Perusahaan ini memulai sejarahnya sejak konglomerasi Mitsubishi didirikan oleh Yataro Iwasaki. Iwasaki awalnya dipekerjakan oleh Klan Tosa asal Prefektur Kōchi, dan menempatkannya di Nagasaki pada dekade 1860-an. Iwasaki pun menjadi dekat dengan Sakamoto Ryōma, seorang figur penting dalam Restorasi Meiji yang mengakhiri Keshogunan Tokugawa dan memulihkan Kekaisaran Jepang pada tahun 1867. Iwasaki ditugaskan memimpin bisnis perdagangan Klan Tosa, Tsukumo Shokai, yang berpusat di Osaka. Perusahaan ini kemudian berganti nama menjadi Mitsukawa Shokai dan berganti lagi menjadi Mitsubishi Shokai. Sekitar tahun 1871, perusahaan ini kembali mengubah namanya menjadi Mitsubishi Steamship Company dan mulai melayani pengiriman surat antara Yokohama dan Shanghai dengan dukungan pemerintah.[3]
Di bawah kepemimpinan Iwasaki pada akhir abad ke-19, Mitsubishi melebarkan sayapnya dengan memulai bisnis asuransi (Tokio Marine Insurance Company dan Meiji Life Insurance Company), pertambangan (Takashima Coal Mine), serta perakitan kapal.[3] Setelah kematian Yataro pada tahun 1885, penerusnya, Yanosuke Iwasaki menggabungkan bisnis perakitan kapal Mitsubishi dengan pesaingnya, untuk membentuk Nippon Yusen Kaisha (NYK) dan memfokuskan bisnis Mitsubishi pada pertambangan batu bara dan tembaga. Pada tahun 1918, bisnis perdagangan internasional Mitsubishi dipisah, dan resmi berdiri sendiri dengan nama Mitsubishi Shoji Kaisha.[4]Mitsubishi Goshi Kaisha bertindak sebagai perusahaan induk selama Perang Dunia II, saat Mitsubishi Heavy Industries (diluncurkan pada tahun 1934) memproduksi kapal, pesawat, dan alat berat untuk keperluan perang.[5]
Setelah perang, Douglas MacArthur meminta pembubaran perusahaaan "zaibatsu" yang mendominasi ekonomi Jepang. Mitsubishi hanya satu-satunya zaibatsu yang menolak permintaan ini, atas perintah presiden Koyata Iwasaki, yang kemudian jatuh sakit.[5] Mitsubishi akhirnya dibubarkan pada tahun 1947, dan di bawah peraturan ketat yang diberlakukan oleh pemerintah pendudukan, pegawai bisnis perdagangan Mitsubishi Shoji pun disebar ke dalam 100 perusahaan terpisah. Mulai tahun 1950, pembatasan pada rekonsolidasi perusahaan hasil pembubaran zaibatsu dilonggarkan, dan pada tahun 1952 sebagian besar perusahaan hasil pembubaran Mitsubishi Shoji telah tergabung kembali menjadi tiga perusahaan saja.[6]
Mitsubishi Corporation yang ada saat ini, didirikan sebagai hasil penggabungan tiga perusahaan tadi pada tahun 1954, awalnya dengan nama Mitsubishi Shoji; Mitsubishi juga mendaftarkan sahamnya di Bursa Saham Tokyo dan Bursa Efek Osaka pada tahun yang sama. Mitsubishi Shoji kemudian mengubah namanya menjadi "Mitsubishi Corporation" pada tahun 1971.[7] Bersamaan dengan itu, Mitsubishi juga membuka 14 kantor penghubung di luar Jepang, serta anak usaha di Amerika Serikat bernama Mitsubishi International Corporation dengan kantor di New York dan San Francisco. Pada tahun 1960, Mitsubishi telah memiliki 51 kantor di luar Jepang.[8] Investasi besar pertama Mitsubishi di luar Jepang adalah proyek gas alam cair di Brunei, pada tahun 1968.[7]
Bersama Mitsubishi Bank, Mitsubishi Corporation memainkan peran penting dalam perdagangan internasional untuk perusahaan lain yang merupakan bagian dari zaibatsu Mitsubishi selama periode pasca perang, seperti Mitsubishi Heavy Industries dan Mitsubishi Motor Company, membentuk sebuah grup bisnis keiretsu besar.[9]
Mitsubishi merupakan perusahaan perdagangan terbesar di Jepang mulai akhir dekade 1960-an hingga pertengahan dekade 1980-an, saat turun ke peringkat lima pada tahun 1986, dan akhirnya memicu akuisisi besar-besaran yang dilakukan bersamaan dengan perusahaan lain di dalam keiretsu Mitsubishi.[9] Pada tahun 2015, Mitsubishi kembali menjadi perusahaan dagang terbesar di Jepang. Walaupun begitu, Mitsubishi mengalami kerugian pertamanya sejak Perang Dunia II berakhir, yakni pada tahun fiskal yang berakhir pada bulan Maret 2016, di tengah perlambatan ekonomi dan penurunan harga komoditas, menyebabkan Mitsubishi harus menyerahkan peringkat pertamanya kepada Itochu.[10]
Operasi
Mitsubishi Corporation berkantor pusat di Marunouchi, Chiyoda, Tokyo.[11] Kantor pusatnya berlokasi di dua gedung di Marunouchi, yakni Gedung Mitsubishi Shoji (三菱商事ビルcode: ja is deprecated , Mitsubishi Shōji Biru) dan Gedung Marunouchi Park (丸の内パークビルcode: ja is deprecated , Marunouchi Pāku Biru).[12]
Bisnis Mitsubishi Corporation terbagi menjadi delapan grup, yakni :
Grup Bisnis Infrastruktur & Lingkungan Global : Menangani proyek transportasi, air, listrik, dan industri. Proyek infrastrukturnya meliputi bandara di Mandalay dan Ulaanbataar, perkeretaapian perkotaan di Kairo, Doha dan Dubai, serta proyek listrik dengan nama Diamond Generating dan Diamond Transmission.[14] Pada tahun 2015, Mitsubishi mengumumkan aliansi strategis dengan Çalık Enerji asal Turki untuk mengembangkan bisnis infrastrukturnya di Turki dan Afrika Selatan.[15]
Grup Pengembangan, Logistik, dan Keuangan Industri : Menangani manajemen aset, pembiayaan aset, lahan yasan, dan logistik.[16]
Grup Permesinan : Menjual alat berat, kapal, peralatan pertahanan, dan kendaraan bermotor (terutama untuk Isuzu).[20]
Grup Kimia : Memproduksi dan menjual berbagai kimia komoditas dan fungsional, terutama petrokimia.[21]
Grup Kebutuhan Hidup : Mengembangkan dan menjual produk konsumer, serta mengelola bisnis ritel; berinvestasi di Lawson dan Alfamart.[22]
Dari semua grup di atas, energi merupakan grup terbesar, dengan menyumbang hampir separuh total pendapatan Mitsubishi pada semester pertama tahun fiskal 2015.[23]
Penghargaan
Pada tahun 2008, Mitsubishi Corporation diberi penghargaan In-House of the Year - Trading Company In-House Team of the Year pada 2008 ALB Japan Law Awards.[24]
^ ab"History of Mitsubishi Corporation". International Directory of Company Histories, Vol. 12. St. James Press, 1996. Diakses tanggal 22 January 2015.