Moekijat
Letnan Jenderal KKO (Purn.) Moekijat (EYD: Mukiyat; 15 Desember 1927 – 1 November 1985) adalah Panglima KKO-AL (sekarang Korps Marinir) dari 16 Oktober 1968 hingga 6 Desember 1971. Ia juga pernah menjadi Kepala KBRI di Kedutaan Besar Republik Indonesia di Pyongyang, Korea Utara (1971—1975) dan Kedutaan Besar Republik Indonesia di Helsinki, Finlandia (1975—1980). Saat ini namanya diabadikan menjadi nama "Kesatrian Marinir Moekijat" yang bermarkas Komando Pasmar 2, Gedangan, Sidoarjo, Jawa Timur. yang diresmikan oleh Kepala Staf Angkatan Laut Laksamana TNI Tedjo Edhy Purdijatno, S.H.[1] Pendidikan MiliterPendidikan militer yang berhasil ditempuh antara lain : Tahun 1951 menempuh pendidikan SPT Semarang yang kini menjadi Politeknik Ilmu Pelayaran Semarang, tahun 1956 pendidikan Yunior Course USMC dan pada tahun yang sama menempuh pendidikan Warfare School (USA). tahun 1957 menempuh pendidikan Naval Gun Fire 10 Course dan terahkir pada tahun 1969 menempuh pendidikan General Staff (USSR). Tanggal 16 Oktober 1968 Mayjen Moekijat secara resmi menjabat Panglima KKO AL dan bertugas di MB KKO AL Jakarta. Awal masa jabatanya selaku Panglima KKO AL dihadapkan pada situasi wilayah RI yang masih rawan dari segi pertahanan keamanan akibat rongrongan sebagian pendukung pemberontak G30S/PKI. Mayjen Moekijat memerintahkan setiap anggota KKO AL agar turut membantu menciptakan keamanan.[2] Karier militerIa masuk ke TNI Angkatan Laut pada tahun 1945 dengan pangkat Letnan Dua KKO, selama di ALRI (Angkatan Laut Republik Indonesia) kariernya memuncak dan menjabat Komandan KKO ke-4 dari tahun 1968—1971. Ia diangkat Presiden RI, Soeharto menjadi Duta Besar Indonesia untuk Korea Utara pada tahun 1971 dan Finlandia pada tahun 1975. Ia juga pernah menjadi Presiden Komisaris Bank Bumi Daya (1981) dan Direktur Utama Sasana Bhanda (1984). Referensi
Pranala luar
|