Share to:

 

Sesar Lembang

Sesar Lembang
Gunung Batu merupakan titik akhir dari Patahan Lembang di Lembang tepat berada di belakang gunung.
Dinamai berdasarkanKawasan Lembang, salah satu kecamatan di Bandung Barat
Tahun diketahui1940
Koordinat6°49′49″S 107°38′08″E / 6.83028°S 107.63556°E / -6.83028; 107.63556
NegaraIndonesia
WilayahPulau Jawa
ProvinsiJawa Barat
Kota
Karakteristik
Elevasi400–1.600 m (1.300–5.200 ft)
JajaranGunung Sunda
Bagian dariSabuk alpida
SegmenSesar Lembang bagian barat, Sesar Lembang bagian timur
Panjang29 kilometer (18 mi)
Strikeright-lateral strike-slip
Tektonika lempeng
LempengLempeng Sunda
StatusAktif
Gempa bumisekitar 1600 masehi
JenisCrustal
Pergerakan1.95–3.45 mm/tahun
UmurPleistosen

Patahan Lembang (bahasa Sunda: Lepat Lémbang, aksara Sunda: ᮜᮨᮕᮒ᮪ ᮜᮦᮙ᮪ᮘᮀ) atau Sesar Lembang adalah sebuah patahan geser aktif yang terletak di Kecamatan Lembang, Kabupaten Bandung Barat, Jawa Barat. Sesar Lembang mengalami pertemuan dengan Sesar Cimandiri di Padalarang. Patahan ini memanjang dari Padalarang hingga Jatinangor yang kira kira memiliki jarak sekitar 29 Km.[1]

Menurut BMKG, patahan ini bisa menyebabkan gempa berkekuatan sekitar 6,8 hingga 7 pada Skala magnitudo, dengan waktu pengulangan gempa besar setiap 170–670 tahun sekali.[2] Sesar Lembang sendiri terbagi menjadi dua Segmen (bagian), yakni Segmen barat dan Segmen timur sehingga gempa yang diakibatkan memiliki skala yang berbeda-beda. Pergerakkan Sesar Lembang mencapai 3 milimeter/tahun. Akan tetapi, segmen-segmennya memiliki pergerakan tersendiri sehingga pergerakkan Sesar Lembang tidak Sempurna. Meski begitu, kecepatan pergerakan Sesar Lembang selalu berubah-ubah.

Sebuah riset melakukan penggalian paleoseismologi pada Sesar Lembang dan menemukan bukti adanya 3 gempa bumi besar pada abad ke-15; 2300–60 masehi dan 19.620–19.140 BP. Gempa bumi tahun 2300–60 masehi mempunyai perpindahan vertikal terukur sebesar 40 cm, yang konsisten dengan gempa berkekuatan 6,5 Mw.

Dengan menggunakan mesin OpenQuake Model Gempa Bumi Global, kami menghitung gerakan tanah untuk kedua skenario gempa bumi ini, dan memperkirakan bahwa 1,9–2,7 juta orang di wilayah metropolitan Bandung akan terpapar guncangan tanah yang lebih besar dari 0,3 g atau setara dengan VIII–IX pada Skala MMI.[3] Dalam sebuah skenario, jika terjadi gempa berkekuatan 6,6 di Sesar Lembang, maka 1,9 juta orang bisa mengalami guncangan tanah tingkat tinggi. Jika terjadi gempa berkekuatan 7, maka 2,7 juta orang bisa mengalami guncangan tanah tingkat tinggi.[4]

Sesar Lembang adalah pemetaan pertama sumber gempa bumi kerak dangkal di Pulau Jawa, pulau terpadat di dunia dan salah satu wilayah yang paling aktif secara seismik. Sesar Lembang dan sesar lainnya di Pulau Jawa kemungkinan besar menimbulkan risiko tinggi tidak hanya bagi Kota Bandung namun juga banyak wilayah perkotaan besar lainnya di Pulau Jawa.[5]

Pembentukan (Hipotetis)

Terbentuknya Patahan Lembang belum bisa dipastikan kapan terbentuknya. Banyak hipotesis-hipotesis mulai bermunculan secara geologi.

Hipotesis 1

Terbentuknya Patahan Lembang diduga terbentuk akibat ekstruksi magma ke permukaan bumi yang mengisi suatu lembah. Dengan adanya gaya tektonik yang bersifat konvergen, tumbukan lempeng tersebut mengakibatkan terangkatnya sebagian lembah tersebut sehingga membentuk susunan tebing yang curam.

