PS Barito Putera
Persatuan Sepak Bola Barito Putera (biasa disebut sebagai PS Barito Putera, atau hanya Barito Putera saja) adalah klub sepak bola profesional Indonesia yang berbasis di Kota Banjarmasin, Kalimantan Selatan. Klub ini didirikan pada tahun 1988 dan bermarkas di Stadion 17 Mei yang terletak di Kota Banjarmasin dan juga bermarkas di Stadion Demang Lehman yang terletak di Kabupaten Banjar. Klub Peseban Banjarmasin dan Persemar Martapura yang keduanya berlaga di Liga 3 merupakan klub sekota di wilayah Banjar Raya, bersama dengan klub ini. SejarahMasa AwalBarito Putera dibentuk dengan harapan memajukan sepak bola Kalimantan Selatan. Lahir dari inisiatif H. Abdussamad Sulaiman HB. Kerangka awal tim berasal dari Persinus Banjarmasin, klub amatir asal Kalimantan Selatan yang juga didirikan oleh Abdussamad pada tahun 1975, dan dari tim persiapan PON Kalimantan Selatan tahun 1988, seperti Radiani, Tarmizi (Barabai), Masransyah (Rantau), Abdillah, Sultan (Martapura), dua bersaudara M. Yusuf dan M. Riduan, Sir Yusuf Huwae, Enong Noordiansyah, dan Marjono (Banjarmasin). M. Yusuf ditunjuk menjadi kapten pertama Barito. Karena ingin berprestasi di Kompetisi Galatama, Barito Putera mendatangkan pemain-pemain Nasional seperti Agus Salim, Muchtar, dan Abunawas dari Ujung Pandang, kemudian dari Jawa Barat didatangkan M. Yunus, Nadir Salasa dari Surabaya, Sugiarto dari Malang dan Priyo Haryadi dari Jakarta. Awal berdirinya langsung mengikuti Galatama, dengan manajer M Hatta dan pelatih Andi Lala. Pada Kompetisi Galatama 1988, Barito hanya dapat bertengger di urutan 18. Barito kalah bersaing dengan tim-tim besar yang sudah matang sebelumnya semacam Kramayudha Tiga Berlian, Pelita Jaya, Makassar Utama, Niac Mitra dan Arema Malang.[1] Era LiginaPada edisi pertama Ligina 1, merupakan musim yang tak bisa dilupakan, Barito Putera yang saat itu dimanejeri H. Rahmadi HAS sukses ke semifinal Ligina I. Sayang mereka tumbang di semifinal kala berhadapan dengan Persib Bandung 0-1 di Senayan. Kekalahan yang disebut oleh media-media nasional sebagai keberhasilan yang dirampok, karena kekalahan tersebut disinyalir sudah diskenariokan. Namun sepulangnya dari Senayan, Barito disambut bak Pahlawan, manusia menyemut dari Bandara Syamsuddin Noor Banjarbaru ke arah Banjarmasin sepanjang 30 km dengan kostum merah kebanggan Barito Putera pada waktu itu.[2] Liga Dunhill Edisi 1 starting lineup semifinal Barito 0 – 1 Persib
[3] Pada tahun 1996, Daniel Roekito digantikan oleh pelatih asal Bulgaria Aleksandar Sasho, pelatih asing pertama mereka. Pada tahun 1997 Maryoto bergabung lagi ke Barito menggantikan Sasho, Maryoto dan Sasho menjadi duet Barito. Antara 1999 dan 2002, Rudy William Keltjes dan Tumpak Sihite melatih Barito. Di periode ini prestasi Barito seakan jalan ditempat dan menjadi tim medioker Liga Indonesia. Barito TerpurukMeskipun dilatih oleh Frans Sinatra Huwae, karena masalah keuangan, Barito Putera diturunkan ke Divisi I Liga Indonesia pada tahun 2003. Krisis mereka berlanjut dan mereka terdegradasi ke Divisi II Liga Indonesia pada tahun 2004, meskipun telah mengganti pelatih mereka ke Gusti Gazali. Ada rumor bahwa klub itu bangkrut, namun kemudian ditepis oleh manajer Hasnuriyadi. Zainal Hadi HAS kemudian diangkat sebagai manajer dan ia menunjuk Salahudin sebagai pelatih. Akhirnya pada tahun 2008, mereka memenangkan Divisi II Liga Indonesia, dan promosi ke Liga Indonesia Divisi I. Pada tahun 2010, Barito finish di posisi delapan dan dipromosikan ke Divisi Utama Liga Indonesia dengan pemain seperti Sugeng Wahyudi, Husin Mugni, Dwi Permana, Zulkan Arief, Adre Djoko dan sartibi Darwis. Barito BangkitPada musim Divisi Utama 2010-2011 Barito mencoba untuk keluar dari keterpurukan. Meskipun hanya bermaterikan pemain-pemain muda, Barito mampu bersaing dengan para