Share to:

 

Pelabuhan Pondokdadap

Pelabuhan Perikanan Pantai Pondokdadap yang menghadap ke Pulau Sempu.
Proses pendaratan ikan cakalang di Pelabuhan Perikanan Pantai Pondokdadap

Pelabuhan Pondokdadap atau secara formal memiliki nama Pelabuhan Perikanan Pantai Pondokdadap adalah pelabuhan yang berada di pantai selatan Kabupaten Malang, provinsi Jawa Timur. Pelabuhan ini terletak persis di seberang Pulau Sempu, menjadikannya sebagai satu-satunya pelabuhan perikanan alami yang tidak memiliki struktur bangunan pantai buatan di Jawa Timur[1].

Sejarah

Nama Pondokdadap berasal dari sejarah awal kawasan ini ketika masih dijadikan sebagai tempat pendaratan ikan oleh para nelayan lokal pada tahun 90-an. Pada awalnya, hanya terdapat sebuah bangunan pondok di sisi timur yang dikelilingi oleh pohon dadap, sehingga dari sinilah nama 'Pondokdadap' digunakan sebagai penyebutan nama lokasi tempat nelayan mendaratkan ikan tersebut.

Pelabuhan Pondokdadap ditetapkan sebagai Pelabuhan Perikanan Pantai melalui Keputusan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor: 12/MEN/2004, dimana status pengelolaannya berada di bawah Pemerintah Provinsi Jawa Timur melalui Dinas Kelautan dan Perikanan Jawa Timur[2].

Lokasi

Pelabuhan Pondokdadap secara administratif terletak di wilayah Dusun Sendang Biru, Desa Tambakrejo, Kecamatan Sumbermanjing Wetan, Kabupaten Malang, menjadikan pelabuhan ini lebih dikenal dengan nama 'Pelabuhan Sendang Biru' oleh masyarakat pada umumnya. Pelabuhan ini terletak sekitar 75 kilometer dari pusat Kota Malang. Pelabuhan ini dapat diakses melalui jalur darat via Turen-Sumbermanjing atau via Gondanglegi-Bantur-Balekambang. Terdapat dua bus DAMRI yang beroperasi melayani trayek Malang-Sendang Biru setiap harinya[3].

Pelabuhan Pondokdadap berada dekat disekitar kawasan pantai wisata yang terkenal di Malang Selatan, beberapa diantaranya adalah Pantai Sendang Biru, Pantai Clungup-Tiga Warna, Pantai Bangsong-Teluk Asmara, dan Pantai Goa Cina.

Ekonomi dan Operasional

Aktivitas perikanan di Pelabuhan Pondokdadap merupakan tulang punggung kegiatan ekonomi di Pantai Selatan Malang. Tidak kurang sebanyak 15.000 ton ikan didaratkan setiap tahunnya di Pelabuhan Pondokdadap[1]. Terdapat puluhan jenis ikan yang didaratkan di Pelabuhan Pondokdadap, beberapa diantaranya merupakan ikan ekonomis penting yang bernilai ekspor[4], seperti tuna, cakalang, Tongkol, marlin, tenggiri, dan lemadang yang menyumbang hampir setengah dari volume ikan yang didaratkan di Pelabuhan Pondokdadap[5]. Ikan hasil tangkapan nelayan yang didaratkan di Pelabuhan Pondokdadap diketahui telah menembus pasar Jepang dan Australia[6]. Kegiatan penangkapan ikan di Pelabuhan Pondokdadap didukung oleh hampir 600 armada kapal perikanan berukuran 11-20 GT yang melaksanakan penangkapan di WPP-573 (Samudera Hindia)[1].

Kegiatan pendaratan ikan di Pelabuhan Pondokdadap dimulai semenjak pagi sekitar pukul 6:00 WIB, dimana para nelayan sudah memarkirkan perahunya sesuai nomor antrian untuk mendaratkan ikan. Pengangkutan ikan di Pelabuhan Pondokdadap masih menggunakan tenaga manual, dimana para juru angkut akan bepergian mengangkut ikan yang diturunkan dari atas kapal menuju ke Tempat Pelelangan Ikan. Pelelangan ikan sendiri dimulai apabila telah ada cukup ikan untuk dipasarkan. Pelelangan paling cepat dilaksanakan pada pukul 7:00 WIB hingga 10.00 WIB, lamanya tergantung pada hasil pendaratan ikan pada hari tersebut.