Hipotesis 2

Patahan Lembang diduga terbentuk akibat adanya aliran magma akibat letusan gunung Tangkuban Parahu yang mengisi lembah aliran magma Akibat adanya gaya tektonik, terjadi pengangkatan sebagian lembah tersebut membentuk susunan tebing yang menjulang dan memanjang tersebut.

Kedua Hipotesis ini diperkuat dengan litologi dari patahan lembang tersebut yang tersusun atas batuan beku. Batuan beku merupakan batuan yang hanya terbentuk akibat proses pendinginan magma sehingga hipotesis mengenai magma yang mengisi suatu lembah, terangkat, dan membentuk patahan lembang merupakan hipotesis yang dapat diterima sampai saat ini.

Hipotesis 3 (Gunung Sunda)

Letusan Gunung Sunda juga diduga-duga menjadi penyebab dari terbentuknya Patahan Lembang. Terbentuknya diperkirakan hampir bersamaan dengan terbentuknya Danau Bandung Purba. Patahan Lembang (bersama dengan Danau Bandung Purba) terbentuk dari letusan gunung sunda sekitar 105.000 tahun lalu. Gunung Sunda saat itu diperkirakkan memiliki tinggi sekitar 4000 mdpl. Karena letusannya yang sangat dahsyat, 2/3 bagian gunung runtuh dan ambruk di utara gunung, sehingga terbentuklah Patahan Lembang. Sedangkan selatan gunung membentuk cekungan Bandung dan kaldera yang sangat besar.

Panjang Sesar Lembang

Saat ini, memang sudah ditentukan bahwa panjang Sesar Lembang adalah 29 km. Akan tetapi, sebelumnya Google Maps telah mengungkap bahwa panjang Sesar Lembang adalah 22 km melalui citra satelit. Riset lain juga mengatakan bahwa panjang Sesar Lembang adalah antara 20 - 27 km. Karena masalah ini, sebuah teknologi mutakhir yang dibantu teknologi penginderaan jarak jauh LIDAR (Light Detectin and Ranging) memperkirakkan bahwa total panjang Sesar Lembang yang diketahui adalah 29 km karena dari nol dari barat Sesar Lembang membentang dari daerah Padalarang, kemudian melewati Ngamprah, Cihideung, Lembang, dan Bukit Batu Lonceng (Cimenyan). Sedangkan timur melewati Desa Cipanjalu, Kecamatan Cilengkrang, hingga Kabupaten Bandung.

Potensi Gempa Besar Sesar Lembang

Peta satelit Danau Purba Bandung

Hasil kajian terbaru tahun 2017 laju pergeseran Sesar Lembang sekitar 3,0 - 5,5 mm/tahun. Angka ini bertambah dari prediksi tahun 2011 yang menyebut laju pergeserannya 2,0 - 4,0 mm/tahun. Selain itu, riset baru dari Pusat Penelitian Geoteknologi LIPI menemukan bahwa panjang sesar adalah 29 km, bukan 22 km (perkiraan 22 km menurut Google maps).

Hasil riset ini tak lepas berkat pemetaan citra profil morfologi dengan resolusi yang tinggi lewat penggunaan LIDAR (Light Detection and Ranging). Dari data ini, dengan hitung-hitungan formula ahli paleoseismologi, diperolehlah data empiris soal potensi energi seismik yang dihasilkan saat Sesar Lembang aktif. Paleoseismologi adalah studi batuan kuno dan sedimen untuk bukti peristiwa seismik, seperti gempa bumi dan tsunami, dari zaman sebelum catatan disimpan.

Wilayah Bandung Selatan terutama Gedebage dan Cimahi dibangun di atas tanah lunak yang dulunya bekas Danau Purba, saat gempa terjadi penguatan guncangan gempa menjadi jauh lebih besar daripada daerah lain, dengan potensi Likuefaksi yang sangat tinggi.

Potensi Kerusakan

Contoh gempa bumi Sesar lembang, dengan patahan Strike-slip
Kota Bandung dengan populasi 2,5 juta orang akan terdampak langsung, gempa bumi Sesar Lembang

Kerusakan yang bisa terjadi dari gempa yang diakibatkan oleh Sesar Lembang dapat berdampak buruk pada Bandung dan sekitarnya. Bahkan dapat berpotensi sangat menghancurkan kota Bandung. Sebuah studi menyebutkan apa yang terjadi jika gempa datang.

