Penghancur tank M10
M10 Wolverine adalah penghancur tank buatan Amerika Serikat yang dikembangkan dari sasis tank medium M4 Sherman. Mulai diproduksi pada tahun 1942, M10 adalah penghancur tank yang paling banyak digunakan oleh pasukan Sekutu di front Eropa Barat. Berbeda dengan penghancur tank buatan Jerman atau Uni Soviet, M10 lebih mirip tank karena dilengkapi dengan turet yang dapat berputar 360 derajat. Latar belakangDoktrin pertempuran lapis baja yang dianut Amerika Serikat pada awal keterlibatannya dalam Perang Dunia II adalah fungsi tank sebagai pendukung pasukan infanteri dan untuk membuka gelombang awal serbuan pasukan. Oleh karena itu meriam yang digunakan tank lebih diutamakan untuk mampu menembakkan proyektil ledakan tinggi dan untuk menghadapi tank musuh adalah tugas pasukan penghancur tank. Penghancur tank disimpan sebagai pasukan cadangan dan akan bergerak jika pasukan tank musuh berhasil menembus garis pertahanan. Pada perkembangan selanjutnya ternyata doktrin ini tidak efektif dan tank juga harus mampu bertempur melawan pasukan lapis baja musuh. M10 pun dalam Perang Dunia II akhirnya juga banyak melakukan tugas sebagai pemberi dukungan tembakan, yang pada awalnya justru merupakan tugas dari pasukan tank. ArmamenM10 dipersenjatai dengan meriam M7 kaliber 76mm yang dikembangkan dari meriam anti serangan udara M1918. Meriam M1918 ini juga dikembangkan menjadi meriam anti tank M5. Kaliber 76mm sendiri tetap dipilih oleh Amerika Serikat walaupun Inggris menawarkan meriam 17 pdr. Alasan utama Amerika Serikat adalahfaktor logistik karena Amerika Serikat kesulitan untuk memproduksi amunisi dengan kaliber baru, sementara Amerika Serikat memiliki produksi dan persediaan amunisi kaliber 76mm dalam jumlah besar karena meriam kaliber 76mm juga banyak dipergunakan oleh kapal-kapal Angkatan Laut Amerika Serikat. Selain meriam M7, M10 Wolverine juga dipersenjatai dengan senapan mesin berat M2HB. Walaupun dilengkapi dengan turet, tetapi penghancur tank ini memiliki lapisan baja yang tipis dan desain turet yang terbuka juga mengakibatkan awak kendaraan ini rawan terkena pecahan peluru artileri. Turet juga tidak dilengkapi dengan motor sehingga untuk memutar turet awak kendaran harus memutar secara turet secara manual. Meriam kaliber 76mm juga tidak dapat berfungsi secara maksimal karena amunisi tipe APCBC dan tipe APHE yang menjadi standar pasukan Amerika Serikat tidak dapat menembus lapisan baja tank-tank Jerman secara frontal, kecuali menembak bagian samping atau belakang tank musuh. Memang, Amerika Serikat memiliki amunisi tipe High Velocity AP (HVAP, atau yang sering disebut sebagai Super AP) yang mampu menembus lapisan baja tank Panther secara frontal, tetapi amunisi tipe ini jumlahnya sangat terbatas, bahkan sampai Perang Dunia II berakhir jumlahnya tidak bisa mencukupi kebutuhan di lapangan. Umumnya setiap M10 hanya memiliki 2-4 butir amunisi tipe ini. Permasalahan yang sama juga dihadapi oleh unit-unit tank M4 Sherman Amerika Serikat yang dipersenjatai dengan meriam kaliber 76mm. Dinas tempurM10 mulai digunakan dalam pertempuran di awal tahun 1943, ketikaAS melakukan operasi militer di Tunisia. Selanjutnya M10 menjadi penghancur tank Amerika Serikat menggantikan M3 Gun Motor Carriage dan digunakan dalam jumlah besar di seluruh front pertempuran yang melibatkan pasukan Amerika Serikat. Walaupun dengan kemampuan meriam kaliber 76mm yang terbatas, penghancur tank ini mampu menghadapi tank-tank Jerman seperti Panzer III dan Panzer IV (sementara untuk menghadapi Panther atau Tiger dibutuhkan amunisi HVAP). Namun M10 kurang disukai pasukan Amerika Serikat di front Pasifik karena desain turetnya yang terbuka dianggap rawan terhadap taktik serangan massal pasukan infanteri Jepang. Selain digunakan oleh pasukan Amerika Serikat, M10 juga digunakan oleh pasukan Inggris, Kanada, dan Prancis. Dalam pertempuran merebut kota Paris pada tahuna 1944, sebuah M10 milik Prancis yang diberi nama Sirocco menjadi terkenal karena menghancurkan sebuah tank Panther milik Jerman. Sirocco merupakan M10 dari Resimen Blinde de Fusiliers Marinsyang merupakan bagian dari Divisi Lapis Baja ke-2 Prancis. Uniknya resimen ini adalah mereka adalah pasukan lapis baja namun para awaknya berasal dari Angkatan Laut Prancis. Dalam pertempuran di Normandia divisi tersebut memang kekurangan personel sehingga meminta bantuan sukarelawan dari Angkatan Laut Prancis. Walaupun bertempur sebagai pasukan lapis baja, tetapi para personelnya tetap menggunakan seragam dan atribut Angkatan Laut Prancis.Selain Prancis, Inggris juga menerima M10 dalam jumlah besar dari Amerika Serikat. Menyadari kemampuan meriam 76mm yang kurang memadai, maka banyak M10 milik Inggris yang diganti meriamnya dengan meriam anti tank 17pdr (sama seperti yang digunakan oleh varian Sherman Firefly). M10 hasil modifikasi ini diberi nama M10 Achilles Mk.II. Walaupun demikian ternyata modifikasi ini cukup memakan waktu sehingga ketika pendaratan pasukan Sekutu di Normandia sebagian besar M10 yang digunakan Inggris adalah M10 standar dengan meriam 76mm. M10 terus digunakan oleh pasukan Amerika Serikat sampai Perang Dunia II berakhir, tetapi setelah perang berakhir langsung dipensiunkan oleh pasukan Amerika Serikat. Sebagian besar dibesot dan sisanya diberikan kepda beberapan negara Sekutu Amerika Serikat, termasuk pasukan Cina Nasionalis yang sempat menggunakannya dalam Perang Saudara Tiongkok. Beberapa M10 juga masih ikut digunakan dalam Perang Korea. PenggunaReferensiCatatan
Kutipan
Daftar pustaka
Pranala luarWikimedia Commons memiliki media mengenai Penghancur tank M10.
|