Setelah melalui proses lelang, ikan kemudian diangkut menuju truk berpendingin untuk dibawa ke pabrik pengolahan, atau dipasarkan secara lokal di pasar ikan yang ada di dalam wilayah pelabuhan. Dalam pasar ikan higienis yang memiliki nama 'Kios Ikan Nelayan', para pengunjung dapat membeli ikan segar hasil tangkapan nelayan, dimana para penjual juga biasa menawarkan jasa pembersihan dan pemotongan ikan. Pada akhir minggu dan hari libur, pasar ikan ini biasanya ramai dikunjungi wisatawan yang hendak berbelanja sepulang dari berwisata[7].

Budaya

Nelayan Dusun Sendang Biru memiliki tradisi upacara 'Petik Laut' yang dilaksanakan setiap tanggal 27 September. Tradisi ini digelar dengan melarung sesaji dari hasil bumi dan hasil laut. Tradisi ini dilaksanakan sebagai bentuk pengucapan rasa syukur kepada Tuhan atas rezeki yang sudah diberikan kepada masyarakat Dusun Sendang Biru selama tahun berjalan. Tradisi ini dilaksanakan di Pelabuhan Pondokdadap, dimana pada pelaksanaannya, Pelabuhan Pondokdadap selalu ramai didatangi oleh masyarakat dari berbagai daerah di sepanjang Pesisir Selatan Kabupaten Malang yang dengan antusias menyaksikan prosesi upacara dari awal hingga selesai[8][9].

Referensi

  1. ^ a b c Budianto, Muh. Ichsan; Andrimida, Anthon; Noviyanto, Tri Aspriadi (2021). Panduan Identifikasi Spesies Perikanan Tuna Pelabuhan Perikanan Pantai Pondokdadap. Malang: Pelabuhan Perikanan Pantai Pondokdadap. hlm. 8–11. ISBN 9786239644208. 
  2. ^ Pondokdadap, Pelabuhan Perikanan Pantai. "Tentang Kami". Pelabuhan Perikanan Pantai Pondokdadap. Diakses tanggal 2024-01-04. 
  3. ^ DAMRI, Sekper (2023-10-06). "DAMRI Siap Memanjakan Perjalanan Wisatawan Malang, Tarif dan Jadwal terbaru KSPN DAMRI". DAMRI. Diakses tanggal 2024-01-04. 
  4. ^ Napitupulu, Delima Natalia (2022-10-24). "Ubah Laku Nelayan Sendangbiru Tembus Pasar Eropa". Lampost: Jendela Informasi Lampung. Diakses tanggal 2024-01-04. 
  5. ^ Wiadnya, D G R; Damora, A; Tamanyira, M M; Nugroho, D; Darmawan, A (2018-03). "Performance of rumpon-based tuna fishery in the Fishing Port of Sendangbiru, Malang, Indonesia". IOP Conference Series: Earth and Environmental Science. 139: 012019. doi:10.1088/1755-1315/139/1/012019. ISSN 1755-1307. 
  6. ^ Jatim, Bappeda (2013-11-11). "Sendang Biru Ekspor Ikan Tuna ke Jepang dan Australia". Bappeda Jatim. Diakses tanggal 2024-01-04. 
  7. ^ Aqua, Trobos (2020-01-15). "Warna Warni Kegiatan Sendang Biru". Trobos Aqua. Diakses tanggal 2024-01-04. 
  8. ^ Hakiki, Imron; Hartik, Andi (2022-09-27). "Tradisi Petik Laut Sendang Biru, Ungkapan Syukur Nelayan di Malang". Kompas. Diakses tanggal 2024-01-04. 
  9. ^ Wicaksono, Erwin (2022-09-27). "Tradisi Petik Laut di Pelabuhan Sendang Biru Malang Digelar Meriah, Ada 3 Tumpeng yang Dilarung". Tribun Jatim. Diakses tanggal 2024-01-04. 

Pranala luar

Kembali kehalaman sebelumnya