kompetitor lainnya dan menjadi tim yang layak diperhitungkan. Di musim ini Barito mampu finish di urutan ke 6 setelah di pertandingan terakhir dikalahkan PS Sleman 0-1 dan tidak mendapatkan kesempatan untuk promosi ke Liga Super. Barito naik peringkat ke 5 setelah PSSI menghukum Persebaya Surabaya karena ketahuan memakai pemain yang tidak sah. Salahudin berhasil membawa Barito Putera ke kasta tertinggi sepak bola Indonesia dan berhasil menjadi Raja di Divisi Utama 2011-12 setelah mengalahkan Persita Tangerang 2 - 1 di Stadion Manahan, Solo. Gol Barito Putera diciptakan oleh Sugeng Wahyudi dan Sackie Doe. Saat tiba di Banjarmasin, skuat Barito Putera disambut bak pahlawan dan mengarak trofi juara keliling Banjarmasin dengan diringi ribuan pecinta setianya mencapai kurang lebih 3 km.[1] Coach Salahudin berhasil membawa Barito Putera ke papan atas Liga Super Indonesia dengan menduduki peringkat ke 6 Klasemen akhir Liga Super Indonesia 2013 dan menjadi klub promosi terbaik Liga Super 2013.[1] Pada Liga Super 2014 barito turun pada posisi 7. Logo & StadionLogo Barito Putera berbentuk sederhana dan khas klub Galatama . Pola dalam logo membentuk tulisan BP yang merupakan singkatan dari Barito Putera, angka 88 merupakan tahun berdirinya klub, warna kuning dan biru adalah warna yang identik dengan sponsor utama yaitu Hasnur Grup.[4]
StadionStadion 17 Mei adalah stadion yang menjadi kandang dari PS Barito Putera semenjak berdiri pada tahun 1988. Stadion ini dibangun oleh Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan pada tahun 1974. Renovasi dilakukan pada tahun 2007, 2010 dan 2013. Pada musim 2013, Barito Putera berkandang di Stadion Demang Lehman, karena proses renovasi yang dilakukan di Stadion 17 Mei, sampai digunakan kembali pada tahun 2015. Di awal musim Liga 1 2019, Stadion 17 Mei kembali direnovasi dan Barito kembali berkandang di Stadion Demang Lehman, Martapura.[5] MusimKlasemen Liga 1 2024–2025
Per pertandingan yang dimainkan pada 20 December 2024. Sumber: Liga 1 2024–25 Kriteria penentuan peringkat: 1) Poin; 2) Poin head-to-head; 3) Selisih gol head-to-head; 4) Gol yang dicetak head-to-head; 5) Selisih gol; 6) Gol yang dicetak; 7) Poin fair-play; 8) Undian. Catatan:
Statistik KlubPrestasi Musim per Musim
Champion Runners-up 3rd place Promoted Relegated QR Babak kualifikasi NP Tidak berpartisipasi
Note: Prestasi
Ranking KlubRanking Klub Dunia
Ranking Klub Asia
SkuatTim UtamaCatatan: Bendera menunjukkan tim nasional sesuai dengan peraturan FIFA. Pemain dapat memiliki lebih dari satu kewarganegaraan non-FIFA.
Staff teknis
Manajemen
Manejer Tim
Pelatih Kepala
Kapten
Apparel dan Sponsor
SuporterSuporter Barito Putera tersebar diseluruh wilayah Kalimantan Selatan, serta beberapa provinsi di Indonesia lainnya yang kebanyakan dari mereka adalah pelajar ataupun imigran asal Kalimantan Selatan yang tinggal diluar daerah. Adapun kelompok suporter terbesar Barito Putera adalah Bartman(Barito Mania), yang basisnya tersebar dibeberapa daerah Kalimantan dan luar pulau. LegendaSalahudin bergabung dengan Barito Putera pada tahun 1989 sebagai pemain hingga tahun 2000. Pada tahun 2007, Salahudin dipanggil untuk menjadi pelatih hingga tahun 2015. Salahudin berhasil membawa Barito Putera promosi ke Liga Super Indonesia pada tahun 2013, setelah berhasil menjuarai Divisi Utama Liga Indonesia edisi 2011/2012.[19] Frans Sinatra Huwae bergabung dengan Barito Putera pada tahun 1989 sebagai pemain hingga tahun 2000. Setelah pensiun sebagai pemain, Frans Sinatra diberikan tugas baru untuk menjadi Pelatih pada tahun 2002 hingga tahun 2003. Frans Sinatra Huwae terasa spesial bagi suporter Barito Putera karena dia merupakan putra asli daerah yang dapat beprestasi di Persepakbolaan Nasional.[20] Referensi
Lihat jugaPranala luar
Diarsipkan 2014-10-04 di Wayback Machine. |