Sebelum gempa datang, biasanya akan ada seekor anjing yang akan menggogong keras karena naluri yang merasakan gelombang. Sebelum menyebabkan gempa, Sesar Lembang akan gelombang primer dengan kecepatan dapat mencapai 5 km/detik sebelum gelombang yang lebih merusak (Gelombang-S) datang yang tidak akan bisa diprediksi kapan terjadinya yang diperkirakkan datang 30 - 90 detik sebelum gelombang selanjutnya datang.

Kerusakan di Bandung Utara (Kabupaten Bandung Barat)

Secara Horizontal, Patahan Lembang membentang sepanjang 29 km dari Kabupaten Bandung Barat (Lembang) hingga Kabupaten Bandung Barat (Padalarang). Daerah yang dilintasi antara lain: Kecamatan Ngamprah, Cisarua, Parongpong, hingga lembang yang berpenduduk sekitar 500.000 jiwa.

Gelombang menghantam hingga gempa pun datang. Gempa dahsyat Sesar Lembang dapat mengakibatkan retakan yang langsung menuju arah Pasar Cibarukai hingga Sekolah Polisi Negara Cimahi. Ia membelah urat jalan utama dari Cimahi Ke Lembang, yakni Jalan Kolonel Masturi. Dari sini, retakan menembus Kampung Gandrung hingga hasilnya akses informasi di sebagian Jawa Barat terganggu karena saluran tv mati total ; ia merobohkan sebelas menara transmisi televisi nasional di sekitar Kampung Gandrung.

Dari Kampung Gandrung, gelombang gempa melewati lembah Kertawangi, menembus desa Panyairan (Parongpong), sebuah restoran bernama "The Peak Resor" Dinning akan luluh lantak karena bangunan yang tidak sanggup menahan goncangan gempa. di Barat, patahan akan mengguncang kompleks perumahan elite bernama "Graha Puspa". Meski tidak persis melewati kompleks perumahan itu, efek getaran bisa kencang sebab gawir jalur utama sesar hanya beberapa meter dari barat Kompleks.

Di tengah ancaman besar ini, sekitar 80 meter dari patahan lembang, ada sebuah kondontel mewah bernama "Boutique Village Bandung Resort" bagunan pesiar 6 lantai 149 kamar yang mungkin akan terancam hancur. Dari Graha Puspa, mengikuti arah patahan ke barat, akan ditemui lokasi vital seperti Observatorium Boscha, Sekolah Staff dan Komando TNI Angkatan Udara, dan Sekolah Kemimpinan Polri. Pemukiman disini relatif padat dan ada banyak lokasi besar yang berisiko sangat besar. Meski, Pemerintah Provinsi Jawa Barat sudah mengatur bahwa jalur patahan harus steril dari bangunan atau pemukiman penduduk, tetapi faktanya berbeda.

Berdadarkan penelitian Geoteknologi LIPI, bila patahan retak secara mekanis, maka ada pergeseran vertikal sekitar 50 CM. Ibarat seperti sebuah rumah berada di tengah jalur retakan patahan Lembang, maka separuh rumah akan naik 50 cm ketika gempa terjadi, sehingga membuat konstruksi bangunan menjadi tidak stabil, terbelah dan akhirnya pun ambruk.

Selain retakan utama, dalam gempa ada yang disebut "Conjugate Vault" atau retakan kecil bercabang. Retakan ini mrnyebabkan belasan rumah rusak akibat dinding terbelah dan beberapa kolam surut akibat airnya meresap ke dalam retakan. Inilah yang terjadi Kampung Muril Rahayu. Gempa Sesar Lembang juga akan menyebabkan longsor di seantero Bandung.

Kerusakan Total di Kota Bandung

Kawasan Kota Bandung yang dulu bekas danau purba berada pada titik paling rendah, yang kini lokasinya di Gedebage. Saat terjadi gempa, entah itu bersumber dari patahan Lembang, Cimandiri, Baribis, atau zona subduksi di Samudra Hindia, Gedebage akan menerima goncangan lebih hebat ketimbang lokasi lain.

Perambatan gelombang gempa sangat bergantung pada berat jenis dan struktur benda yang dilaluinya. Gempa seperti riak air, semakin jauh perambatan, kekuatan gempa semakin melemah. Jarak kota bandung hanyalah 3 km dari jalur utama sesar, ini cukup membuat aktivitas ibukota Jawa Barat lumpuh bila terjadi gempa. Kondisi geologi permukaan wilayah di Kota Bandung bervariasi, dari endapan sangat lunak hingga batuan vulkanik keras. Penting untuk melihat karakterisasi geologi permukaan guna mengidentifikasi tingkat kerentanan penguatan gelombang gempa.

