecamatan Kudu, Curah hujan tertinggi pada tahun 2010 adalah di bulan Maret sebanyak 17 hari hujan sedang curah hujan terendah adalah pada bulan Juli sebanyak 3 hari hujan. Desa Kudubanjar berada pada ketinggian antara <500 meter di atas permukaan laut dengan kemiringan 0° yang di mana banyak ditumbuhi tanaman pertanian, dan didominasi dengan tanaman tebu, padi, dan jagung. Sedang hewan, terdapat hewan-hewan ternak yang didominasi oleh sapi, kambing, dan ayam.

SEJARAH

Desa Kudubanjar, nama desa berasal dari sebuah tanaman yang mudah tumbuh di daerah dataran rendah dan berkhasiat obat, yakni mengkudu.

menurut penduduk sekitar, Pada saat Kerajaan Mojopahit diancam akan dilakukan penyerangan oleh pasukan pemerintahan Raden Patah dari Demak Bintoro, Rakai Banjar beserta pasukannya diperintahkan untuk mengahdang. Berangkatlah Rakai Banjar beserta pasukannya ke arah utara. Disuatu tempat di utara Sungai Brantas, Rakai Banjar mendirikan pesanggrahan tepatnya dihutan yang banyak ditumbuhi pohon mengkudu. Perkiraan Rakai Banjar tempat tersbut akan dilewati oleh pasukan Raden Patah dari Demak Bintoro.

Tetapi Raden Patah lewat sebelah barat menuju Kerajaan Kediri, karena Kerajaan Kediri dikira Kerajaan Mojopahit. Setelah dari Kediri Raden Patah menuju ke timur yaitu Kerajaan Mojopahit. Maka terjadilah peperangan antara pasukan Rakai Banjar dengan Laskar Raden Patah. Peperanan itu dinamakan Perang Paregreg, Kerajaan Mojopahit runtuh atau dikalahkan oleh pasukan Raden Patah.

Rakai Banjar tidak berani kembali ke kerajaan Mojopahit, dan menetaplah ditempat tersebut untuk mengasingkan diri beserta pasukannya. Rakai Banjar lalu menjadi seorang pertapa yang berjuluk “ EYANG DJENGGOT”, setelah Rakai Banjar wafat, tempat yang digunakan pesanggrahan atau bertapa oleh para pengikut Rakai Banjar atau Eyang Djenggot dinamakan “KUDUBANJAR”. Nama “KUDU” diambil dari hutan mengkudu, dan “BANJAR” diambil dari nama belakang Rakai Banjar. Sampai sekarang tempat pesanggrahan tersebut meninggalkan petilasan yang berupa Sumur Bumbung dan arca maupun prasasti. Oleh warga setempat sampai sekarang masih digunakan sebagai pemujaan dan tempat itu sampai sekarang di sakralkan. Lurah atau Kepala desa pertama dari Desa Kudubanjar adalah Bapak Mertoprawiro, dia adalah kakek dari Ibu Hani (rumah berada di selatan langgar al Maghfiroh) dan nama dia sekarang diabadikan sebagai nama jalan utama desa.

PENINGGALAN PENINGALAN BERSEJARAH

1. SUMUR BUMBUNG

Sumur Bumbung merupakan alat pemujaan yang sakral, yang samapi sekarang masih digunakan oleh para warga yang masih percaya dengan hal mistis sebagai tempat pemujaan atau sebagai alat untuk Tolak balak oleh masyarakat setempat. Tempat itu dulunya dikenal sangat angker karena letaknya yang dikelilingi pohon-pohon seperti pohon beringin, namun semua pohon telah ditebang dan sumur tersebut di pagari dan terlihat sangat bersih.

2. TUGU NASIONAL

Tugu Nasional juga merupakan salah satu peninggalan bersejarah lainnya di desa Kudubanjar ini, tugu ini berada di persimpangan jalan. Tugu ini berbentuk seperti lipstik dengan ujung yang berwarna merah. Tempat ini akan ramai sebagai tempat tongkrongan anak-anak muda pada malam hari. Konon katanya Tugu Nasional ini adalah sebuah batu nisan bagi banyaknya mayat yang dikubur disitu, mayat-mayat itu antara lain adalah para korban PKI yang kejam, mereka semua dibuang dalam lubang kemudian ditutup kembali dengan tanah dan diberi sebuah batu nisan yang besar sebagai penanda bahwa di bawahnya adalah kuburan para korban PKI yakni Tugu Nasional.

3. KENTONGAN

Kentongan adalah alat komunikasi lama didesa ini, Kentongan ini sudah berusia sekitar berapa puluh tahun yang lalu yang sampai sekarang masih disimpan dan masih utuh. Kentongan ini sangat awet karena kayu yang digunkan terbuat dari kayu yang sangat kuat sehingga tidak mudah rapuh. Alat ini biasa digunakan untuk memberi pengumuman untuk kumul, ada pencurian, kebakaran dan lain-lainnya.

Teks tebal

Kembali kehalaman sebelumnya