Riset dari peneliti Pusat Survei Geologi ESDM, Marjiyono—yang melakukan mikrotremor di 97 titik di Kota Bandung pada 2011—menunjukkan bahwa faktor penguatan di Kota Bandung berkisar antara 2,1 hingga 17. Di Kawasan Asia-Afrika, penguatan berkisar 4,1. Sementara di Gedebage menjadi paling tinggi: 16,5. Artinya, meski sama-sama terhantam guncangan gempa 6,8 skala Richter, efek goncngan gempa di Gedebage sebesar 16,5 kali lipat lebih besar ketimbang penduduk Lembang. Namun, ancaman gempa Lembang tidak semata di Gedebage. Dengan skala Mercalli X - XI, beberapa wilayah lain terkena guncangan hebat. Daerah-daerah ini adalah Turangga, Lengkong, Babakan Surabaya, Cijagra, Pasir Luyu, Margacinta, Cisaranten Kulon, hingga sebelah selatan Ujung Berung, Cipadung, dan Cibiru. Menurut prediksi Bachtiar, korban akan lebih banyak di Cibiru.

Gempa Lembang juga berpotensi longsor Dago atas, Pasir Wangi, hingga Sisurupan. Kebakan besar akan merembet di kawasan padat penduduk seperti Cicadas, Coblong, atau Taman Sari. Jembatan Pasupati akan rusak parah atau mungkin terbelah. Kajian terbaru dari ITB memprediksi, jika patahan Lembang bergerak aktif, potensi kerugian ekonomi dari kerusakan bangunan bisa mencapai Rp51 triliun. Angka ini lebih besar ketimbang kerugian gempa Aceh 2004 yang ditaksir Rp48,6 triliun. Hasil hitung-hitungan kasar ada sekitar 2,5 juta rumah warga terkena dampak gempa, dengan rincian 1 juta unit rusak kecil, 1 juta rusak sedang, dan 500 ribu rusak total ambruk.

Penanggulangan Bencana

Penanggulangan bencana di Sesar Lembang sedang disiapsiagakan di sekitar Kabupaten Bandung Barat maupun sekitar kota Bandung. Sebuah komunitas pun dibentuk untuk menanggulangi bencana yang dinamai dengan "Avenger" yang merupakan relawan bancana yang dibentuk BNPB. Meskipun begitu, banyak warga bandung maupun KBB dalam menghadapi bencana yang akan mendatang. Oleh karena itu, BNPB membentuk beberapa komunitas yang seluruh anggotanya merupakan warga setempat.

Penanggulangan Kota Cimahi (Zona Merah)

Kota Cimahi sebagai wilayah yang paling terdampak gempa Sesar Lembang. Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Cimahi merilis data potensi kerusakan akibat Sesar Lembang. Dari hasil kajian dan pemetaan, Cimahi bisa terdampak amplifikasi gempa dua kali lebih besar dibanding wilayah yang berada di urat sesar. Jarak Sesar Lembang ke gedung Pemerintahan Kota Cimahi yang merupakan objek vital hanya berkisar 5,8 sampai 6 kilometer.

Jika Sesar Lembang menimbulkan gempa, ini dapat berpotensi besar pada Kota Cimahi dan dapat menyebabkan kerusakan maksimal dan korban jiwa yang masif dan yang tidak dapat terhindarkan. Oleh karena itu, BPBD Kota Cimahi terus melakukan sosialisasi dan mitigasi sebagai upaya pengurangan risiko bencana. BPBD selalu meminta masyarakat agar selalu waspada terhadap gempa yang akan datang.[6]

Potensi gempa di masa depan

Sebuah diagram memperlihatkan episenter fokus gempa bumi pada sebuah sesar aktif

Beberapa pertanyaan mengenai Kapan terjadinya gempa dari Sesar Lembang masih belum terungkap. Penelitian mengenai Sesar Lembang belum baru. Sekitar tahun 1940, ahli bumi atau geolog asal Belanda, R.W. van Bemmelen mencoba untuk mengetahui kapan Sesar Lembang akan menyebabkan gempa.

Riset Sesar Lembang disertakan dalam The Geology of Indonesia (1949), kitab babon yang ditulis oleh van Bemmelin untuk para geolog Indonesia. Ia menyebut pertama kali Sesar Lembang aktif sekitar 100.000 tahun yang lalu, bertepatan dengan pembentukan Kaldera Gunung Sunda yang artinya Sesar Lembang terbentuk bersamaan dengan Kaldera tersebut. Pada tahun 1996, Penelitian Jan Nossim di Kampung Panyairan, Cihideung, menunjukkan pertama kali Sesar Lembang aktif sekitar 24.000 tahun silam.

Sebuah Sesar disebut aktif jika ia pernah bergeser pada Holosen, dimulai 11.500 tahun lalu hingga sekarang. Jelas, jika mengacu pada penelitian van Bemmelin dan Nossim, Sesar Lembang tidak masuk dalam kategori Sesar Aktif.

Namun Argumen ini belakangan berusaha dipatahkan oleh para peneliti mutakhir. Sejak tahun 2006, para ahli dari Geoteknologi LIPI, ITB, Kemenristek, serta beberapa instensi lain, melakukan dua metode lewat pengamatan GPS (Sistem Pemosisi Global) di daratan dan penggaliian hasil longsoran tanah. Hasilnya diketahui lima tahun kemudian pada 2011 bahwa Sesar Lembang dinyatakan aktif. Penelitian ini terus berlanjut hingga sekarang.

Temuan mencengangkan di dapat dari penggalian di Batu Lonceng dan Panyairan setidaknya sudah dua kali gempa bumi besar terjadi di Bandung. Kesimpulan ini berdasarkan penggalian lapisan kontur tanah—atau dalam istilah geologi, struktur beban yang berkelok-kelok. Bentuk berkelo-kelo memanjang ini menandakan gempa bumi besar pernah terjadi. Struktur beban terbentuk akibat guncangan atau getaran tanah menekan lapisan tanah di bawahnya sehingga membentuk batas-batas yang berkelok-kelok.

Mengacu momen aktifitas gempa terakhir pada tahun 2011, patahan ini tidak bergerak selama 557 tahun. Data BMKG selama empat bulan terakhir, di kawasan Cisarua itu sudah terjadi lima gempa berskala kecil. Ini mendorong pertanyaan yang lebih krusial: kapan sesar Lembang bergerak serempak dan menghasilkan gempa besar?.

Sampai sekarang, belum ada teknologi yang bisa memprediksi secara persis soal waktu gempa dan lokasi pusat gempa. Kejadian-kejadian gempa mikro di sekitar kawasan Sesar Lembang, sebagaimana berlangsung selama ini, hanya memberi indikasi kekuatan gempa mendatang.

Destinasi Wisata

Meski berbahaya, Sesar Lembang merupakan tempat wisata yang sangat indah terletak di Kecamatan Cimenyan, Kabupaten Bandung. Destinasi wisata tidak terlepas dari keindahan pesona alamnya. Juga, susunan kokoh batuan yang menjulang tinggi membentuk landform tebing yang memanjang. Udara yang sejuk juga barisan pepohonan yang berada di sekitarnya membuat tempat ini sangat cocok bagi seseorang yang ingin melepas lelah dari kemacetan Ibukota. Salah satu puncak tempat terindahnya adalah Tebing Keraton.

Selain itu, tempat wisata di Sesar Lembang yang terkenal lainnya adalah Gunung batu yang disebut-sebut sebagai puncak dari Sesar Lembang yang berlokasi di Desa Pagerwangi, Kecamatan Lembang, Kabupaten Bandung Barat. Di gunung batu para wisatawan atau pengunjung dapat melakukan beberapa kegiatan seperti berkemah, menikmati suasa di puncak gunung, dan lain sebagainya.

Lihat pula

Sesar di Jawa Barat lainnya

Sesar aktif lainnya di Indonesia

Sesar Serupa

Referensi

  1. ^ Mahbub, Amri (2018-10-04). "5 Fakta Sesar Lembang di Bandung: Sesar Aktif Sepanjang 29 KM". Tempo (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2019-09-29. 
  2. ^ "Waspada 'Ular Panjang' Bernama Sesar Lembang". kumparan. Diakses tanggal 2019-10-11. 
  3. ^ "The seismic hazard from the Lembang Fault, Indonesia, derived from InSAR and GNSS data" (dalam bahasa Inggris). European Geosciences Union. Diakses tanggal 8 Oktober 2024. 
  4. ^ "2.7 million people in Bandung are vulnerable to being affected by the earthquake" (dalam bahasa Inggris). Kompas.id. Diakses tanggal 26 November 2024. 
  5. ^ "Earthquake Geology of the Lembang Fault, West Java, Indonesia" (dalam bahasa Inggris). Institut Teknologi Bandung. Diakses tanggal 8 Oktober 2024. 
  6. ^ Maulana, Yudha. "Kota Cimahi Masuk Zona Merah Potensi Kerusakan Sesar Lembang". detiknews. Diakses tanggal 2019-10-18. 

Pranala luar

Kembali kehalaman sebelumnya